Palu (Antaranews Jateng) - Wakil Wali Kota Palu, Sulawesi Tengah Sigit Purnomo Said atau lebih dikenal dengan nama Pasha Ungu meminta para siswa peserta program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) untuk membiasakan diri berbicara dengan baik.
Pasha yang menerima para siswa asal Provinsi Babel di kediaman dinasnya itu, Rabu malam, mengatakan bahwa berbicara baik yang dimaksud yakni mengeluarkan kata-kata yang menyatukan bukan memecah belah, bertutur kata yang bermanfaat bukan sia-sia.
"Apalagi memasuki tahun politik, jangan sampai kita mengucapkan kata-kata yang sifatnya provokatif, yang dapat memecah belah persatuan," ujar mantan vokalis grup band Ungu itu.
Wawali berharap kepada 23 peserta SMN Babel dapat membiasakan diri berbicara baik mulai dari sekarang dan dapat terus dijaga serta menyebarluaskan kebiasaan tersebut kepada masyarakat di tempat tinggal masing-masing.
"Berbicara baik ini saya juga selalu sampaikan kepada warga Kota Palu di setiap kesempatan di mana saya hadir. Kita harus melakukan perubahan untuk daerah kita," ucap Pasha.
Dalam kesempatan itu seorang peserta SMN asal Babel, Dianto mengatakan selama berada di Sulawesi Tengah mereka telah belajar banyak kearifan lokal masyarakat setempat.
Mereka sudah diajari membuat produk kerajinan lokal seperti pakaian adat Kulawi, dilatih kewirausahaan di Rumah Kreatif BUMN (RKB) milik PT.Telkom, berlayar bersama Kapal Angkatan Laut (KAL) di Teluk Palu, melihat dari dekat proyek pengendalian banjir Sungai Palu yang dibangun PT. Wijaya Karya dan mengunjungi pusat pengendalian lalulintas pesawat terbang di Bandara Mutiara Sis Aldjufri.
"Sekarang kami juga ingin tahu bagaimana pak Pasha bisa bermain musik dengan sangat baik dan menyanyi dengan suara indah dan merdu hingga bisa menjadi seorang artis seperti sekarang," kata Dianto yang disambut tawa dan tepuk tangan peserta.
Peserta SMN Babel terlihat sangat senang dan bahagia diberi kesempatan berjumpa dan berinteraksi langsung dengan Wawali Palu Pasha Ungu sebab kegiatan tersebut tidak masuk dalam agenda peserta SMN di Sulteng asal Babel selama berada di Palu.
"Kita sengaja merahasiakan kegiatan ini kepada mereka. Kita ingin kasih kejutan kepada mereka," ujar Heni Pusbintari, penanggung jawab (PIC) SMN Sulteng 2018 dari PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Namun karena keterbatasan waktu, para peserta yang didampingi pejabat dari Airnaf Indonesia dan PT. Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) serta beberapa orang guru itu tidak berkesempatan untuk menyanyikan bersama lagu daerah Kaili ciptaan Pasha Ungu berjudul `Sampe Suvu Roa.` (Editor : Dewanti Lestari).
Pasha yang menerima para siswa asal Provinsi Babel di kediaman dinasnya itu, Rabu malam, mengatakan bahwa berbicara baik yang dimaksud yakni mengeluarkan kata-kata yang menyatukan bukan memecah belah, bertutur kata yang bermanfaat bukan sia-sia.
"Apalagi memasuki tahun politik, jangan sampai kita mengucapkan kata-kata yang sifatnya provokatif, yang dapat memecah belah persatuan," ujar mantan vokalis grup band Ungu itu.
Wawali berharap kepada 23 peserta SMN Babel dapat membiasakan diri berbicara baik mulai dari sekarang dan dapat terus dijaga serta menyebarluaskan kebiasaan tersebut kepada masyarakat di tempat tinggal masing-masing.
"Berbicara baik ini saya juga selalu sampaikan kepada warga Kota Palu di setiap kesempatan di mana saya hadir. Kita harus melakukan perubahan untuk daerah kita," ucap Pasha.
Dalam kesempatan itu seorang peserta SMN asal Babel, Dianto mengatakan selama berada di Sulawesi Tengah mereka telah belajar banyak kearifan lokal masyarakat setempat.
Mereka sudah diajari membuat produk kerajinan lokal seperti pakaian adat Kulawi, dilatih kewirausahaan di Rumah Kreatif BUMN (RKB) milik PT.Telkom, berlayar bersama Kapal Angkatan Laut (KAL) di Teluk Palu, melihat dari dekat proyek pengendalian banjir Sungai Palu yang dibangun PT. Wijaya Karya dan mengunjungi pusat pengendalian lalulintas pesawat terbang di Bandara Mutiara Sis Aldjufri.
"Sekarang kami juga ingin tahu bagaimana pak Pasha bisa bermain musik dengan sangat baik dan menyanyi dengan suara indah dan merdu hingga bisa menjadi seorang artis seperti sekarang," kata Dianto yang disambut tawa dan tepuk tangan peserta.
Peserta SMN Babel terlihat sangat senang dan bahagia diberi kesempatan berjumpa dan berinteraksi langsung dengan Wawali Palu Pasha Ungu sebab kegiatan tersebut tidak masuk dalam agenda peserta SMN di Sulteng asal Babel selama berada di Palu.
"Kita sengaja merahasiakan kegiatan ini kepada mereka. Kita ingin kasih kejutan kepada mereka," ujar Heni Pusbintari, penanggung jawab (PIC) SMN Sulteng 2018 dari PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Namun karena keterbatasan waktu, para peserta yang didampingi pejabat dari Airnaf Indonesia dan PT. Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) serta beberapa orang guru itu tidak berkesempatan untuk menyanyikan bersama lagu daerah Kaili ciptaan Pasha Ungu berjudul `Sampe Suvu Roa.` (Editor : Dewanti Lestari).