Para petani di sebagian besar daerah di Jawa Tengah barangkali boleh berlega hati setelah memegang kartu tani karena mereka beroleh kemudahan mendapatkan sarana produksi pertanian melalui subsidi pemerintah, terutama pupuk.
Melalui kartu tani, penyaluran pupuk bersubsidi tidak akan "piknik" lagi, sebagaimana sistem distribusi yang lalu. Demikian pernyataan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Yang dimaksud "piknik" oleh Sang Gubernur itu kira-kira untuk menyebut penyaluran pupuk tidak tepat sasaran atau nyelonong ke daerah atau sektor lain.
Kartu tani menjadikan penyaluran pupuk bersubsidi secara tertutup dan tepat sasaran alias tidak "piknik". Begitu juga dengan kemudahan yang lainnya, yang bisa dinikmati petani melalui "kartu sakti" itu.
Peluncuran kartu tani untuk 21 kabupaten dan kota di Jateng berlangsung pada hari Kamis (12/1) di Lapangan drh. Soepadi Kota Mungkid, Ibu Kota Kabupaten Magelang.
Dari target sekitar 1,4 juta petani di Jateng, hingga minggu pertama Januari 2017 telah disalurkan 239.856 kartu kepada petani. Selama Januari ini telah siap dibagikan 828.832 kartu, sedangkan 681 kartu lainnya dalam proses.
Gagasan pembagian kartu tani yang berisi basis data petani, antara lain, tentang nama dan alamat, jenis tanaman yang dibudidayakan, luas lahan, oleh Pemprov Jateng telah muncul dan disiapkan bersama Bank BRI sejak 2015, sedangkan uji coba di sejumlah daerah pada 2016. Sejumlah provinsi lainnya, kabarnya juga menyiapkan program kartu tani.
Sosialisasi di kalangan petani sebelum penerimaan kartu tani di Jateng juga telah dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan dengan harapan petani bisa memanfaatkan seoptimal mungkin kemudahan yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Bahkan, Menteri Rini Soemarno menjamin setiap petani pemegang kartu tani mendapatkan pupuk bersubsidi tepat waktu. Mereka juga mudah mendapatkan bibit tanaman dan obat-obatan untuk menghasilkan panenan pertanian secara optimal.
Kartu tani yang juga berfungsi sebagai kartu debet (ATM) BRI, Bank Mandiri, dan BNI itu, juga menjadi salah satu sarana pemerintah menyalurkan kredit usaha rakyat.
Melalui kartu tani itu pula, kalangan petani diajak meningkatkan gereget dan memperkuat manajemen berolah tani menjadi semakin modern dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
Melalui kartu tani, penyaluran pupuk bersubsidi tidak akan "piknik" lagi, sebagaimana sistem distribusi yang lalu. Demikian pernyataan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Yang dimaksud "piknik" oleh Sang Gubernur itu kira-kira untuk menyebut penyaluran pupuk tidak tepat sasaran atau nyelonong ke daerah atau sektor lain.
Kartu tani menjadikan penyaluran pupuk bersubsidi secara tertutup dan tepat sasaran alias tidak "piknik". Begitu juga dengan kemudahan yang lainnya, yang bisa dinikmati petani melalui "kartu sakti" itu.
Peluncuran kartu tani untuk 21 kabupaten dan kota di Jateng berlangsung pada hari Kamis (12/1) di Lapangan drh. Soepadi Kota Mungkid, Ibu Kota Kabupaten Magelang.
Dari target sekitar 1,4 juta petani di Jateng, hingga minggu pertama Januari 2017 telah disalurkan 239.856 kartu kepada petani. Selama Januari ini telah siap dibagikan 828.832 kartu, sedangkan 681 kartu lainnya dalam proses.
Gagasan pembagian kartu tani yang berisi basis data petani, antara lain, tentang nama dan alamat, jenis tanaman yang dibudidayakan, luas lahan, oleh Pemprov Jateng telah muncul dan disiapkan bersama Bank BRI sejak 2015, sedangkan uji coba di sejumlah daerah pada 2016. Sejumlah provinsi lainnya, kabarnya juga menyiapkan program kartu tani.
Sosialisasi di kalangan petani sebelum penerimaan kartu tani di Jateng juga telah dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan dengan harapan petani bisa memanfaatkan seoptimal mungkin kemudahan yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Bahkan, Menteri Rini Soemarno menjamin setiap petani pemegang kartu tani mendapatkan pupuk bersubsidi tepat waktu. Mereka juga mudah mendapatkan bibit tanaman dan obat-obatan untuk menghasilkan panenan pertanian secara optimal.
Kartu tani yang juga berfungsi sebagai kartu debet (ATM) BRI, Bank Mandiri, dan BNI itu, juga menjadi salah satu sarana pemerintah menyalurkan kredit usaha rakyat.
Melalui kartu tani itu pula, kalangan petani diajak meningkatkan gereget dan memperkuat manajemen berolah tani menjadi semakin modern dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.