Temanggung (ANTARA) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan musim kemarau tahun ini tidak seekstrem musim serupa pada 2019.
"Saat ini di sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau," katanya usai panen bawang merah pada sekolah lapang iklim di Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu.
Meskipun tidak akan seekstrem musim kemarau 2019, katanya, ada sebagian wilayah, terutama di Pantura Jawa, akan lebih kering dari normalnya.
"Musim kemarau tahun ini tidak seektrem tahun lalu, jadi kondisinya masih normal kecuali di beberapa wilayah di sepanjang Pantura Jawa. Di sepanjang pantura itu kondisinya akan lebih kering dari normal meskipun tidak sekering tahun lalu," katanya.
Lebih kering dari normal, artinya curah hujan dalam 10 hari kurang dari 50 milimeter, bahkan bisa sampai 0.
Baca juga: Masuki musim kemarau, PDAM Kudus pastikan stok air untuk pelanggan aman
Ia mengingatkan masyarakat di wilayah yang di bawah normal untuk lebih waspada karena bisa terjadi kekeringan.
"Kalau kekeringan bisa kekurangan air, kesulitan irigasi yang nantinya bisa berpengaruh pada tanaman pertanian. Secara umum gambarannya hujan itu berkurang tapi tidak kering. Artinya, kalau ada mata air tidak kering masih muncul airnya," katanya.
Ia menyampaikan pada Juni 2020 sebagian sudah masuk musim kemarau dengan perkiraan kemarau adalah pada Agustus 2020, sedangkan musim hujan di Indonesia diperkirakan mulai muncul secara bervariasi mulai Oktober hingga Desember 2020.
Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Tuban Wiyoso mengatakan di wilayahnya sebagian besar normal.
Dalam peta prasifat musim kemarau 2020 ada tiga zona dalam masa kemarau, yakni hijau, kuning, dan cokelat.
Warna hijau di bawah normal, kuning normal, dan warna cokelat kering.
Wilayah Jateng yang mengalami kekeringan atau lebih kering dari normal, antara lain Tegal, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Grobongan, dan Blora.
Daerah yang juga akan sebagian wilayah mengalami keadaan lebih kering dari normal, Sragen, Jepara, Temanggung, Purbalingga, Wonogiri, Banjarnegara, dan Cilacap.
Baca juga: Sebagian Jateng selatan diprakirakan masuki awal musim kemarau
Baca juga: Kemarau, masyarakat diminta tetap waspadai DBD
"Saat ini di sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau," katanya usai panen bawang merah pada sekolah lapang iklim di Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu.
Meskipun tidak akan seekstrem musim kemarau 2019, katanya, ada sebagian wilayah, terutama di Pantura Jawa, akan lebih kering dari normalnya.
"Musim kemarau tahun ini tidak seektrem tahun lalu, jadi kondisinya masih normal kecuali di beberapa wilayah di sepanjang Pantura Jawa. Di sepanjang pantura itu kondisinya akan lebih kering dari normal meskipun tidak sekering tahun lalu," katanya.
Lebih kering dari normal, artinya curah hujan dalam 10 hari kurang dari 50 milimeter, bahkan bisa sampai 0.
Baca juga: Masuki musim kemarau, PDAM Kudus pastikan stok air untuk pelanggan aman
Ia mengingatkan masyarakat di wilayah yang di bawah normal untuk lebih waspada karena bisa terjadi kekeringan.
"Kalau kekeringan bisa kekurangan air, kesulitan irigasi yang nantinya bisa berpengaruh pada tanaman pertanian. Secara umum gambarannya hujan itu berkurang tapi tidak kering. Artinya, kalau ada mata air tidak kering masih muncul airnya," katanya.
Ia menyampaikan pada Juni 2020 sebagian sudah masuk musim kemarau dengan perkiraan kemarau adalah pada Agustus 2020, sedangkan musim hujan di Indonesia diperkirakan mulai muncul secara bervariasi mulai Oktober hingga Desember 2020.
Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Tuban Wiyoso mengatakan di wilayahnya sebagian besar normal.
Dalam peta prasifat musim kemarau 2020 ada tiga zona dalam masa kemarau, yakni hijau, kuning, dan cokelat.
Warna hijau di bawah normal, kuning normal, dan warna cokelat kering.
Wilayah Jateng yang mengalami kekeringan atau lebih kering dari normal, antara lain Tegal, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Grobongan, dan Blora.
Daerah yang juga akan sebagian wilayah mengalami keadaan lebih kering dari normal, Sragen, Jepara, Temanggung, Purbalingga, Wonogiri, Banjarnegara, dan Cilacap.
Baca juga: Sebagian Jateng selatan diprakirakan masuki awal musim kemarau
Baca juga: Kemarau, masyarakat diminta tetap waspadai DBD