Solo (ANTARA) - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mendukung upaya optimalisasi bisnis periklanan nasional dengan menggelar Lokakarya Masa Depan Periklanan Lokal atau Future Local Advertising Workshop (FLOW).
"FLOW merupakan upaya praktis yang kami lakukan dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi kreatif subsektor periklanan di tingkat lokal," kata Direktur Edukasi Ekonomi Kreatif Bekraf Poppy Savitri di sela lokakarya di Hotel Grand Hap Solo, Kamis.
Selain itu, dikatakannya, kegiatan tersebut juga untuk mendorong kemajuan dunia komunikasi pemasaran di daerah.
Baca juga: 11.358 tenaga ekonomi kreatif bersertifikasi
Menurut dia, yang terjadi saat ini adalah transisi ke era digital mengubah kondisi bisnis periklanan global.
Ia mengatakan yang paling merasakan dampak dari pergeseran ini adalah biro periklanan di daerah.
Menurunnya oplah media cetak dan lambatnya perubahan media konvensional ke platform digital berdampak besar pada eksistensi periklanan di daerah. Oleh karena itu, perlu adanya langkah nyata untuk mengubah model bisnis industri periklanan di tingkat global agar mampu menyesuaikan diri dengan dunia digital," katanya.
Ia mengatakan Solo sebagai kota yang memiliki potensi ekonomi kreatif tidak lepas dari dampak transisi pemanfaatan iklan dari media konvensional ke media digital.
Baca juga: Bekraf akan memasifkan program sertifikasi untuk pembatik
Untuk mengantisipasi ini, dikatakannya, melalui FLOW, Bekraf berupaya melakukan transformasi dan digitalisasi sumber daya manusia dengan memberikan pemahaman baru dan pelatihan terkait industri periklanan terkini.
"Bekraf percaya SDM merupakan kunci agar industri periklanan nasional tidak mengalami kemerosotan dan diharapkan ke depan subsektor periklanan bisa memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2016, subsektor periklanan menyumbang sekitar 0,8 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif nasional.
"Tepatnya, di subsektor ini terdapat 3.055 usaha dengan persebaran terbanyak di DKI Jakarta yaitu sebanyak 1.292 usaha. Selain itu, persebaran juga meliputi wilayah Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah," katanya.
Ia mengakui mayoritas pertumbuhan masih berfokus di Pulau Jawa. Meski demikian, ia memastikan subsektor periklanan di wilayah luar Jawa tetap tumbuh dan berkembang.
Baca juga: Potensi film di Indonesia luar biasa, kata Bekraf