Blora (ANTARA) - Pertamina EP Cepu Field Zona 11 menyetujui perbaikan jalan menuju Desa Semanggi, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, menggunakan material tanah grosok, setelah terjadi aksi penghadangan kendaraan berat oleh warga setempat.
Humas Pertamina EP Cepu Field Zona 11 Sony Aditya di Blora, Jumat, mengatakan bahwa pihaknya menerima tuntutan warga terkait perbaikan jalan.
Ia menjelaskan bahwa penggunaan material pedel (tanah grosok) untuk menguruk jalan rusak sudah sesuai dengan aspirasi warga.
"Permintaan warga untuk material pedel jalan akan dibantu oleh Pertamina," ujarnya.
Sony menambahkan, survei terhadap kondisi jalan telah dilakukan, pihaknya bersama warga telah menyepakati 10 titik kerusakan yang akan diperbaiki dengan pengurukan dan pemadatan tanah grosok.
"Untuk total jumlah material yang akan digunakan masih belum diketahui. Namun, pengurukan awal sudah dilakukan Kamis (12/6)," ujarnya.
Sebelumnya, puluhan warga Desa Semanggi, Kecamatan Jepon melakukan aksi penghadangan terhadap kendaraan alat berat milik Pertamina EP 4 Cepu Zona 11.
Aksi yang berlangsung Kamis (12/6) tersebut, merupakan bentuk protes atas kerusakan jalan yang diduga disebabkan oleh lalu lalang kendaraan berat perusahaan, terutama vacuum truck pengangkut minyak.
Jalur utama yang menghubungkan Pos Ngodo BKPH Kalisari hingga Dukuh Ngodo sepanjang 4 kilometeran mengalami kerusakan parah. Selain badan jalan, sebuah jembatan juga diinformasikan ikut terdampak.
"Jalur utama antar desa ini setiap hari dilalui alat berat milik Pertamina. Dari Pos Ngodo ke Dukuh Ngodo sepanjang 3 kilometer, dan dari Semanggi ke Ngodo jalan rusak sepanjang 1 kilometer," ujar Sutikno, perwakilan warga desa setempat.
Ia menganggap kerusakan jalan sangat mengganggu mobilitas warga, terutama saat musim hujan ketika jalan menjadi becek, licin, dan berbahaya untuk dilalui.
"Jembatan juga mengalami kerusakan. Warga sangat terganggu secara ekonomi dan aktivitas sehari-hari juga terhambat," ujarnya.
Sebetulnya, kata dia, keluhan warga soal kerusakan jalan disampaikan sejak tahun 2018, namun belum ada solusi yang memuaskan sehingga warga terpaksa melakukan perbaikan swadaya dengan material seadanya hasil gotong royong.
"Warga tambal sulam jalan dengan grosok seadanya. Jalan ini digunakan bersama oleh warga dan Pertamina. Kami berharap ada tanggung jawab sosial dari perusahaan, bukan hanya perbaikan sementara, tapi solusi permanen seperti paving atau pengecoran," ujarnya.
Selain perbaikan jalan, warga juga meminta agar Pertamina menyediakan penerangan jalan umum (PJU) demi meningkatkan keamanan dan kenyamanan saat melintas pada malam hari.
Baca juga: Pemkab Blora perbaiki 2.497 rumah tak layak huni jadi layak huni