Solo (ANTARA) - Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Surakarta memastikan abstain Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 yang bakal dilaksanakan pada 9 Desember mendatang.
Hal tersebut dilakukan setelah DPD PKS Kota Surakarta melakukan survei bersama lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) di wilayah lima kecamatan di Solo, kata Ketua DPD PKS Kota Surakarta, Abdul Gofar Ismail, di Solo, Jumat.
"PKS telah menentukan sikap untuk abstain pada Pilkada 2020. Hal ini, diambil setelah PKS melakukan serangkaian upaya. Kami melakukan jajak pendapat dengan internal kader selama 2 bulan sejak September hingga November 2020," kata Abdul Gofar Ismael.
Selain itu, PKS Surakarta juga melakukan silaturahmi dengan para tokoh PKS, baik tokoh yang secara terang-terangan mendukung PKS maupun yang membersamai partainya. Hasilnya banyak tokoh menyarankan untuk abstain pada Pilkada tahun ini.
PKS dan tokoh masyarakat mengajak kepada semua elemen baik peserta pemilu dan masyarakat untuk menjaga kondusifitas Pilkada 2020 dengan saling menghormati setiap pilihan warga masyarakat yang dilindungi konstitusi, hindari intimidasi p pemilih dan politik uang yang bisa merusak demokrasi Kota Surakarta.
Abdul Gofar Ismail mengatakan langkah terakhir yang dilakukan yakni melakukan survei secara umum melalui tim Litbang DPD PKS. Ada 400 responden yang dilibatkan dalam survei ini, termasuk kader dan masyarakat umum yang tersebar di lima kecamatan di Solo.
"Hasilnya responden sekitar 54 persen menyatakan abstain. Sebanyak 24 persen belum menentukan pilihan, dan sisanya akan memberikan pilihan paslon. Untuk itu, dari hasil survei akhirnya PKS memutuskan untuk abstain," kata Abdul Gofar.
Menyinggung soal sikap PKS yang abstain itu, apakah dengan golput, kata Abdul Gofar, membenarkan untuk Pilkada 2020. Meskipun, PKS dengan abstain, partainya terkesan tidak ingin ikut campur dalam pilkada.
"Hasil survei itu sudah disampaikan ke DPP dan DPW PKS Jateng. Partainya tetap mengarahkan pada sikap abstain pada Pilkada 2020," katanya.
Sementara terkait hasil survei secara total, awalnya PKS tidak ingin menjabarkan hasil seluruhnya. Namun, PKS pada akhirnya membuka hasil survei secara transparan.
Sebanyak 24 persen responden belum menyatakan pilihannya, dan 22 persen sudah memilih. Sebanyak 14 persen memilih pasangan Gibran-Teguh, dan delapan persen memilih pasangan Bajo.
PKS saat ditanya alasan baru membuka surveinya, dia mengatakan survei selesai pada bulan November 2020. Namun, karena ada pergantian pengurus di DPP PKS maka pihaknya menunggu hingga ada Presiden PKS baru.
"Kami sempat menunggu siapa tahu ada perubahan. Namun, ternyata hasilnya tetap kami sampaikan ini," katanya.
Hal tersebut dilakukan setelah DPD PKS Kota Surakarta melakukan survei bersama lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) di wilayah lima kecamatan di Solo, kata Ketua DPD PKS Kota Surakarta, Abdul Gofar Ismail, di Solo, Jumat.
"PKS telah menentukan sikap untuk abstain pada Pilkada 2020. Hal ini, diambil setelah PKS melakukan serangkaian upaya. Kami melakukan jajak pendapat dengan internal kader selama 2 bulan sejak September hingga November 2020," kata Abdul Gofar Ismael.
Selain itu, PKS Surakarta juga melakukan silaturahmi dengan para tokoh PKS, baik tokoh yang secara terang-terangan mendukung PKS maupun yang membersamai partainya. Hasilnya banyak tokoh menyarankan untuk abstain pada Pilkada tahun ini.
PKS dan tokoh masyarakat mengajak kepada semua elemen baik peserta pemilu dan masyarakat untuk menjaga kondusifitas Pilkada 2020 dengan saling menghormati setiap pilihan warga masyarakat yang dilindungi konstitusi, hindari intimidasi p pemilih dan politik uang yang bisa merusak demokrasi Kota Surakarta.
Abdul Gofar Ismail mengatakan langkah terakhir yang dilakukan yakni melakukan survei secara umum melalui tim Litbang DPD PKS. Ada 400 responden yang dilibatkan dalam survei ini, termasuk kader dan masyarakat umum yang tersebar di lima kecamatan di Solo.
"Hasilnya responden sekitar 54 persen menyatakan abstain. Sebanyak 24 persen belum menentukan pilihan, dan sisanya akan memberikan pilihan paslon. Untuk itu, dari hasil survei akhirnya PKS memutuskan untuk abstain," kata Abdul Gofar.
Menyinggung soal sikap PKS yang abstain itu, apakah dengan golput, kata Abdul Gofar, membenarkan untuk Pilkada 2020. Meskipun, PKS dengan abstain, partainya terkesan tidak ingin ikut campur dalam pilkada.
"Hasil survei itu sudah disampaikan ke DPP dan DPW PKS Jateng. Partainya tetap mengarahkan pada sikap abstain pada Pilkada 2020," katanya.
Sementara terkait hasil survei secara total, awalnya PKS tidak ingin menjabarkan hasil seluruhnya. Namun, PKS pada akhirnya membuka hasil survei secara transparan.
Sebanyak 24 persen responden belum menyatakan pilihannya, dan 22 persen sudah memilih. Sebanyak 14 persen memilih pasangan Gibran-Teguh, dan delapan persen memilih pasangan Bajo.
PKS saat ditanya alasan baru membuka surveinya, dia mengatakan survei selesai pada bulan November 2020. Namun, karena ada pergantian pengurus di DPP PKS maka pihaknya menunggu hingga ada Presiden PKS baru.
"Kami sempat menunggu siapa tahu ada perubahan. Namun, ternyata hasilnya tetap kami sampaikan ini," katanya.