Cilacap (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, akan menggelar Festival Nelayan pada tanggal 27 - 29 September 2019 untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah itu, kata Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Cilacap Heroe Harjanto.
"Kegiatan ini sebenarnya merupakan upacara adat Sedekah Laut yang rutin digelar setiap tahun namun sekarang dikemas menjadi Festival Nelayan, di dalamnya ada kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah," katanya di Cilacap, Senin.
Menurut dia, perubahan agenda kegiatan Sedekah Laut menjadi Festival Nelayan tersebut dilakukan untuk meredam gejolak yang muncul di masyarakat seperti yang terjadi pada tahun 2018.
Baca juga: Festival Reog di Benteng Vastenburg diikuti puluhan kelompok kesenian
Ia mengakui pro kontra terhadap kegiatan Sedekah Laut yang dapat menimbulkan konflik pasti tetap ada, namun pihaknya berharap dengan adanya Festival Nelayan, gejolak tersebut bisa diredam.
Lebih lanjut, Heroe mengharapkan upacara adat Sedekah Laut yang menjadi bagian dari kegiatan Festival Nelayan itu dapat menjadi destinasi wisata yang layak dikunjungi wisatawan.
"Pemkab Cilacap mempunyai komitmen wisata yang berbasis budaya ini tetap dikembangkan dan dilestarikan sehingga menjadi sesuatu yang menarik untuk suguhan bagi wisatawan," katanya.
Baca juga: Ganjar meriahkan Festival Wong Gunung di Pemalang
Selain berganti nama menjadi Festival Nelayan, kata dia, lokasi upacara pemberangkatan kirab jolen berisi sesaji pun mengalami perubahan dari biasanya di Pendopo Wijayakusuma, Kabupaten Cilacap, dipindahkan ke Lapangan Batalyon.
Menurut dia, pemindahan tersebut dilakukan karena saat sekarang Alun-Alun Cilacap di depan Pendopo Wijayakusuma sedang direvitalisasi sehingga daya tampungnya menjadi berkurang.
"Di samping itu, kalau upacara pemberangkatannya digelar di pendopo, hanya kalangan tertentu dan tamu undangan saja yang bisa menyaksikan. Namun kalau di Lapangan Batalyon, semua lapisan masyarakat bisa menyaksikan upacara pemberangkatan kirab," jelasnya.
Kendati lokasi upacara pemberangkatannya dipindah, dia mengatakan sebagian besar rute kirab tidak mengalami perubahan karena dari Lapangan Batalyon tetap ke arah Alun-Alun Cilacap dan selanjutnya menuju Pantai Teluk Penyu melalui rute seperti tahun-tahun sebelumnya.
Menurut dia, selain upacara adat, kegiatan Festival Nelayan juga diisi dengan Festival Kuliner dan Jamu Se-Jawa Tengah serta panggung hiburan yang rencananya menghadirkan Didi Kempot.
Baca juga: 14 mahasiswa Jepang tampil di Festival Kentongan Banyumas
Baca juga: Dewa 19 bawakan lagu "Cukup Siti Nurbaya" di FMW 2019
"Kegiatan ini sebenarnya merupakan upacara adat Sedekah Laut yang rutin digelar setiap tahun namun sekarang dikemas menjadi Festival Nelayan, di dalamnya ada kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah," katanya di Cilacap, Senin.
Menurut dia, perubahan agenda kegiatan Sedekah Laut menjadi Festival Nelayan tersebut dilakukan untuk meredam gejolak yang muncul di masyarakat seperti yang terjadi pada tahun 2018.
Baca juga: Festival Reog di Benteng Vastenburg diikuti puluhan kelompok kesenian
Ia mengakui pro kontra terhadap kegiatan Sedekah Laut yang dapat menimbulkan konflik pasti tetap ada, namun pihaknya berharap dengan adanya Festival Nelayan, gejolak tersebut bisa diredam.
Lebih lanjut, Heroe mengharapkan upacara adat Sedekah Laut yang menjadi bagian dari kegiatan Festival Nelayan itu dapat menjadi destinasi wisata yang layak dikunjungi wisatawan.
"Pemkab Cilacap mempunyai komitmen wisata yang berbasis budaya ini tetap dikembangkan dan dilestarikan sehingga menjadi sesuatu yang menarik untuk suguhan bagi wisatawan," katanya.
Baca juga: Ganjar meriahkan Festival Wong Gunung di Pemalang
Selain berganti nama menjadi Festival Nelayan, kata dia, lokasi upacara pemberangkatan kirab jolen berisi sesaji pun mengalami perubahan dari biasanya di Pendopo Wijayakusuma, Kabupaten Cilacap, dipindahkan ke Lapangan Batalyon.
Menurut dia, pemindahan tersebut dilakukan karena saat sekarang Alun-Alun Cilacap di depan Pendopo Wijayakusuma sedang direvitalisasi sehingga daya tampungnya menjadi berkurang.
"Di samping itu, kalau upacara pemberangkatannya digelar di pendopo, hanya kalangan tertentu dan tamu undangan saja yang bisa menyaksikan. Namun kalau di Lapangan Batalyon, semua lapisan masyarakat bisa menyaksikan upacara pemberangkatan kirab," jelasnya.
Kendati lokasi upacara pemberangkatannya dipindah, dia mengatakan sebagian besar rute kirab tidak mengalami perubahan karena dari Lapangan Batalyon tetap ke arah Alun-Alun Cilacap dan selanjutnya menuju Pantai Teluk Penyu melalui rute seperti tahun-tahun sebelumnya.
Menurut dia, selain upacara adat, kegiatan Festival Nelayan juga diisi dengan Festival Kuliner dan Jamu Se-Jawa Tengah serta panggung hiburan yang rencananya menghadirkan Didi Kempot.
Baca juga: 14 mahasiswa Jepang tampil di Festival Kentongan Banyumas
Baca juga: Dewa 19 bawakan lagu "Cukup Siti Nurbaya" di FMW 2019