Kudus (ANTARA) - Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus, Jawa Tengah, mulai menerapkan program aman dari penyakit virus corona (COVID-19) dengan melakukan tes corona menggunakan tes diagnostik cepat atau rapid diagnostic test (RDT) terhadap 1.423 karyawan.
"Program tersebut kami jalankan sejak 20 April 2020 dengan menyasar karyawan mulai tenaga kebersihan, keamanan, staf parkir, hingga staf koperasi karyawan hingga dokter praktik atau Internsip Dokter Indonesia (PIDI)," kata Direktur Utama RS Mardi Rahayu Pujianto di Kudus, Senin.
Tujuan "screening" atau penyaringan tersebut untuk menciptakan keselamatan pasien dan staf rumah sakit karena bagi yang hasil RDT reaktif langsung diisolasi mandiri untuk kewaspadaan bersama.
Baca juga: Rombongan santri pulang dari ponpes jalani pemeriksaan di Temanggung
Baca juga: Hasil tes cepat 17 warga Pati pulang dari Bali negatif COVID-19
Dari Hasil penyaringan menggunakan RDT tersebut, terdapat 15,8 persen yang hasil RDT-nya reaktif dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan swab (usap) dua kali dengan jadwal menyesuaikan kemampuan laboratorium rujukan dan dilakukan telusur kontak eratnya yang kemudian kontak eratnya juga ditindaklanjuti dengan dilakukan penyaringan RDT.
Dari 15,8 persen staf yang RDT-nya reaktif, sampai saat ini ada 37 orang yang hasil swabnya negatif, sedangkan 13 orang hasil swabnya positif.
"Sesuai instruksi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus mereka diisolasi di ruang perawatan RS Mardi Rahayu, sementara proses pemeriksaan swabnya masih terus berlangsung," ujarnya.
Pemkab Kudus juga menyediakan tempat isolasi di salah satu hotel di Kudus sedangkan Pemprov Jateng menyediakan di Hotel Kesambi, Semarang, sedangkan rumah sakit juga menyediakan tempat isolasi di salah satu gedung di lingkungan RS.
Ada pula, kata dia, yang melakukan isolasi mandiri di rumahnya sendiri sambil menunggu jadwal pengambilan dan pemeriksaan swab.
Untuk skrining RDT terhadap 763 orang yang kontak erat, sebanyak 359 orang di antaranya sudah dilakukan, sisanya 404 orang akan diselesaikan sampai tanggal 5 Mei 2020.
Terkait pelayanan kesehatan di rumah sakit, ditegaskan masih tetap berjalan karena jumlah ketenagaan rumah sakit masih sangat mencukupi.
"Masyarakat tidak perlu khawatir untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan di RS Mardi Rahayu, di Pelayanan Rawat Inap RS Mardi Rahayu telah menerapkan kebijakan satu pasien satu kamar sejak pertengahan April 2020 dan di bagian pelayanan rawat jalan sejak 1 April 2020 dilakukan penyaringan pengunjung di posko COVID-19 dan berbagai pembatasan lainnya," ujarnya.
"Program tersebut kami jalankan sejak 20 April 2020 dengan menyasar karyawan mulai tenaga kebersihan, keamanan, staf parkir, hingga staf koperasi karyawan hingga dokter praktik atau Internsip Dokter Indonesia (PIDI)," kata Direktur Utama RS Mardi Rahayu Pujianto di Kudus, Senin.
Tujuan "screening" atau penyaringan tersebut untuk menciptakan keselamatan pasien dan staf rumah sakit karena bagi yang hasil RDT reaktif langsung diisolasi mandiri untuk kewaspadaan bersama.
Baca juga: Rombongan santri pulang dari ponpes jalani pemeriksaan di Temanggung
Baca juga: Hasil tes cepat 17 warga Pati pulang dari Bali negatif COVID-19
Dari Hasil penyaringan menggunakan RDT tersebut, terdapat 15,8 persen yang hasil RDT-nya reaktif dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan swab (usap) dua kali dengan jadwal menyesuaikan kemampuan laboratorium rujukan dan dilakukan telusur kontak eratnya yang kemudian kontak eratnya juga ditindaklanjuti dengan dilakukan penyaringan RDT.
Dari 15,8 persen staf yang RDT-nya reaktif, sampai saat ini ada 37 orang yang hasil swabnya negatif, sedangkan 13 orang hasil swabnya positif.
"Sesuai instruksi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus mereka diisolasi di ruang perawatan RS Mardi Rahayu, sementara proses pemeriksaan swabnya masih terus berlangsung," ujarnya.
Pemkab Kudus juga menyediakan tempat isolasi di salah satu hotel di Kudus sedangkan Pemprov Jateng menyediakan di Hotel Kesambi, Semarang, sedangkan rumah sakit juga menyediakan tempat isolasi di salah satu gedung di lingkungan RS.
Ada pula, kata dia, yang melakukan isolasi mandiri di rumahnya sendiri sambil menunggu jadwal pengambilan dan pemeriksaan swab.
Untuk skrining RDT terhadap 763 orang yang kontak erat, sebanyak 359 orang di antaranya sudah dilakukan, sisanya 404 orang akan diselesaikan sampai tanggal 5 Mei 2020.
Terkait pelayanan kesehatan di rumah sakit, ditegaskan masih tetap berjalan karena jumlah ketenagaan rumah sakit masih sangat mencukupi.
"Masyarakat tidak perlu khawatir untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan di RS Mardi Rahayu, di Pelayanan Rawat Inap RS Mardi Rahayu telah menerapkan kebijakan satu pasien satu kamar sejak pertengahan April 2020 dan di bagian pelayanan rawat jalan sejak 1 April 2020 dilakukan penyaringan pengunjung di posko COVID-19 dan berbagai pembatasan lainnya," ujarnya.