Magelang (ANTARA) - Kota Magelang berhasil mengendalikan kasus COVID-19 karena angka reproduksi efektif rendah, kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Magelang Majid Rohmawanto.
Majid di Magelang, Selasa, mengatakan perkembangan kasus virus corona di Kota Magelang menunjukkan tren yang sangat baik. Kasus positif COVID-19 terakhir terjadi pada 13 Juni 2020.
Ia menjelaskan berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah per 26 Juni 2020, angka reproduksi efektif (Rt) Kota Magelang adalah 0,14.
Menurut dia, jika angka Rt di bawah satu, maka peluang penyakit itu menular ke orang lainnya lebih rendah, berarti kasus COVID-19 di Kota Magelang sudah bisa dikendalikan setelah Pemkot memberlakukan sejumlah upaya percepatan penanganan COVID-19.
Baca juga: Pasien COVID-19 sembuh di Kota Magelang tambah dua orang
"Angka Rt Kota Magelang 0,14. Dengan angka ini, kita peringkat 17 daerah di Jawa Tengah yang memiliki angka Rt kurang dari 1," katanya.
Namun, Kota Magelang masih masuk kategori daerah di Jawa Tengah dengan peta/zonasi risiko penularan kategori sedang (orange). Zonasi risiko dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan, meliputi indikator epidemiologi, indikator surveilans kesehatan masyarakat dan pelayanan masyarakat.
"Berdasarkan hitungan indikator-indikator tersebut, Kota Magelang memiliki skor sebesar 1,93. Artinya, potensi penularan virus corona di Kota Magelang itu masih cukup tinggi," katanya.
Potensi penularan dinilai masih tinggi karena beberapa kendala, antara lain laju insidensi (perbandingan suatu kejadian dengan jumlah penduduk) kasus positif per 100.000 penduduk akan selalu tinggi, karena jumlah penduduk Kota Magelang kurang dari 150.000 jiwa.
"Jadi, mesti berat, begitu muncul satu kasus, laju insidensi kita langsung tinggi," katanya.
Kemudian, faktor lainnya adalah banyaknya para pendatang dari luar daerah yang berisiko menyumbang angka kesakitan dan kurangnya kedisiplinan masyarakat di area publik dalam mematuhi protokol kesehatan.
Baca juga: Puluhan orang terjaring operasi tertib masker di Magelang
"Selain itu, masih ada masyarakat yang belum menerima pasien dengan karantina mandiri, sementara pasien sudah bosan di rumah sakit," katanya.
Menurut dia, hal yang perlu dilakukan guna menekan potensi penularan adalah kerja sama semua pihak dalam penegakan protokol kesehatan di semua lini serta penguatan di masyarakat sehingga bisa menerima pasien dengan tanpa gejala.
Hal ini sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo yang meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk memprioritaskan wilayah dengan risiko penularan tinggi. Upaya yang dilakukan antara lain dengan mengerahkan lebih banyak personel TNI dan Polri untuk memitigasi penularan yang lebih luas.
Selanjutnya, gugus tugas di tingkat daerah juga bisa melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, budayawan, dan antropolog dalam mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai bahaya Covid-19 dan pentingnya mematuhi protokol kesehatan.
Baca juga: Pensiunan PNS diminta jadi agen kesehatan pencegahan COVID-19
Berdasarkan data 30 Juni 2020 menyebutkan total kasus positif COVID-19 di Kota Magelang 33 orang, dengan rincian pasien dirawat di rumah sakit 0, karantina mandiri 1 orang, sembuh 28 orang dan meninggal dunia 4 orang.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito merasa bersyukur kasus COVID-19 di wilayahnya sudah turun drastis. Namun, dia mengingatkan semua pihak untuk tetap waspada dalam menjalankan aktivitas kegiatan di mana pun berada dan tetap disiplin pada protokol kesehatan.
"Saya mengharapkan masyarakat Kota Magelang saat ini tidak perlu bepergian kecuali penting/mendesak, dan tidak menerima tamu dari luar kota untuk bermalam," katanya.
Sigit mengaku sudah menginstruksikan camat, lurah, ketua RW dan ketua RT untuk dapat melaksanakan instruksi tersebut, karena selama ini pasien yang positif terpapar COVID-19 memiliki riwayat usai berkunjung atau menerima tamu dari luar kota.
