Dokter: Hidung dan mulut perlu dianggap sebagai aurat baru

Kamis, 1 Oktober 2020 18:42 WIB

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis bedah orthopedi dan traumatologi dari Rumah Sakit YARSI dr Norman Zainal mengatakan perlu ada perubahan perilaku di masyarakat untuk menganggap hidung dan mulutnya sebagai aurat yang perlu ditutup.

"Saya yakin penularan COVID-19 akan turun drastis ketika hidung dan mulut dianggap sebagai aurat, sehingga orang merasa malu ketika berbicara tanpa menggunakan masker," kata Norman dalam acara bincang-bincang Satuan Tugas Penanganan COVID-19 yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia dari Gedung Graha BNPB, Jakarta, Kamis.

Norman mengatakan bila seseorang sudah menganggap hidung dan mulutnya sebagai aurat dia akan malu tidak menggunakan masker, sebagaimana dia malu ketika bertemu dengan tetangganya tanpa pakaian yang sopan.

Bila hal itu bisa terjadi, Norman meyakini penularan COVID-19 akan menurun drastis. Karena itu, dia mengatakan sosialisasi penggunaan masker perlu menjadi salah satu fokus dalam upaya pencegahan penularan COVID-19.

"Masker adalah alat mencegah menularkan dan tertular dari COVID-19, yang secara teoritis, ilmiah, dan akal sehat bisa diterima dan diyakini secara mekanik dapat mencegah penularan," tuturnya.

Baca juga: IDI minta masyarakat terapkan protokol kesehatan secara ketat

Baca juga: Penggunaan masker dengan benar cara murah kendalikan COVID-19


Norman mengatakan terdapat beberapa macam masker yang bisa digunakan untuk mencegah penularan COVID-19. Pertama adalah masker bedah N-95 yang digunakan para dokter bedah di ruang operasi.

"Angka 95 pada masker ini berarti 95 persen diyakini dapat mencegah droplet. Saya menggunakan masker ini di ruang operasi karena selama pandemi ini tetap harus melakukan operasi dan kita tidak tahu yang dioperasi positif COVID-19 atau tidak. Alhamdulillah sampai sekarang selamat," katanya.

Jenis masker lainnya adalah masker medis dan masker kain. Norman mengatakan pemerintah dan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 perlu terus menerus mempromosikan penggunaan masker.

Menurut Norman, sebenarnya sudah banyak sosialisasi penggunaan masker yang dilakukan. Mengapa ketaatan di masyarakat tidak seperti yang diharapkan? Norman mengatakan karena belum ada keteladanan.

"Masih kita masih sangat paternalistik. Melihat seperti apa tokoh panutannya. Karena itu, pemerintah dan Satgas perlu memberikan edukasi, tidak hanya kepada masyarakat, tetapi juga kepada para tokoh panutan itu agar bisa memberikan keteladanan yang baik," tuturnya. 

Baca juga: Penggunaan masker harus sesuai standar

Baca juga: Dokter paru: Penggunaan setiap jenis masker terkait risiko penularan

Pewarta : Dewanto Samodro
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Ganjar jangan "bengok-bengok" di medsos soal Sekda Blora diminta mundur

11 May 2020 15:31 Wib, 2020

Sembilan polisi penganiaya Zainal hingga tewas ditahan

25 September 2019 15:04 Wib, 2019

Pakar UGM: Penolakan Prabowo tak pengaruhi apa pun

15 May 2019 14:55 Wib, 2019

FPI Jateng yakin petisi penolakan izin tak pengaruhi pemerintah

08 May 2019 19:48 Wib, 2019

LPP: Relawan demokrasi berintegritas mampu tingkatkan kehadiran pemilih

15 January 2019 8:25 Wib, 2019
Terpopuler

500 pembalap sepeda ikuti Criterium Open Championship Cilacap

OLAHRAGA - 14 December 2024 17:41 Wib

Kemendagri sedang susun desain besar otonomi daerah

NASIONAL - 17 December 2024 13:53 Wib

BRI pastikan data nasabah aman, merespons dugaan serangan ransomware

NASIONAL - 19 December 2024 9:43 Wib

Pemkab Temanggung pantau stok - harga sembako jelang Nataru

EKONOMI - 14 December 2024 20:14 Wib

Kemenkumham Jateng-DPRD Kota Semarang bahas Raperda HAM

PERISTIWA - 17 December 2024 14:44 Wib