Batang (Antaranews Jateng) - Belasan warga yang tergabung pada Forum Komunikasi Independen Pelanggan Kabupaten Batang, Jawa Tengah, memprotes kenaikan tarif air Perusahaan Daerah Air Minum setempat dan pendistribusian air bersih yang tidak lancar.

Perwakilan FKIP Kabupaten Batang Yani Triyono di Batang, Jumat, mengatakan bahwa FKIP sengaja mendatangi Kantor Bupati Batang Wihaji untuk menyampaikan keluhan warga terhadap kenaikan tarif air dan pelayanan PDAM terhadap para pelanggan.

"Selama ini pelayanan PDAM tidak sebanding dengan uang yang sudah kita bayarkan setiap bulannya. Air PDAM sering tidak mengalir, terutama di Kelurahan Kalisalak, siang mati, sore menyala kemudian mati lagi, dan baru tengah malam mengalir lagi," katanya.

Ia mengatakan melalui pertemuan FKIP dengan Bupati Batang ini diharapkan kepala daerah bisa memberikan kebijakan dan menyampaikan protes para pelanggan pada Direktur PDAM,

"Jujur saja air merupakan kebutuhan primer masyarakat sehingga apabila air jaringan PDAM tidak lancar maka akan menggangu kehidupan para pelanggan. Anehnya lagi, jaringan PDAM tidak lancar, tarif air bersih dinaikkan," katanya.

Menanggapi protes dan keluhan warga, Bupati Batang Wihaji mengatakan dirinya memahami apa yang menjadi keinginan para pelanggan karena air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan.

"Pelanggan marah merupakan hal yang wajar karena air adalah kebutuhan pokok manusia. Oleh karena, kami akan turun tangan lagi untuk memetakan langsung daerah yang belum teraliri air dengan baik," katanya.

Adapun mengenai kenaikan tarif air PDAM, Wihaji mengatakan bahwa pemkab akan segera melakukan kajian seperti apa untung dan ruginya, hitungan harga seperti apa, serta dampaknya bagi PDAM maupun masyarakat.

"Kami akan segera melakukan kajian seperti apa proses tarif air di PDAM, termasuk keluahan tarif progresif yang dikeluhkan masyarakat. Namun yang jelas, kenaikan tarif air PDAM tidak akan naik pada 2019 dan tahun depan lagi," katanya.



 

Pewarta : Kutnadi
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024