Depok (ANTARA) - Sebanyak tiga mahasiswa Jurusan Teknik Bioproses Fakultas Teknik Universitas Indonesia berhasil menemukan obat antikanker serviks yang berasal dari racun duri ikan Lionfish sebagai alternatif obat dari bahan alam untuk sediaan antikanker serviks.
"Kami menggali literatur terkait penggunaan Lionfish sebagai alternatif obat dari bahan alam," kata Mustika Sari, satu dari tiga mahasiswa tersebut di kampus UI Depok, Rabu.
Ketiga mahasiswa UI tersebut, adalah Mustika Sari, Sarah Salsabila, dan She Liza Noer.
Ia mengatakan pengobatan melalui kemoterapi juga belum sepenuhnya efektif karena efek samping yang dihasilkannya. Penggunaan Lionfish merupakan upaya untuk ikut serta menjaga ekosistem laut, karena ikan tersebut salah satu ikan yang merugikan nelayan.
"Melalui uji laboratorium, hasil menunjukkan bahwa racun Lionfish berhasil membunuh sel kanker," ujar Mustika.
Ia mengatakan Lionfish juga mengalami species invasive dengan tingkat reproduksi dan distribusi yang tinggi sehingga menyebabkan ledakan populasi hingga 700 persen. Ledakan populasi tersebut menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem dan penurunan populasi ikan lokal sehingga dapat merugikan nelayan sekitar.
Baca juga: Pakar: Temuan akar Bajakah Kalteng melawan sel kanker tahap awal
Dipilihnya ikan Lionfish sebagai bahan alternatif karena racun duri Lionfish mengandung peptida yang memiliki aktivitas antiproliferatif terhadap sel kanker dengan mekanisme induksi apoptosis, yaitu proses penghambatan proliferasi sel kanker secara selektif.
Untuk mendapatkan protein yang memiliki sifat apoptosis terhadap sel kanker serviks, tiga mahasiswa tersebut mengekstraksi racun dari Lionfish yang kemudian dimurnikan dengan presipitasi ammonium sulfat dengan proses pemanasan. Ekstrak racun dari duri Lionfish yang telah diperoleh itu kemudian diujikan secara in vitro terhadap sel kanker.
"Hasil yang diperoleh dari pengujian in vitro terlihat adanya efek inhibisi terhadap sel kanker serviks. Efek inhibisi ini menunjukkan pengujian berhasil membunuh sel kanker yang ada," katanya.
Melalui penelitian itu, diharapkan dapat menjadi solusi untuk alternatif pengobatan kanker serviks berbahan alam serta dapat mengatasi permasalahan invasi lionfish di beberapa perairan sehingga tidak mengganggu keseimbangan ekosistem.
Penelitian itu mendapatkan pembiayaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi dan tengah dalam tahap presentasi di ajang Pekan Ilmiah Mahasiwa Nasional yang akan diselenggarakan akhir Agustus 2019 di Bali.
Baca juga: Bajakah jadi perburuan sejak disebut bisa atasi kanker
Baca juga: Positif kanker serviks, BPJS Kesehatan jamin Krioterapi di Puskesmas Halmahera
"Kami menggali literatur terkait penggunaan Lionfish sebagai alternatif obat dari bahan alam," kata Mustika Sari, satu dari tiga mahasiswa tersebut di kampus UI Depok, Rabu.
Ketiga mahasiswa UI tersebut, adalah Mustika Sari, Sarah Salsabila, dan She Liza Noer.
Ia mengatakan pengobatan melalui kemoterapi juga belum sepenuhnya efektif karena efek samping yang dihasilkannya. Penggunaan Lionfish merupakan upaya untuk ikut serta menjaga ekosistem laut, karena ikan tersebut salah satu ikan yang merugikan nelayan.
"Melalui uji laboratorium, hasil menunjukkan bahwa racun Lionfish berhasil membunuh sel kanker," ujar Mustika.
Ia mengatakan Lionfish juga mengalami species invasive dengan tingkat reproduksi dan distribusi yang tinggi sehingga menyebabkan ledakan populasi hingga 700 persen. Ledakan populasi tersebut menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem dan penurunan populasi ikan lokal sehingga dapat merugikan nelayan sekitar.
Baca juga: Pakar: Temuan akar Bajakah Kalteng melawan sel kanker tahap awal
Dipilihnya ikan Lionfish sebagai bahan alternatif karena racun duri Lionfish mengandung peptida yang memiliki aktivitas antiproliferatif terhadap sel kanker dengan mekanisme induksi apoptosis, yaitu proses penghambatan proliferasi sel kanker secara selektif.
Untuk mendapatkan protein yang memiliki sifat apoptosis terhadap sel kanker serviks, tiga mahasiswa tersebut mengekstraksi racun dari Lionfish yang kemudian dimurnikan dengan presipitasi ammonium sulfat dengan proses pemanasan. Ekstrak racun dari duri Lionfish yang telah diperoleh itu kemudian diujikan secara in vitro terhadap sel kanker.
"Hasil yang diperoleh dari pengujian in vitro terlihat adanya efek inhibisi terhadap sel kanker serviks. Efek inhibisi ini menunjukkan pengujian berhasil membunuh sel kanker yang ada," katanya.
Melalui penelitian itu, diharapkan dapat menjadi solusi untuk alternatif pengobatan kanker serviks berbahan alam serta dapat mengatasi permasalahan invasi lionfish di beberapa perairan sehingga tidak mengganggu keseimbangan ekosistem.
Penelitian itu mendapatkan pembiayaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi dan tengah dalam tahap presentasi di ajang Pekan Ilmiah Mahasiwa Nasional yang akan diselenggarakan akhir Agustus 2019 di Bali.
Baca juga: Bajakah jadi perburuan sejak disebut bisa atasi kanker
Baca juga: Positif kanker serviks, BPJS Kesehatan jamin Krioterapi di Puskesmas Halmahera