Magelang (ANTARA) - Rektor Universitas Tidar Mukh Arifin bersama para pejabat perguruan tinggi negeri di Kota Magelang, Jawa Tengah, itu mengunjungi rumah sejumlah mahasiswa yang menerima program beasiswa Bidikmisi 2019.
"Monev (monitor dan evaluasi) melalui kunjungan ini dalam rangka silaturahim ke rumah mahasiswa penerima Bidikmisi sesuai atau tepat sasaran diterima pada yang benar-benar membutuhkan," katanya dalam keterangan tertulis di Magelang, Rabu.
Ia menyebut kunjungan monev itu untuk memastikan bahwa pelaksanaan program beasiswa untuk mahasiswa Untidar sudah tepat sasaran.
Pada 2019, tercatat 507 mahasiswa Untidar dari berbagai program studi menerima beasiswa melalui program Bidikmisi. Mereka bagian dari para mahasiswa yang masuk perguruan tinggi itu, melalui tiga jalur, yakni Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan tahun ini ada beberapa mahasiswa dari jalur Seleksi Masuk Mandiri (SMM) Untidar.
Ia mengharapkan para penerima program Bidikmisi menjalani kuliah dengan rajin dan secara tepat waktu merampungkan pendidikan tinggi masing-masing.
"Diharapkan penerima Bidikmisi dapat berkuliah dengan rajin dan tepat waktu sehingga cita-citanya dapat terwujud sekaligus memotivasi rekan di desanya untuk kuliah," ucap dia.
Baca juga: Mahasiswa Untidar salurkan air bersih ke warga kawasan Borobudur
Seorang mahasiswi dalam program itu yang tinggal di Kampung Sanggrahan, Kelurahan Wates, Kota Magelang, Dini Nurlailla Fadillah, menceritakan pengalaman dirinya selama bekerja di salah satu industri hingga kuliah di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Untidar dengan mendapatkan beasiswa Bidikmisi 2019/2020.
"Sebelumnya saya bekerja delapan bulan, gajinya sebagai tabungan masuk kuliah, setelah tes masuk ternyata saya lolos diterima menjadi mahasiswa penerima Bidikmisi”, katanya.
Informasi beasiswa Bidikmisi itu, kata Dini yang orang tuanya sebagai tukang jahit pakaian itu, diperoleh dari guru sekolahnya.
Setelah mendapat informasi itu, ia mengaku termotivasi untuk mendaftar kuliah di Untidar dan selanjutnya ikut tes satu tahun setelah kelulusannya.
Seorang penerima beasiswa lainnya yang warga Desa Nglampu, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelenag, Desi Rahmawati, mengaku mendapat informasi program tersebut dari kakak kelasnya di SMA yang sudah kuliah di Untidar.
"Itu yang menjadikan saya mencoba ikut tes masuk perguruan tinggi," kata mahasiswi Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Untidar yang kedua orang tuanya bekerja sebagai petani itu.
Desi anak bungsu dari enam bersaudara. Sebanyak lima saudaranya sudah berkeluarga dan hidup sederhana di kampung itu. Mereka hanya sampai lulus sekolah menengah dan bekerja sebagai pegawai toko kelontong. Di antara mereka, hanya Desi yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan dukungan program beasiswa Bidikmisi.
Kepala Dusun Nglampu Guntoro mengatakan bahwa keluarga Tirto (orang tua Desi) termasuk yang berekonomi rendah dengan pekerjaan sebagai petani sayur dan penghasilan relatif pas-pasan, serta penerima program bantuan beras sejahtera (rastra).
"Penghasilannya hanya cukup untuk biaya kebutuhan sehari-hari," katanya.
Dalam kunjungan itu, Rektor Untidar Mukh Arifin, antara lain disertai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaaan dan Alumni, Sugiyarto, Dekan Fakultas Pertanian, Usman Siswanto, Dekan Fakultas Teknik, Sapto Nisworo, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Sujatmiko, Kepala Biro Umum dan Keuangan, Among Wiwoho, Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Kerjasama, Giri Atmoko, dan Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan, David Budhi Hartono.
