Purwokerto (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas meluncurkan aplikasi Paras Sidia Cantik (Pantau, Amati, dan Rasakan dengan Sistem Informasi Diabetes Melitus untuk Pencegahan Terjadinya Komplikasi) sebagai inovasi pemantauan dan pengendalian pasien diabetes melitus secara digital dan menyeluruh.
Dalam peluncuran aplikasi yang dilakukan secara resmi oleh Sekretaris Daerah Banyumas Agus Nur Hadie di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa, Kepala Dinkes Kabupaten Banyumas Widyana Grehastuti mengatakan aplikasi Paras Sidia Cantik merupakan inovasi dari Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Banyumas yang pada tahap awal mulai diterapkan di seluruh puskesmas wilayah setempat.
"Kasus diabetes melitus terus meningkat. Melalui aplikasi ini, seluruh pasien akan dipantau secara menyeluruh, by name by address (berdasarkan nama dan alamat), untuk memastikan kondisi mereka tetap terkontrol," katanya.
Dia mengatakan seluruh data pasien akan dimasukkan dalam aplikasi yang memungkinkan tenaga kesehatan mencatat, memantau, dan menganalisis kondisi pasien secara waktu nyata.
Menurut dia, langkah tersebut tidak hanya mempermudah layanan, juga merupakan upaya nyata tindakan pemantauan berkelanjutan dan pencegahan komplikasi melalui teknologi.
"Dengan pemantauan yang terintegrasi, petugas kesehatan dapat mengetahui apakah pasien rutin kontrol, minum obat, atau menjalani pemeriksaan berkala. Semua terekam dalam sistem," katanya.
Melalui aplikasi tersebut, kata dia, Dinkes Kabupaten Banyumas menargetkan 100 persen pasien diabetes melitus di wilayah itu dapat dikendalikan kondisinya secara optimal.
Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah Banyumas Agus Nur Hadie mengapresiasi hadirnya aplikasi Paras Sidia Cantik dan menekankan pentingnya komitmen seluruh tenaga kesehatan untuk menjalankannya secara konsisten.
"Inovasi ini sangat baik. Saya berharap seluruh petugas kesehatan, baik di tingkat puskesmas maupun rumah sakit turut berkomitmen dalam pengendalian diabetes melalui sistem ini," katanya.
Ia mengatakan aplikasi Paras Sidia Cantik berpotensi menjadi sistem peringatan dini bagi petugas puskesmas untuk mengetahui pasien yang seharusnya menjalani kontrol rutin, namun belum melakukannya.
Ia mengharapkan aplikasi tersebut akan membantu petugas agar tidak ada lagi pasien yang luput dari pemantauan.
"Mudah-mudahan ini menjadi langkah penting dalam menekan komplikasi akibat diabetes," kata Sekda.
Baca juga: Dinkes Banyumas ajak masyarakat tidak jauhi penderita HIV/AIDS