Semarang (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga mengharapkan Kongres Perempuan Jateng I tidak hanya merumuskan permasalahan perempuan di Jawa Tengah tetapi juga perempuan Indonesia.
"Mudah-mudahan rumusan yang dihasilkan tidak hanya untuk permberdayaan perempuan di Jateng tetapi juga perempuan di Indonesia," kata Bintang seusai melihat deretan pameran foto yang ada di area Kongres Perempuan Jateng I di Semarang, Senin.
Bintang menilai dari 50 foto yang ia lihat menggambarkan banyaknya persoalan yang dialami perempuan di berbagai sektor baik ekonomi, pendidikan, serta kesehatan, sehingga diharapkan dapat segera dicarikan solusinya salah satunya melalui Kongres Perempuan Jateng I.
Baca juga: Ganjar: Banyak PR harus diselesaikan di Kongres Perempuan Jateng
"Itu adalah contoh nyata dan dalam waktu singkat perlu dicarikan solusinya. Jika perlu diselesaikan bersama misalnya pemerintah daerah harus berbuat apa," kata Bintang.
Selain melihat pameran foto, dalam kesempatan tersebut Bintang yang didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jateng Siti Atikoh dan Ketua Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Prov Jateng Nawal Arafah yang juga selaku panitia Kongres Perempuan Jateng I meninjau sejumlah stan pameran yang berada di area kongres.
Bintang juga menyebutkan lima program prioritas Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yakni Pemberdayaan perempuan dalam bidang kewirausahaan; Perananan keluarga terutama ibu dalam pendidikan anak agar dapat melahirkan anak-anak berkualitas; Penurunan kekerasan perempuan dan anak; Penurunan pekerja anak; dan Penurunan perkawinan anak.
Terkait dengan stunting, Bintang menilai tidak sekadar dipengaruhi oleh faktor gizi atau pola makan tetapi juga dikarenakan pola asuh dan sanitasi.
"Stunting telah menjadi PR bersama dan dikeroyok lintaskementerian dan lembaga. Ujung tombaknya ada pada pos pelayanan terpadu atau Posyandu," kata Bintang.
Bintang sebelumnya berkesempatan membuka acara Kongres Perempuan Jawa Tengah I yang diikuti 750 orang dari organisasi lintas profesi, agama, organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, BKOW, GOW, LSM, komunitas, jurnalis, serta elemen terkait lainnya.
Baca juga: Kongres Perempuan Jateng jadi tonggak kegiatan serupa
"Mudah-mudahan rumusan yang dihasilkan tidak hanya untuk permberdayaan perempuan di Jateng tetapi juga perempuan di Indonesia," kata Bintang seusai melihat deretan pameran foto yang ada di area Kongres Perempuan Jateng I di Semarang, Senin.
Bintang menilai dari 50 foto yang ia lihat menggambarkan banyaknya persoalan yang dialami perempuan di berbagai sektor baik ekonomi, pendidikan, serta kesehatan, sehingga diharapkan dapat segera dicarikan solusinya salah satunya melalui Kongres Perempuan Jateng I.
Baca juga: Ganjar: Banyak PR harus diselesaikan di Kongres Perempuan Jateng
"Itu adalah contoh nyata dan dalam waktu singkat perlu dicarikan solusinya. Jika perlu diselesaikan bersama misalnya pemerintah daerah harus berbuat apa," kata Bintang.
Selain melihat pameran foto, dalam kesempatan tersebut Bintang yang didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jateng Siti Atikoh dan Ketua Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Prov Jateng Nawal Arafah yang juga selaku panitia Kongres Perempuan Jateng I meninjau sejumlah stan pameran yang berada di area kongres.
Bintang juga menyebutkan lima program prioritas Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yakni Pemberdayaan perempuan dalam bidang kewirausahaan; Perananan keluarga terutama ibu dalam pendidikan anak agar dapat melahirkan anak-anak berkualitas; Penurunan kekerasan perempuan dan anak; Penurunan pekerja anak; dan Penurunan perkawinan anak.
Terkait dengan stunting, Bintang menilai tidak sekadar dipengaruhi oleh faktor gizi atau pola makan tetapi juga dikarenakan pola asuh dan sanitasi.
"Stunting telah menjadi PR bersama dan dikeroyok lintaskementerian dan lembaga. Ujung tombaknya ada pada pos pelayanan terpadu atau Posyandu," kata Bintang.
Bintang sebelumnya berkesempatan membuka acara Kongres Perempuan Jawa Tengah I yang diikuti 750 orang dari organisasi lintas profesi, agama, organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, BKOW, GOW, LSM, komunitas, jurnalis, serta elemen terkait lainnya.
Baca juga: Kongres Perempuan Jateng jadi tonggak kegiatan serupa