Sleman (ANTARA) - Puluhan driver taksi online mitra Grab Car Daerah Istimewa Yogyakarta yang tergabung dalam Front Independent Driver Online Indonesia (FIDOI), Selasa, mendatangi Kantor Grab perwakilan Yogyakarta di Maguwoharjo, Depok, Kabupaten Sleman untuk menyampaikan sejumlah tuntutan dan aksi mogok makan.
Puluhan mitra Grab Car tersebut datang dengan membawa armada. Saat mereka datang, Kantor Grab tutup sejak pagi dan hanya dijaga oleh beberapa satpam.
Kendati aksi dilakukan di kantor yang tutup, puluhan mitra tetap meminta ada dari pihak manajemen yang menemui dan menerima tuntutan para driver.
"Kami tidaklah datang tiba-tiba. Beberapa waktu yang lalu kami juga melakukan aksi serupa tapi ternyata deadlock," kata koordinator sekaligus Presiden FIDOI Yogyakarta Sabar M. Sihaloho.
Baca juga: Grab didenda Rp284 miliar di Malaysia
Ia mengatakan selain mendesak Grab memenuhi tuntutan, hal ini dilakukan sebagai bentuk penegasan bahwa driver tidak bisa diperlakukan sewenang-wenang.
"Kebijakan dan pola pikir aplikator menggunakan standar profit oriented. Namun, menihilkan sisi kemanusiaan. Kami menuntut untuk segera dipenuhi permasalahan mendesak yang sampai saat ini mencekik driver online," kata Sabar saat menyampaikan orasinya.
Sabar menyampaikan ada tujuh permasalahan. Pertama, sistem skema yang diskriminatif dan tidak transparan.
Kedua, membuka kembali fitur Grabcar di area bandara. Ketiga, hapuskan pungli Rp2.000/trip atau hilangkan potongan 20 persen. Keempat, tuntaskan pemutakhiran data atau open suspend driver real individu.
"Kelima, transparansi aturan putus mitra agar lebih fair. Keenam, hapuskan potongan tambahan dari koperasi dan ketujuh pemerataan order untuk semua mitra," katanya.
Baca juga: Ingkar beri hadiah, Grab digugat
FIDOI Yogyakarta juga mendesak pemerintah untuk membuat regulasi yang komprehensif dan berkeadilan serta holistik. Regulasi itu diharapkan sampai pada alur bisnis hingga pada sistem trasportasi online.
"Tentu saja dengan satu garis yang jelas untuk melindungi driver sebagai representasi masyaaraakat yang bekerja di sektor trasportasi online," katanya.
Seusai melakukan orasi, para driver lantas memasang spanduk di depan kantor Grab. Selain itu para driver juga melakukan aksi mogok makan. Sabar menyebut aksi ini sebagai aksi kemanusiaan.
"Kami akan mogok makan hingga tuntutan dipenuhi. Kalau sampai mereka membiarkan aksi mogok makan ini berlangsung lama maka mereka akan melanggar HAM karena ini aksi kemanusiaan," katanya.
Salah satu perwakilan Manajemen Grab Yogyakarta Yoga, saat menemui pedemo mengatakan akan menyampaikan tuntutan itu ke pihak manajemen dan berjanji akan memfasilitasi mitra yang hendak berdiskusi.
"Kami prinsipnya terbuka untuk diskusi, untuk tuntutan akan kami sampaikan ke manajemen karena saya tidak berhak untuk memberikan keputusan," katanya.
Baca juga: Tentang rencana penghapusan diskon, ini tanggapan Gojek dan Grab
Puluhan mitra Grab Car tersebut datang dengan membawa armada. Saat mereka datang, Kantor Grab tutup sejak pagi dan hanya dijaga oleh beberapa satpam.
Kendati aksi dilakukan di kantor yang tutup, puluhan mitra tetap meminta ada dari pihak manajemen yang menemui dan menerima tuntutan para driver.
"Kami tidaklah datang tiba-tiba. Beberapa waktu yang lalu kami juga melakukan aksi serupa tapi ternyata deadlock," kata koordinator sekaligus Presiden FIDOI Yogyakarta Sabar M. Sihaloho.
Baca juga: Grab didenda Rp284 miliar di Malaysia
Ia mengatakan selain mendesak Grab memenuhi tuntutan, hal ini dilakukan sebagai bentuk penegasan bahwa driver tidak bisa diperlakukan sewenang-wenang.
"Kebijakan dan pola pikir aplikator menggunakan standar profit oriented. Namun, menihilkan sisi kemanusiaan. Kami menuntut untuk segera dipenuhi permasalahan mendesak yang sampai saat ini mencekik driver online," kata Sabar saat menyampaikan orasinya.
Sabar menyampaikan ada tujuh permasalahan. Pertama, sistem skema yang diskriminatif dan tidak transparan.
Kedua, membuka kembali fitur Grabcar di area bandara. Ketiga, hapuskan pungli Rp2.000/trip atau hilangkan potongan 20 persen. Keempat, tuntaskan pemutakhiran data atau open suspend driver real individu.
"Kelima, transparansi aturan putus mitra agar lebih fair. Keenam, hapuskan potongan tambahan dari koperasi dan ketujuh pemerataan order untuk semua mitra," katanya.
Baca juga: Ingkar beri hadiah, Grab digugat
FIDOI Yogyakarta juga mendesak pemerintah untuk membuat regulasi yang komprehensif dan berkeadilan serta holistik. Regulasi itu diharapkan sampai pada alur bisnis hingga pada sistem trasportasi online.
"Tentu saja dengan satu garis yang jelas untuk melindungi driver sebagai representasi masyaaraakat yang bekerja di sektor trasportasi online," katanya.
Seusai melakukan orasi, para driver lantas memasang spanduk di depan kantor Grab. Selain itu para driver juga melakukan aksi mogok makan. Sabar menyebut aksi ini sebagai aksi kemanusiaan.
"Kami akan mogok makan hingga tuntutan dipenuhi. Kalau sampai mereka membiarkan aksi mogok makan ini berlangsung lama maka mereka akan melanggar HAM karena ini aksi kemanusiaan," katanya.
Salah satu perwakilan Manajemen Grab Yogyakarta Yoga, saat menemui pedemo mengatakan akan menyampaikan tuntutan itu ke pihak manajemen dan berjanji akan memfasilitasi mitra yang hendak berdiskusi.
"Kami prinsipnya terbuka untuk diskusi, untuk tuntutan akan kami sampaikan ke manajemen karena saya tidak berhak untuk memberikan keputusan," katanya.
Baca juga: Tentang rencana penghapusan diskon, ini tanggapan Gojek dan Grab