Temanggung (ANTARA) - Regenerasi petani menjadi tantangan besar dalam pembangunan pertanian nasional, oleh karena itu Muhammadiyah Tobacco Control Center(MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) menyelenggarakan Sekolah Mandiri Tani.
"Banyak pemuda dari keluarga petani, yang kehilangan minat terhadap sektor pertanian karena dianggap tidak modern dan kurang menjanjikan," kata Kepala Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah Rochiyati Murniningsih di Temanggung, Sabtu.
Padahal, katanya, semestinya di era digital saat ini, pertanian memiliki peluang besar melalui penerapan teknologi, sistem agribisnis modern, dan pemasaran digital.
Oleh karena itu, katanya kegiatan Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah dirancang tidak hanya untuk meningkatkan kapasitas SDM pertanian dan memperkenalkan digitalisasi pertanian modern, tetapi juga sebagai wadah kampanye sadar rokok, membangun kesadaran kolektif bahwa petani muda agar bisa sukses tanpa ketergantungan pada komoditas maupun konsumsi tembakau.
Menurut dia, di sisi lain pertanian modern ini menuntut kesiapan SDM yang maju, baik ilmu maupun teknologinya. Petani milenial diharapkan mampu menjadi resonansi pendorong tenaga muda di sekitarnya untuk menjadi SDM pertanian unggulan yang mampu menggenjot pembangunan pertanian menjadi pertanian maju, mandiri dan modern.
Peserta Sekolah Tani ini adalah 40 petani milenial dari keluarga para petani muda dampingan MTCC Unimma yang tergabung dalam Forum Petani Multikultur Indonesa (FPMI) di dua kecamatan di Kabupaten Temanggung, yaitu Desa Pagergunung Kecamatan Pringsurat, serta Desa Purwosari dan Desa Kramat Kecamatan Kranggan.
Ia menyampaikan, penentuan sasaran petani milenial ini, dimaksudkan untuk penyiapan dan pencetakan SDM pertanian unggulan guna mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri, dan modern. Karakteristik milenial yang akrab dengan komunikasi, media, juga teknologi digital ini berperan penting menjadi faktor pengungkit produktivitas adalah inovasi teknologi dan sarana prasarana pertanian, serta kebijakan peraturan perundangan termasuk local wisdom.
Ia berharap, petani milenial mampu menjadi resonansi pendorong tenaga muda di sekitarnya untuk menjadi SDM pertanian unggulan yang mampu menggenjot pembangunan pertanian menjadi pertanian maju, mandiri dan modern.

