Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meluncurkan modernisasi pembayaran tiket untuk moda transportasi massal bus Trans Jateng guna mempermudah layanan kepada masyarakat.
"Hari ini kami 'launching' beberapa kartu, termasuk yang dari KAI bisa digunakan untuk Trans Jateng," kata Gubernur Jateng Ahmad Luthfi di Semarang, Rabu.
Hal tersebut disampaikan saat acara peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2025 di kampus Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang.
Modernisasi itu dilakukan dengan digitalisasi pembayaran tiket sehingga penumpang bus Trans Jateng dapat membeli dan membayar tiket dengan tunai maupun nontunai.
Pembayaran nontunai bisa dilakukan melalui kanal pembayaran QRIS, aplikasi Si Anteng (ASTRAPAY), Kartu Multi Trip (KMT), E-Money (Mandiri), Tap Cash (BNI), Brizzi (BRI) dan Flazz (BCA).
Menurut dia, modernisasi dan digitalisasi pembayaran tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan yang mudah bagi masyarakat, sekaligus meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.
Selain pembayaran tiket, kata dia, modernisasi Trans Jateng tersebut juga mencakup dari sisi armada bus, pengelola, sistem, maupun halte
Termasuk, integrasi jaringan dengan mewujudkan konektivitas bus Trans Jateng dengan bus-bus Trans milik pemerintah kabupaten/kota.
Sejak diluncurkan tahun 2017, Trans Jateng sudah beroperasi di tujuh koridor dan melayani 14 kabupaten/kota di Jateng, di antaranya Koridor Semarang–Bawen, Purwokerto–Purbalingga, Semarang–Kendal, Kutoarjo–Borobudur.
Kemudian, Koridor Solo–Sumberlawang, Semarang–Grobogan, dan Solo–Sukoharjo–Wonogiri. Ketujuh koridor itu mampu melayani 26.965 penumpang per hari.
"Trans Jateng akan kami kembangkan di antaranya mungkin nanti di Batang, Magelang, Jepara-Kudus, dan Banyumas. Semuanya untuk memperpanjang jangkauan, mungkin ada penambahan kendaraan yang dilakukan sehingga transportasi di wilayah kita lebih mudah," katanya.
Bertepatan dengan Harhubnas 2025 tersebut, Luthfi juga mendorong konektivitas wilayah guna mendukung pemerataan ekonomi dan pembangunan daerah.
Beberapa program prioritas bidang perhubungan antara lain mendorong pengembangan pelabuhan Tanjung Emas, pengusulan Pelabuhan Kendal yang semula Pelabuhan Pengumpan Regional menjadi dermaga atau bagian dari Pelabuhan Tanjung Emas.
Selanjutnya, optimalisasi bandara perintis di Jawa Tengah melalui pemanfaatan Bandara Dewandaru-Karimunjawa, Bandara Ngloram (Blora), dan Bandara Jenderal Besar Soedirman (Purbalingga).
Dari segi infrastruktur, kata dia, juga ada peningkatan kualitas jalan provinsi dengan lebar 7 meter termasuk penyelenggaraan penerangan jalan umum (PJU) di jalan provinsi.
Kemudian, mendorong revitalisasi jalur kereta api melalui fasilitasi dan koordinasi reaktivasi jalur non-aktif strategis, yaitu: Semarang - Rembang; Semarang - Magelang - Jogja; Purwokerto - Wonosobo.
Pemprov Jateng juga mengusulkan perpanjangan layanan KA Komuter Kedungsepur yang sebelumnya lintas Poncol - Ngrombo menjadi Weleri – Ngrombo, serta perpanjangan elektrifikasi KRL Solo - Jogja - Stasiun Kutoarjo Purworejo, serta perpanjangan layanan KA Pramex sampai Kebumen (semula Jogja - Kutoarjo).

