Boyolali (ANTARA) - Sebanyak delapan rumah warga Desa Ngaren, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah roboh dan belasan lainnya rusak ringan diterjang angin kencang.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali Bambang Sinungharjo di Boyolali, Selasa, mengatakan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Boyolali sudah ke lokasi bencana untuk melakukan pendataan dan memberikan bantuan logistik kepada para korban.
"Hujan disertai angin kencang sebelumnya juga merobohkan lima rumah warga di Desa Jerukan, Kecamatan Juwangi, pada Sabtu (9/11), dan kini kembali terjadi di Desa Ngaren hingga merobohkan delapan rumah warga pada Senin (11/11) petang," kata dia.
Baca juga: Angin kencang robohkan enam rumah di Batang
Sebanyak delapan rumah warga Desa Ngaren yang roboh akibat angin kencang tersebut, milik Wiro Samidi (80), warga Dukuh Doplang RT06/RW02, Waji (42), warga Kalitlawah RT09/RW03 , Ngatiman (45) warga Doplang RT06/RW02, Ngatimin (51), warga Kalitlawah RT10/RW03.
Selain itu, Kalimin (55) Kalitlawah RT10/RW03, Marmin (53), warga Kalitlawah RT 0/RW03, Rukinem (60), warga Kalitlawah RT10/RW03, dan Pujiyono (32), warga Ngaren RT02/RW01. Belasan rumah lainnya yang rusak ringan, seperti genting melorot dan beterbangan.
Baca juga: Pohon tumbang tewaskan tiga penumpang Panther
Tim TRC BPBD selain melakukan pendataan rumah warga yang rusak, juga melakukan mengirimkan logistik untuk gotong royong warga yang membantu korban untuk menyingkirkan puing-puing rumah yang roboh. Warga yang menjadi korban rumah roboh juga diberikan bantuan logistik untuk jatah makan selama tiga hari.
Namun, kata dia, dalam hujan deras disertai angin kencang di Desa Ngaren, pada Senin (11/11), sekitar pukul 15.00 WIB itu, tidak ada laporan adanya korban jiwa.
"Kami melakukan pendataan warga yang rumahnya roboh kebanyakan bangunannya bahan kayu dan bambu. Warga yang rumahnya roboh segera dilaporkan ke Bupati Boyolali, untuk diberikan bantuan," katanya.
Dia mengatakan warga yang rumahnya roboh setelah dilaporkan ke Pemerintan Kabupaten Boyolali, satu pekan kemudian akan mendapat bantuan senilai Rp7,5 juta per warga.
Baca juga: Rambu lalu lintas bertuliskan "Hati-Hati" roboh di tol
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali Bambang Sinungharjo di Boyolali, Selasa, mengatakan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Boyolali sudah ke lokasi bencana untuk melakukan pendataan dan memberikan bantuan logistik kepada para korban.
"Hujan disertai angin kencang sebelumnya juga merobohkan lima rumah warga di Desa Jerukan, Kecamatan Juwangi, pada Sabtu (9/11), dan kini kembali terjadi di Desa Ngaren hingga merobohkan delapan rumah warga pada Senin (11/11) petang," kata dia.
Baca juga: Angin kencang robohkan enam rumah di Batang
Sebanyak delapan rumah warga Desa Ngaren yang roboh akibat angin kencang tersebut, milik Wiro Samidi (80), warga Dukuh Doplang RT06/RW02, Waji (42), warga Kalitlawah RT09/RW03 , Ngatiman (45) warga Doplang RT06/RW02, Ngatimin (51), warga Kalitlawah RT10/RW03.
Selain itu, Kalimin (55) Kalitlawah RT10/RW03, Marmin (53), warga Kalitlawah RT 0/RW03, Rukinem (60), warga Kalitlawah RT10/RW03, dan Pujiyono (32), warga Ngaren RT02/RW01. Belasan rumah lainnya yang rusak ringan, seperti genting melorot dan beterbangan.
Baca juga: Pohon tumbang tewaskan tiga penumpang Panther
Tim TRC BPBD selain melakukan pendataan rumah warga yang rusak, juga melakukan mengirimkan logistik untuk gotong royong warga yang membantu korban untuk menyingkirkan puing-puing rumah yang roboh. Warga yang menjadi korban rumah roboh juga diberikan bantuan logistik untuk jatah makan selama tiga hari.
Namun, kata dia, dalam hujan deras disertai angin kencang di Desa Ngaren, pada Senin (11/11), sekitar pukul 15.00 WIB itu, tidak ada laporan adanya korban jiwa.
"Kami melakukan pendataan warga yang rumahnya roboh kebanyakan bangunannya bahan kayu dan bambu. Warga yang rumahnya roboh segera dilaporkan ke Bupati Boyolali, untuk diberikan bantuan," katanya.
Dia mengatakan warga yang rumahnya roboh setelah dilaporkan ke Pemerintan Kabupaten Boyolali, satu pekan kemudian akan mendapat bantuan senilai Rp7,5 juta per warga.
Baca juga: Rambu lalu lintas bertuliskan "Hati-Hati" roboh di tol