Solo (ANTARA) - Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2571/2020 buah impor mulai diburu oleh konsumen untuk keperluan sembahyang dan dijadikan sebagai bingkisan.
"Imlek kan masih dua minggu lagi, tetapi saat ini permintaan mulai banyak khususnya apel yang ada tulisan Chinanya," kata salah satu pedagang buah Jumadi di Pasar Gede Solo, Senin.
Khusus untuk buah apel dengan tulisan tersebut sejak tiga hari yang lalu hingga saat ini, ia bisa menjual hingga 140 kardus, yang mana satu kardus berisi 20 buah apel.
Baca juga: Jelang Imlek, pedagang Pasar Gede kesulitan pasokan buah impor
Meski demikian, saat ini ia mencadangkan hingga 600 kardus untuk mengantisipasi permintaan mendadak dalam jumlah banyak dari konsumen. Buah lain yang juga mengalami peningkatan permintaan yaitu jeruk ponkam.
"Harga antara jeruk dan apel ini hampir sama, kisarannya Rp300.000-Rp350.000/kardus. Untuk harganya tidak ada kenaikan dibandingkan hari normal, bahkan saya minta potongan harga dari distributor karena kan ini untuk keperluan sembahyang," katanya.
Sementara itu, jika pada tahun lalu di sepanjang perayaan Imlek ia bisa menjual hingga 2.500 karton buah, untuk saat ini ia memperkirakan akan ada kenaikan.
"Harapannya bisa jual sampai 3.000 karton. Kelihatannya penjualannya lebih baik dibandingkan tahun lalu karena sudah kelihatan sejak beberapa waktu yang lalu, orang sudah berbondong-bondong membeli," katanya.
Pedagang lain Sofiatun juga mengaku sudah ada permintaan untuk buah-buah yang digunakan pada perayaan Imlek, yaitu apel, pir, dan jeruk. Ia mengatakan untuk pir, kebanyakan konsumen memilih yang jenis golden.
"Kalau untuk jeruk yang dipakai biasanya jenis jeruk santang. Harganya sama, Rp40.000/kg baik untuk jeruk maupun pir," katanya.
Meski demikian, berbeda dengan Jumadi, Sofiatun mengaku belum melayani banyak pembeli.
"Mungkin 3-4 hari jelang Imlek permintaannya akan meningkat. Kalau sekarang masih sedikit, paling baru 10 boks," katanya.
"Imlek kan masih dua minggu lagi, tetapi saat ini permintaan mulai banyak khususnya apel yang ada tulisan Chinanya," kata salah satu pedagang buah Jumadi di Pasar Gede Solo, Senin.
Khusus untuk buah apel dengan tulisan tersebut sejak tiga hari yang lalu hingga saat ini, ia bisa menjual hingga 140 kardus, yang mana satu kardus berisi 20 buah apel.
Baca juga: Jelang Imlek, pedagang Pasar Gede kesulitan pasokan buah impor
Meski demikian, saat ini ia mencadangkan hingga 600 kardus untuk mengantisipasi permintaan mendadak dalam jumlah banyak dari konsumen. Buah lain yang juga mengalami peningkatan permintaan yaitu jeruk ponkam.
"Harga antara jeruk dan apel ini hampir sama, kisarannya Rp300.000-Rp350.000/kardus. Untuk harganya tidak ada kenaikan dibandingkan hari normal, bahkan saya minta potongan harga dari distributor karena kan ini untuk keperluan sembahyang," katanya.
Sementara itu, jika pada tahun lalu di sepanjang perayaan Imlek ia bisa menjual hingga 2.500 karton buah, untuk saat ini ia memperkirakan akan ada kenaikan.
"Harapannya bisa jual sampai 3.000 karton. Kelihatannya penjualannya lebih baik dibandingkan tahun lalu karena sudah kelihatan sejak beberapa waktu yang lalu, orang sudah berbondong-bondong membeli," katanya.
Pedagang lain Sofiatun juga mengaku sudah ada permintaan untuk buah-buah yang digunakan pada perayaan Imlek, yaitu apel, pir, dan jeruk. Ia mengatakan untuk pir, kebanyakan konsumen memilih yang jenis golden.
"Kalau untuk jeruk yang dipakai biasanya jenis jeruk santang. Harganya sama, Rp40.000/kg baik untuk jeruk maupun pir," katanya.
Meski demikian, berbeda dengan Jumadi, Sofiatun mengaku belum melayani banyak pembeli.
"Mungkin 3-4 hari jelang Imlek permintaannya akan meningkat. Kalau sekarang masih sedikit, paling baru 10 boks," katanya.