Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang menginisiasi penanaman perdana demplot bawang merah seluas 3 hektare di Desa Banjiran, Kecamatan Warungasem karena proses produksinya lebih hemat air.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang Heru Yuwono di Batang, Kamis, mengatakan bahwa penanaman perdana bawang merah bekerja sama dengan pengekspor dari Kabupaten Brebes.
"Pada tahapan ini, nantinya area lahan masih digarap petani dari Brebes sambil memberikan layanan konsultasi (coaching clinic) kepada petani Batang. pengekspor inilah yang nantinya juga akan membeli hasil tanam bawang merah," katanya.
Menurut dia, demplot bawang merah di Kecamatan warungasem ini akan dijadikan proyek percontohan (pilot project) di Kabupaten Batang.
"Jika berhasil (hasil tanam bawang maksimal) nantinya, kami akan lakukan penanaman bawang merah di beberapa area sawah terdampak tol Trans Jawa di sepanjang wilayah Batang," katanya.
Baca juga: Petani lereng Sumbing panen bawang merah saat harga tinggi
Tanaman bawang merah ini bisa dipanen dalam waktu sekitar 50 hari sampai 60 hari ke depan.
"Kemudian setelah sebulan dari penanaman, tanaman bawang merah ini akan ditumpangsarikan dengan cabai," katanya.
Pengekspor asal Brebes Alex mengatakan untuk tanam perdana bawang merah di Desa Banjiran masih bersifat "coaching clinic" dari petani Brebes kepada petani Kabupaten Batang.
Pada tahap pertama dan kedua, kata dia, akan dilakukan oleh petani Brebes, kemudian pada tahap tiga serta empat akan diserahkan petani setempat secara bertahap. Pada tahap empat ini, petani Batang secara mandiri menanam bawang merah," katanya.
Ia menambahkan biaya produksi atau modal tanaman bawang merah mencapai sekitar Rp90 juta per hektare dengan asumsi akan menghasilkan sekitar 12 ton bawang merah per hektare.
Baca juga: Harga bawang merah di Kudus masih tinggi
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang Heru Yuwono di Batang, Kamis, mengatakan bahwa penanaman perdana bawang merah bekerja sama dengan pengekspor dari Kabupaten Brebes.
"Pada tahapan ini, nantinya area lahan masih digarap petani dari Brebes sambil memberikan layanan konsultasi (coaching clinic) kepada petani Batang. pengekspor inilah yang nantinya juga akan membeli hasil tanam bawang merah," katanya.
Menurut dia, demplot bawang merah di Kecamatan warungasem ini akan dijadikan proyek percontohan (pilot project) di Kabupaten Batang.
"Jika berhasil (hasil tanam bawang maksimal) nantinya, kami akan lakukan penanaman bawang merah di beberapa area sawah terdampak tol Trans Jawa di sepanjang wilayah Batang," katanya.
Baca juga: Petani lereng Sumbing panen bawang merah saat harga tinggi
Tanaman bawang merah ini bisa dipanen dalam waktu sekitar 50 hari sampai 60 hari ke depan.
"Kemudian setelah sebulan dari penanaman, tanaman bawang merah ini akan ditumpangsarikan dengan cabai," katanya.
Pengekspor asal Brebes Alex mengatakan untuk tanam perdana bawang merah di Desa Banjiran masih bersifat "coaching clinic" dari petani Brebes kepada petani Kabupaten Batang.
Pada tahap pertama dan kedua, kata dia, akan dilakukan oleh petani Brebes, kemudian pada tahap tiga serta empat akan diserahkan petani setempat secara bertahap. Pada tahap empat ini, petani Batang secara mandiri menanam bawang merah," katanya.
Ia menambahkan biaya produksi atau modal tanaman bawang merah mencapai sekitar Rp90 juta per hektare dengan asumsi akan menghasilkan sekitar 12 ton bawang merah per hektare.
Baca juga: Harga bawang merah di Kudus masih tinggi