Baca juga: Mahasiswa Untidar latih anggota PKK produksi keripik kenci
"Monev (monitor dan evaluasi) melalui kunjungan ini dalam rangka silaturahim ke rumah mahasiswa penerima Bidikmisi sesuai atau tepat sasaran diterima pada yang benar-benar membutuhkan," katanya dalam keterangan tertulis di Magelang, Rabu.
Ia menyebut kunjungan monev itu untuk memastikan bahwa pelaksanaan program beasiswa untuk mahasiswa Untidar sudah tepat sasaran.
Pada 2019, tercatat 507 mahasiswa Untidar dari berbagai program studi menerima beasiswa melalui program Bidikmisi. Mereka bagian dari para mahasiswa yang masuk perguruan tinggi itu, melalui tiga jalur, yakni Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan tahun ini ada beberapa mahasiswa dari jalur Seleksi Masuk Mandiri (SMM) Untidar.
Ia mengharapkan para penerima program Bidikmisi menjalani kuliah dengan rajin dan secara tepat waktu merampungkan pendidikan tinggi masing-masing.
"Diharapkan penerima Bidikmisi dapat berkuliah dengan rajin dan tepat waktu sehingga cita-citanya dapat terwujud sekaligus memotivasi rekan di desanya untuk kuliah," ucap dia.
Baca juga: Mahasiswa Untidar salurkan air bersih ke warga kawasan Borobudur
Seorang mahasiswi dalam program itu yang tinggal di Kampung Sanggrahan, Kelurahan Wates, Kota Magelang, Dini Nurlailla Fadillah, menceritakan pengalaman dirinya selama bekerja di salah satu industri hingga kuliah di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Untidar dengan mendapatkan beasiswa Bidikmisi 2019/2020.
"Sebelumnya saya bekerja delapan bulan, gajinya sebagai tabungan masuk kuliah, setelah tes masuk ternyata saya lolos diterima menjadi mahasiswa penerima Bidikmisi”, katanya.
Informasi beasiswa Bidikmisi itu, kata Dini yang orang tuanya sebagai tukang jahit pakaian itu, diperoleh dari guru sekolahnya.
Setelah mendapat informasi itu, ia mengaku termotivasi untuk mendaftar kuliah di Untidar dan selanjutnya ikut tes satu tahun setelah kelulusannya.
Seorang penerima beasiswa lainnya yang warga Desa Nglampu, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelenag, Desi Rahmawati, mengaku mendapat informasi program tersebut dari kakak kelasnya di SMA yang sudah kuliah di Untidar.
"Itu yang menjadikan saya mencoba ikut tes masuk perguruan tinggi," kata mahasiswi Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Untidar yang kedua orang tuanya bekerja sebagai petani itu.
Desi anak bungsu dari enam bersaudara. Sebanyak lima saudaranya sudah berkeluarga dan hidup sederhana di kampung itu. Mereka hanya sampai lulus sekolah menengah dan bekerja sebagai pegawai toko kelontong. Di antara mereka, hanya Desi yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan dukungan program beasiswa Bidikmisi.
Kepala Dusun Nglampu Guntoro mengatakan bahwa keluarga Tirto (orang tua Desi) termasuk yang berekonomi rendah dengan pekerjaan sebagai petani sayur dan penghasilan relatif pas-pasan, serta penerima program bantuan beras sejahtera (rastra).
"Penghasilannya hanya cukup untuk biaya kebutuhan sehari-hari," katanya.
Dalam kunjungan itu, Rektor Untidar Mukh Arifin, antara lain disertai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaaan dan Alumni, Sugiyarto, Dekan Fakultas Pertanian, Usman Siswanto, Dekan Fakultas Teknik, Sapto Nisworo, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Sujatmiko, Kepala Biro Umum dan Keuangan, Among Wiwoho, Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Kerjasama, Giri Atmoko, dan Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan, David Budhi Hartono.
Baca juga: Mahasiswa Untidar latih anggota PKK produksi keripik kenci