Purwokerto (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, melakukan penanganan terhadap dampak angin puting beliung yang melanda sejumlah wilayah Banyumas.
"Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang disertai angin kencang pada Rabu (4/6) sore mengakibatkan pohon tumbang di sejumlah lokasi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Budi Nugroho di Purwokerto, Banyumas, Kamis.
Berdasarkan asesmen, lanjutnya, terdapat dua kejadian pohon tumbang di Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok, salah satunya sempat menutup akses jalan desa setempat.
Sementara di Desa Gununglurah RT 05 RW 07, satu rumah yang dihuni pasangan Akhmad Sobirin (56) dan Tasem (54) tertimpa pohon tumbang hingga mengalami kerusakan sedang.
"Kejadian pohon tumbang juga menimpa rumah salah seorang warga Desa Cilongok RT 05 RW 04," katanya.
Selain pohon tumbang, kata dia, angin puting beliung yang melanda Desa Cilongok juga dilaporkan memporak-porandakan atap tempat transit barang milik pedagang di bagian belakang Pasar Cilongok.
Sementara di Kantor Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wilayah Slamet Selatan, Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Sokanegara, Kecamatan Purwokerto Timur, terdapat kejadian pohon tumbang saat terjadi hujan lebat disertai angin kencang pada Rabu (4/6) sore.
"Kami telah melakukan penanganan darurat terhadap pohon-pohon yang tumbang itu serta berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya," kata Budi Nugroho.
Dalam kesempatan terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas Gatot Eko Purwadi mengatakan telah menerjunkan tim ke Pasar Cilongok untuk mendata dampak kerusakan akibat angin puting beliung.
Berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan oleh Dinperindag, kata dia, kerusakan yang disebabkan angin puting beliung itu terjadi pada tempat transit atau penyimpanan barang dagangan sebelum dibawa pedagang ke lapak untuk dijual.
"Kalau dalam bahasa Banyumas disebut temperangan, tidak untuk jual beli, hanya untuk transit barang dagangan. Kalaupun ada yang jualan di situ, mungkin hanya satu, dua, tidak menetap," katanya.
Menurut dia, bangunan yang mengalami kerusakan akibat angin puting beliung itu sebenarnya bangunan darurat dengan konstruksi dari bambu dan saat sekarang sudah dirapikan.
Oleh karena keterbatasan anggaran, pihaknya belum bisa melakukan perbaikan sehingga pedagang yang biasa menempatkan barang dagangan di tempat itu akan dicarikan tempat lain yang memungkinkan.
"Dulu tempat itu sempat digunakan oleh pedagang untuk berjualan, kemudian ditata, sekarang tidak lagi untuk jualan," kata Gatot.