"Semua ini kita lakukan tidak lain semata-mata agar rakyat tetap sehat," katanya.
Majid di Magelang, Selasa, mengatakan perkembangan kasus virus corona di Kota Magelang menunjukkan tren yang sangat baik. Kasus positif COVID-19 terakhir terjadi pada 13 Juni 2020.
Ia menjelaskan berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah per 26 Juni 2020, angka reproduksi efektif (Rt) Kota Magelang adalah 0,14.
Menurut dia, jika angka Rt di bawah satu, maka peluang penyakit itu menular ke orang lainnya lebih rendah, berarti kasus COVID-19 di Kota Magelang sudah bisa dikendalikan setelah Pemkot memberlakukan sejumlah upaya percepatan penanganan COVID-19.
Baca juga: Pasien COVID-19 sembuh di Kota Magelang tambah dua orang
"Angka Rt Kota Magelang 0,14. Dengan angka ini, kita peringkat 17 daerah di Jawa Tengah yang memiliki angka Rt kurang dari 1," katanya.
Namun, Kota Magelang masih masuk kategori daerah di Jawa Tengah dengan peta/zonasi risiko penularan kategori sedang (orange). Zonasi risiko dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan, meliputi indikator epidemiologi, indikator surveilans kesehatan masyarakat dan pelayanan masyarakat.
"Berdasarkan hitungan indikator-indikator tersebut, Kota Magelang memiliki skor sebesar 1,93. Artinya, potensi penularan virus corona di Kota Magelang itu masih cukup tinggi," katanya.
Potensi penularan dinilai masih tinggi karena beberapa kendala, antara lain laju insidensi (perbandingan suatu kejadian dengan jumlah penduduk) kasus positif per 100.000 penduduk akan selalu tinggi, karena jumlah penduduk Kota Magelang kurang dari 150.000 jiwa.
"Jadi, mesti berat, begitu muncul satu kasus, laju insidensi kita langsung tinggi," katanya.
Kemudian, faktor lainnya adalah banyaknya para pendatang dari luar daerah yang berisiko menyumbang angka kesakitan dan kurangnya kedisiplinan masyarakat di area publik dalam mematuhi protokol kesehatan.
Baca juga: Puluhan orang terjaring operasi tertib masker di Magelang
"Selain itu, masih ada masyarakat yang belum menerima pasien dengan karantina mandiri, sementara pasien sudah bosan di rumah sakit," katanya.
Menurut dia, hal yang perlu dilakukan guna menekan potensi penularan adalah kerja sama semua pihak dalam penegakan protokol kesehatan di semua lini serta penguatan di masyarakat sehingga bisa menerima pasien dengan tanpa gejala.
Hal ini sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo yang meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk memprioritaskan wilayah dengan risiko penularan tinggi. Upaya yang dilakukan antara lain dengan mengerahkan lebih banyak personel TNI dan Polri untuk memitigasi penularan yang lebih luas.
Selanjutnya, gugus tugas di tingkat daerah juga bisa melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, budayawan, dan antropolog dalam mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai bahaya Covid-19 dan pentingnya mematuhi protokol kesehatan.
Baca juga: Pensiunan PNS diminta jadi agen kesehatan pencegahan COVID-19
Berdasarkan data 30 Juni 2020 menyebutkan total kasus positif COVID-19 di Kota Magelang 33 orang, dengan rincian pasien dirawat di rumah sakit 0, karantina mandiri 1 orang, sembuh 28 orang dan meninggal dunia 4 orang.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito merasa bersyukur kasus COVID-19 di wilayahnya sudah turun drastis. Namun, dia mengingatkan semua pihak untuk tetap waspada dalam menjalankan aktivitas kegiatan di mana pun berada dan tetap disiplin pada protokol kesehatan.
"Saya mengharapkan masyarakat Kota Magelang saat ini tidak perlu bepergian kecuali penting/mendesak, dan tidak menerima tamu dari luar kota untuk bermalam," katanya.
Sigit mengaku sudah menginstruksikan camat, lurah, ketua RW dan ketua RT untuk dapat melaksanakan instruksi tersebut, karena selama ini pasien yang positif terpapar COVID-19 memiliki riwayat usai berkunjung atau menerima tamu dari luar kota.
"Semua ini kita lakukan tidak lain semata-mata agar rakyat tetap sehat," katanya.