Pekalongan (ANTARA) - Persatuan Guru Republik Indonesia Kota Tegal, Jawa Tengah, berkomitmen membangun ekosistem pendidikan yang berbasis literasi, inovasi, dan pemanfaatan teknologi melalui kegiatan literasi digital guru dalam menunjang pembelajaran.
Ketua PGRI Kota Tegal Eko Winarno di Tegal, Selasa, mengatakan bahwa tantangan pendidik di tengah kemajuan teknologi menjadi perhatian PGRI sehingga pemahaman literasi digital bisa membantu guru tidak hanya untuk mengajar namun juga untuk membimbing siswa agar bisa beradaptasi dan berhasil di era digital.
"Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari upaya PGRI agar guru mampu memberikan pemahaman mendalam mengenai teknologi digital, literasi menulis, serta kecerdasan artifisial," katanya.
Kegiatan pelatihan literasi digital yang dirangkai acara peluncuran Hari Ulang Tahun ke-80 Persatuan Guru Republik Indonesia diikuti sekitar 150 guru.
Ia berharap kegiatan pelatihan tersebut juga bisa mengintegrasikan program literasi keuangan yang disampaikan oleh Bank Indonesia dalam kegiatan pembelajaran berbasis literasi digital serta menjalin sinergi antara PGRI, dan dunia pendidikan untuk membangun sumber daya manusia unggul.
"Kami berharap kegiatan ini akan semakin menguatkan semangat kebersamaan guru untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa," katanya.
Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono menyampaikan apresiasi kepada PGRI dan Forum Pena Guru Literasi (FPGL) atas inisiatif tersebut.
Di era digital seperti sekarang ini, kata dia, literasi bukan hanya soal membaca dan menulis tetapi juga soal memahami, mengolah, dan menyebarkan informasi secara bijak dan bertanggung jawab.
"Guru adalah ujung tombak pendidikan sehingga peningkatan kompetensi literasi digital bagi mereka adalah investasi besar bagi masa depan anak-anak, masa depan Kota Tegal, dan masa depan bangsa Indonesia," katanya.
Menurut dia, organisasi profesi guru ini telah menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun pendidikan yang berkualitas dan berkarakter.
"Saya berharap pelatihan ini tidak hanya menjadi ajang peningkatan keterampilan teknis, tetapi juga menjadi ruang refleksi dan kolaborasi antar guru untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang lebih kreatif, inklusif, dan relevan dengan zaman," katanya.

