Kota Magelang (ANTARA) - Pelaksanaan program padat karya infrastruktur di Kota Magelang menyerap 578 tenaga kerja terutama kalangan penganggur dan setengah pengangguran dari keluarga kurang mampu, kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Magelang Gunadi Wirawan.
"Program ini dalam upaya mendayagunakan tenaga kerja penganggur dan setengah penganggur dari keluarga kurang mampu," katanya usai Pembukaan Kegiatan Padat Karya Infrastruktur Kota Magelang 2019 di Kelurahan Panjang, Kecamatan Magelang Tengah di Magelang, Selasa.
Ia mengatakan program yang menyerap APBD Kota Magelang 2019 sekitar Rp1,44 miliar itu, diwujudkan dalam sejumlah kegiatan pembangunan infrastruktur di tiga kecamatan.
Di Kecamatan Magelang Utara dan Magelang Tengah, katanya, berupa pembuatan talud atau fondasi, tembok makam, pembuatan pelat beton tutup saluran.
Di Kecamatan Magelang Selatan berupa pembuatan talud atau fondasi, rabat beton jalan, talud makam, dan talud lahan bengkok.
Ia menyebut mereka yang menjadi tenaga kerja dalam program itu berasal dari 17 kelurahan di kota dengan tiga kecamatan tersebut.
"Tahun ini seluruh tenaga kerja berasal dari 17 kelurahan di Kota Magelang, masing-masing kelurahan ada 34 orang," ujarnya dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang.
Ia menjelaskan tujuan program tersebut, antara lain menyediakan lapangan kerja sementara, menambah pendapatan masyarakat melalui upah pekerja, dan membangun sejumlah infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat.
"Program ini mendukung program strategis Pemerintah Kota Magelang, terutama untuk mengurangi kemiskinan dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)," ucap dia.
Ia menyebutkan tentang upah pekerja pada program padat karya infrastruktur pada 2019, yakni mandor Rp65.000 per orang, kepala tukang Rp70.000 per orang, tukang batu Rp65.000 per orang, dan pekerja Rp55.000 per orang.
Mereka akan bekerja selama 20 hari ke depan, mulai pukul 08.00-12.00 WIB, sedangkan khusus Jumat mulai pukul 07.30-11.00 WIB.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito mengemukakan padat karya salah satu program untuk menekan pengangguran, menambah pendapatan, meningkatkan kebersamaan dan gotong royong masyarakat.
Ia berpesan kepada para tenaga kerja untuk disiplin selama bekerja hingga menyelesaikan program tersebut.
"Bekerjalah dengan baik, kalau ke lokasi ya jangan pas jam 08.00 WIB, paling tidak jam 07.30 WIB. Apel, absen dulu, siapa yang tidak masuk. Tapi yang penting semua pekerja harus guyup rukun," kata Sigit yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Magelang itu.
Ia juga meminta para pekerja memperhatikan proses pembangunan agar hasilnya baik dan benar, sedangkan masyarakat harus menjaga dan memanfaatkan hasil pembangunan padat karya dengan sebaik-baiknya.
"Kalau bangun talud ya yang lurus, diukur yang benar, yang bagus. Kita pengin Kota Magelang bagus dan bagus. Warga juga harus menjaga, merawat, supaya hasilnya bisa bermanfaat," kata Sigit. (hms)
"Program ini dalam upaya mendayagunakan tenaga kerja penganggur dan setengah penganggur dari keluarga kurang mampu," katanya usai Pembukaan Kegiatan Padat Karya Infrastruktur Kota Magelang 2019 di Kelurahan Panjang, Kecamatan Magelang Tengah di Magelang, Selasa.
Ia mengatakan program yang menyerap APBD Kota Magelang 2019 sekitar Rp1,44 miliar itu, diwujudkan dalam sejumlah kegiatan pembangunan infrastruktur di tiga kecamatan.
Di Kecamatan Magelang Utara dan Magelang Tengah, katanya, berupa pembuatan talud atau fondasi, tembok makam, pembuatan pelat beton tutup saluran.
Di Kecamatan Magelang Selatan berupa pembuatan talud atau fondasi, rabat beton jalan, talud makam, dan talud lahan bengkok.
Ia menyebut mereka yang menjadi tenaga kerja dalam program itu berasal dari 17 kelurahan di kota dengan tiga kecamatan tersebut.
"Tahun ini seluruh tenaga kerja berasal dari 17 kelurahan di Kota Magelang, masing-masing kelurahan ada 34 orang," ujarnya dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang.
Ia menjelaskan tujuan program tersebut, antara lain menyediakan lapangan kerja sementara, menambah pendapatan masyarakat melalui upah pekerja, dan membangun sejumlah infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat.
"Program ini mendukung program strategis Pemerintah Kota Magelang, terutama untuk mengurangi kemiskinan dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)," ucap dia.
Ia menyebutkan tentang upah pekerja pada program padat karya infrastruktur pada 2019, yakni mandor Rp65.000 per orang, kepala tukang Rp70.000 per orang, tukang batu Rp65.000 per orang, dan pekerja Rp55.000 per orang.
Mereka akan bekerja selama 20 hari ke depan, mulai pukul 08.00-12.00 WIB, sedangkan khusus Jumat mulai pukul 07.30-11.00 WIB.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito mengemukakan padat karya salah satu program untuk menekan pengangguran, menambah pendapatan, meningkatkan kebersamaan dan gotong royong masyarakat.
Ia berpesan kepada para tenaga kerja untuk disiplin selama bekerja hingga menyelesaikan program tersebut.
"Bekerjalah dengan baik, kalau ke lokasi ya jangan pas jam 08.00 WIB, paling tidak jam 07.30 WIB. Apel, absen dulu, siapa yang tidak masuk. Tapi yang penting semua pekerja harus guyup rukun," kata Sigit yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Magelang itu.
Ia juga meminta para pekerja memperhatikan proses pembangunan agar hasilnya baik dan benar, sedangkan masyarakat harus menjaga dan memanfaatkan hasil pembangunan padat karya dengan sebaik-baiknya.
"Kalau bangun talud ya yang lurus, diukur yang benar, yang bagus. Kita pengin Kota Magelang bagus dan bagus. Warga juga harus menjaga, merawat, supaya hasilnya bisa bermanfaat," kata Sigit. (hms)