Semarang (ANTARA) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah menggelar inspeksi ke sejumlah pasar tradisional dan distributor di Kota Semarang, Senin, sebagai upaya menstabilkan harga bawang putih di pasaran.
Tim yang terdiri atas Biro Perekonomian Setda Provinsi Jateng, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Perwakilan Bank Indonesia, dan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng, pertama kali menyambangi pedagang di penampungan pedagang Pasar Johar Semarang.
Di lokasi tersebut, TPID menemukan fakta bahwa bawang putih yang awalnya dijual Rp45.000 sampai Rp50.000 per kilogram, kini harganya justru turun menjadi Rp29.000/kg.
Narti, pedagang di Pasar Johar, penurunan harga tersebut mulai berlaku pada hari itu.
Baca juga: Harga bawang putih di Batang naik 100 persen
Baca juga: Harga bawang putih meroket, Pemkot Surakarta tunggu kebijakan pusat
Ia sempat kaget karena pada hari Sabtu (8/2) harga bawang putih masih Rp45.000/kg.
Hal serupa disampaikan oleh Giyarto, pemasok bawang, yang menyebutkan jika turunnya harga bawang putih itu diinformasikan dari distributornya di Surabaya.
"Informasi dari Surabaya sudah mulai turun harganya sehingga di sini, ya, menyesuaikan saja harganya sekitar Rp35.000/kg sekitar Rp45.000—Rp46.000/kg," ujar Giyarto.
Kendati demikian, sebagai pedagang dia mengaku mengalami kerugian akibat naiknya bawang putih karena stok yang dijualnya hari ini dibeli dengan harga lumayan tinggi. Namun, dia menyadari hal itu bagian dari bisnis.
"Stok punya saya kemarin beli awal bulan Februari, tanggal 1 sampai 4 kemarin, harganya, ya, masih tinggi. Sekarang harganya turun, ya, seperti itu biasa dahulu pernah seperti ini juga," katanya.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Provinsi Jateng Mohammad Santoso mengatakan bahwa inspeksi ini menindaklanjuti kenaikan bawang putih beberapa hari belakangan akibat pembatasan impor dari Tiongkok guna mengantisipasi penyebaran virus Corona.
"Namun, hal itu tak terbukti (isu penyebab virus Corona, red.), kemarin ada rapat di Jakarta mengenai rekomendasi (impor) sudah dikeluarkan. Dengan itu, harga sudah berangsur-angsur turun," ujarnya.
Terkait dengan stok bawang putih di pasaran, Santoso meminta masyarakat tidak khawatir mengenai hal itu karena pengadaan impor sudah ditentukan oleh pemerintah pusat terkait dengan kebutuhan tiap-tiap daerah.
Sementara itu, perwakilan dari Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Semarang Cisilia Tri widiyanti mengatakan bahwa bawang putih yang beredar di Jateng sudah melalui tahap pemeriksaan dan dapat dipastikan bahwa komoditas tersebut terbebas dari penyakit.
"Pintu masuk bawang putih di Jateng, masuknya lewat Surabaya. Barang yang sudah dikeluarkan, sudah dicek fisik maupun uji laboratorium, virus Corona belum sentuh barang hortikultura," katanya.
Baca juga: Harga bawang putih di Kudus melambung jadi Rp50.000/kg
Tim yang terdiri atas Biro Perekonomian Setda Provinsi Jateng, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Perwakilan Bank Indonesia, dan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng, pertama kali menyambangi pedagang di penampungan pedagang Pasar Johar Semarang.
Di lokasi tersebut, TPID menemukan fakta bahwa bawang putih yang awalnya dijual Rp45.000 sampai Rp50.000 per kilogram, kini harganya justru turun menjadi Rp29.000/kg.
Narti, pedagang di Pasar Johar, penurunan harga tersebut mulai berlaku pada hari itu.
Baca juga: Harga bawang putih di Batang naik 100 persen
Baca juga: Harga bawang putih meroket, Pemkot Surakarta tunggu kebijakan pusat
Ia sempat kaget karena pada hari Sabtu (8/2) harga bawang putih masih Rp45.000/kg.
Hal serupa disampaikan oleh Giyarto, pemasok bawang, yang menyebutkan jika turunnya harga bawang putih itu diinformasikan dari distributornya di Surabaya.
"Informasi dari Surabaya sudah mulai turun harganya sehingga di sini, ya, menyesuaikan saja harganya sekitar Rp35.000/kg sekitar Rp45.000—Rp46.000/kg," ujar Giyarto.
Kendati demikian, sebagai pedagang dia mengaku mengalami kerugian akibat naiknya bawang putih karena stok yang dijualnya hari ini dibeli dengan harga lumayan tinggi. Namun, dia menyadari hal itu bagian dari bisnis.
"Stok punya saya kemarin beli awal bulan Februari, tanggal 1 sampai 4 kemarin, harganya, ya, masih tinggi. Sekarang harganya turun, ya, seperti itu biasa dahulu pernah seperti ini juga," katanya.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Provinsi Jateng Mohammad Santoso mengatakan bahwa inspeksi ini menindaklanjuti kenaikan bawang putih beberapa hari belakangan akibat pembatasan impor dari Tiongkok guna mengantisipasi penyebaran virus Corona.
"Namun, hal itu tak terbukti (isu penyebab virus Corona, red.), kemarin ada rapat di Jakarta mengenai rekomendasi (impor) sudah dikeluarkan. Dengan itu, harga sudah berangsur-angsur turun," ujarnya.
Terkait dengan stok bawang putih di pasaran, Santoso meminta masyarakat tidak khawatir mengenai hal itu karena pengadaan impor sudah ditentukan oleh pemerintah pusat terkait dengan kebutuhan tiap-tiap daerah.
Sementara itu, perwakilan dari Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Semarang Cisilia Tri widiyanti mengatakan bahwa bawang putih yang beredar di Jateng sudah melalui tahap pemeriksaan dan dapat dipastikan bahwa komoditas tersebut terbebas dari penyakit.
"Pintu masuk bawang putih di Jateng, masuknya lewat Surabaya. Barang yang sudah dikeluarkan, sudah dicek fisik maupun uji laboratorium, virus Corona belum sentuh barang hortikultura," katanya.
Baca juga: Harga bawang putih di Kudus melambung jadi Rp50.000/kg