"Masalah kebugaran masinis dan asistennya memang benar-benar diperhatikan karena kami tidak mau mengambil risiko keselamatan penumpang KA akibat mengantuk," kata Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi 5 Purwokerto Surono di Purwokerto, Selasa.
Ia mengatakan, jumlah rangkaian KA yang dioperasikan dan melintas di wilayah PT KAI Daop 5 pada hari-hari biasa hanya 22 rangkaian KA penumpang, namun selama masa angkutan Lebaran akan bertambah sembilan rangkaian.
"Dengan demikian, pekerjaan masinis selama masa angkutan Lebaran akan semakin berat. Kami menerapkan kebijakan empat jam bertugas sebagai upaya agar kebugaran masinis dan asistennya tetap terjaga," katanya.
Dalam hal ini, dia mencontohkan, seorang masinis yang mengoperasikan KA dari Stasiun Purwokerto ke Jakarta harus digantikan oleh masinis lainnya setelah tiba di Stasiun Cirebon.
"Demikian pula jika ke arah timur, harus diganti oleh masinis lain di Stasiun Yogyakarta," kata dia.
Meskipun hanya bertugas menjalankan KA selama empat jam, kata dia, tingkat stres masinis menjadi semakin tinggi akibat banyaknya rangkaian KA yang dioperasikan.
"Kami juga menempatkan personel tambahan di kabin lokomotif pada jam-jam tertentu yang sering kali mendatangkan rasa kantuk. Penambahan petugas ini ditujukan agar masinis dan asistennya tidak sampai mengantuk saat mengoperasikan KA," katanya.
Menurut dia, di lingkungan PT KAI Daop 5 terdapat sekitar 250 pegawai yang berstatus sebagai masinis dan asisten masinis.
"Kami telah melaksanakan tes kesehatan bagi seluruh masinis di wilayah PT KAI Daop 5 sebagai persiapan masa angkutan Lebaran 2012," katanya.
Dari tes kesehatan tersebut, kata dia, diketahui kesehatan dua orang masinis kurang memadai sehingga mereka tidak ditugaskan selama masa angkutan Lebaran.
Ia mengatakan, pihaknya juga berencana menggelar tes urine untuk mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh masinis yang akan mengoperasikan KA selama masa angkutan Lebaran.
"Ini baru dibicarakan, belum diputuskan," katanya.