Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) mengusulkan konsep "hybrid sea wall" untuk perpanjangan pembangunan tanggul laut di Kabupaten Demak yang dinilai lebih hemat dan efisien.
Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, di Semarang, Selasa, menjelaskan bahwa konsep tersebut berasal dari Tim Pengendalian Banjir Pasang Rob Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
"Hybrid sea wall" didesain dengan kombinasi beton ringan berupa kelontong untuk menahan ombak, dengan penataan tiga tumpuk ke atas, diisi dengan material hasil pengerukan sedimentasi sungai, sehingga mampu menjadi media tanam mangrove.
Tujuannya, kata Gus Yasin, sapaan akrabnya, agar membentuk ekosistem mangrove baru secara alami di kawasan pesisir dan lebih murah dari sisi pembiayaan.
"Konsep dari Undip ini lebih hemat. Harapan kami bisa menangani banjir dan rob di seluruh Kabupaten Demak. Ekosistem juga bisa dikembalikan dengan edukasi penanaman mangrove," katanya.
Dengan menerapkan skema "hybrid sea wall", kata dia lagi, diharapkan bisa memperpanjang pembangunan benteng alami di wilayah pesisir.
Ia menyebutkan bahwa target semula perpanjangan pembangunan tanggul laut di Demak bertambah sepanjang 10 km, tetapi pihaknya berharap bisa bertambah menjadi 20 km hingga Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara.
Rencananya, konsep tersebut akan dibawa ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk dirapatkan kembali dan bisa diterapkan apabila secara teknis dinilai cocok untuk di pesisir Demak.
Wakil Kepala Bidang Pengabdian LPPM Undip Achmad Zulfa Juniarto mengatakan bahwa area terdampak banjir dan abrasi, khusus di Kecamatan Sayung lebih cepat dan luas dalam sepuluh tahun terakhir.
Untuk mengatasi permasalahan itu, Undip mengonsepkan "hybrid sea wall" yang bermanfaat dalam memperkuat dan memulihkan ekosistem pesisir dan lebih adaptif, karena sistem berlapis dan berbasis alam, serta lebih hemat karena memulihkan ekosistem secara alami.
Ia mencontohkan proyek serupa yang sudah dilakukan berada di Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, dan Desa Purworejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak.
Proyek "hybrid sea wall" yang dimulai pada 2012 di Timbulsloko telah mengembalikan sempadan pantai sepanjang 100 meter dan tingkat keberhasilan pertumbuhan mangrove mencapai 90 persen.
"Tanaman mangrove dalam enam tahun pertumbuhannya 4-6 meter. Inilah yang disebut dengan konsep hybrid sea wall," katanya lagi.
Baca juga: Aipda Robig akui tak posisi terancam saat tembak pelajar di Semarang