Brebes (Antaranews Jateng) - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan bahwa pembangunan alat penyimpanan bawang dengan teknologi pendingin, pengontrol RH, Co2, N2 , dan ethylene atau controlled atmosphere storage (CAS) adalah sebagai sarana antisipasi para kartel melakukan penimbunan komoditas.

     "Harga komoditas (pangan) memang bisa dikendalikan oleh para kartel yang bisa memonopoli harga. Oleh karena itu, CAS ini agar kartel tidak terjadi penimbunan komoditas yang berpengaruh pada kestabilan harga bawang merah," kata Budi Waseso (Buwas) di Brebes, Jawa Tengah, Rabu.

     Menurut Buwas, Kabupaten Brebes adalah ikon penghasil bawang merah di Indonesia sehingga hal itu harus dipertahankan sebagai sentral komoditas ini.

     Perum Bulog bersama Pemerintah Kabupaten Brebes, kata Buwas, akan terus berpihak pada petani bawang dengan menyediakan tempat sarana yang baik agar kualitas dan ketersediaan bawang merah dapat dipertahankan.

     "Dengan kualitas dan ketersediaan bawang merah ini, harga dapat stabil. Selama ini begitu petani panen raya, merekalah yang dirugikan karena harga bawang hanya sampai Rp7.000,00 per kilogram. Hal ini akan mematahkan semangat petani. Ini tidak boleh," kata Buwas.

     Setelah di Kabupaten Brebes, kata Buwas yang didampingi Kepala Divisi Regional Bulog Jateng Mentoba Sugit Tedjo, Bulog berencana membangun sarana pengawet komoditas lainnya di daerah lain seperti Sulawesi, Aceh, Medan, Palembang, dan Riau.

     "Nantinya, Bulog akan bekerja sama dengan Menteri Perdagangan, Menteri Perekonomian, Menteri Keuangan, dan pemeritah daerah setempat. Hitung-hitungan petani bawang itu punya nilai tambahnya berapa? Umpamanya Rp17 ribu per kilogram. Jika harga turun, bisa tetap dijual stabil sebesar Rp17 ribu/kg sehingga mereka dapat keuntungan," kata Buwas.

     Kendati demikian, kata Buwas, kualitas bawang harus bisa tetap terjaga agar konsumen tidak merasa rugi.
 
     Untuk mempertahankan ketahanan pangan di Indonesia, Perum Bulog akan bersinergi dengan pemda untuk mewujudkan lahan pertania harus berkembang baik kualitas maupun kuantitas sehingga produksi komoditas akan makin kuat.

     "Saat ini memang Indonesia masih dalam ketergantungan pada impor. Oleh karena itu, Indonesia harus berkembang agar tidak mengimpor lagi bahan pangan dengan memajukan produk komoditas lokal dengan kualitas yang baik serta memasyarakatkan cinta produk sendiri," katanya.

     Selain itu, Bulog telah menyampaikan kepada Presiden perlunya membuat aturan yang tidak mengubah lahan produktif pertanian.

Pewarta : Kutnadi
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024