BPBD Banyumas ingatkan warga tidak bakar sampah di hutan dan lahan
Purwokerto (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengingatkan warga setempat untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan atau membakar sampah di hutan dan lahan guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Kami sudah sering ingatkan hal itu kepada masyarakat. Bahkan, kemarin kami juga rapat koordinasi dengan teman-teman Posko Siaga Darurat Kekeringan dan Karhutla untuk mengedukasi bersama, tetapi tetap ada seperti itu (kejadian karhutla," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Budi Nugroho di Purwokerto, Banyumas, Kamis.
Ia mengakui selama Juli 2024 tercatat sebanyak empat kejadian karhutla di Kabupaten Banyumas, yakni kebakaran hutan di Desa Paningkaban dan Desa Notog serta kebakaran lahan di Kelurahan Kranji dan Desa Cipete dengan total luas area yang terbakar 0,329 hektare
Menurut dia, kebakaran lahan seluas 0,004 hektare di Desa Cipete yang terjadi pada Rabu (31/7) malam berhasil dipadamkan pada Kamis (1/8) dini hari.
Ia menduga kebakaran lahan tersebut berawal dari aktivitas warga yang membakar kayu dan mengenai timbunan sampah, sehingga menjalar ke pepohonan di sekitarnya.
Bahkan, kata dia, kebakaran tersebut nyaris menjalar ke permukiman warga yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi kejadian namun bisa segera dilokalisasi oleh petugas pemadam kebakaran.
"Oleh karena itu, kami ingatkan masyarakat untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan maupun membuat api saat berada di hutan atau lahan, apalagi sekarang diprakirakan sudah memasuki puncak musim kemarau," katanya menegaskan.
Disinggung mengenai perkembangan distribusi bantuan air bersih bagi warga yang terdampak kekeringan pada musim kemarau, dia mengatakan hingga saat ini pihaknya telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 21 tangki yang setara dengan 105.000 liter.
Menurut dia, bantuan air bersih tersebut didistribusikan untuk warga di tujuh desa, yakni Desa Kamulyan (Kecamatan Tambak), Desa Kediri (Karanglewas), Desa Randegan dan Wlahar (Wangon), Desa Geduren (Purwojati), serta Desa Karanganyar dan Notog (Patikraja).
"Total warga yang terdampak kekeringan sebanyak 1.649 keluarga yang terdiri atas 5.541 jiwa. Kami juga mendistribusikan bantuan air bersih untuk RSUD Banyumas," kata Budi.
Baca juga: BPBD: Warga terdampak kemarau di Cilacap capai 7.508 jiwa
"Kami sudah sering ingatkan hal itu kepada masyarakat. Bahkan, kemarin kami juga rapat koordinasi dengan teman-teman Posko Siaga Darurat Kekeringan dan Karhutla untuk mengedukasi bersama, tetapi tetap ada seperti itu (kejadian karhutla," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Budi Nugroho di Purwokerto, Banyumas, Kamis.
Ia mengakui selama Juli 2024 tercatat sebanyak empat kejadian karhutla di Kabupaten Banyumas, yakni kebakaran hutan di Desa Paningkaban dan Desa Notog serta kebakaran lahan di Kelurahan Kranji dan Desa Cipete dengan total luas area yang terbakar 0,329 hektare
Menurut dia, kebakaran lahan seluas 0,004 hektare di Desa Cipete yang terjadi pada Rabu (31/7) malam berhasil dipadamkan pada Kamis (1/8) dini hari.
Ia menduga kebakaran lahan tersebut berawal dari aktivitas warga yang membakar kayu dan mengenai timbunan sampah, sehingga menjalar ke pepohonan di sekitarnya.
Bahkan, kata dia, kebakaran tersebut nyaris menjalar ke permukiman warga yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi kejadian namun bisa segera dilokalisasi oleh petugas pemadam kebakaran.
"Oleh karena itu, kami ingatkan masyarakat untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan maupun membuat api saat berada di hutan atau lahan, apalagi sekarang diprakirakan sudah memasuki puncak musim kemarau," katanya menegaskan.
Disinggung mengenai perkembangan distribusi bantuan air bersih bagi warga yang terdampak kekeringan pada musim kemarau, dia mengatakan hingga saat ini pihaknya telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 21 tangki yang setara dengan 105.000 liter.
Menurut dia, bantuan air bersih tersebut didistribusikan untuk warga di tujuh desa, yakni Desa Kamulyan (Kecamatan Tambak), Desa Kediri (Karanglewas), Desa Randegan dan Wlahar (Wangon), Desa Geduren (Purwojati), serta Desa Karanganyar dan Notog (Patikraja).
"Total warga yang terdampak kekeringan sebanyak 1.649 keluarga yang terdiri atas 5.541 jiwa. Kami juga mendistribusikan bantuan air bersih untuk RSUD Banyumas," kata Budi.
Baca juga: BPBD: Warga terdampak kemarau di Cilacap capai 7.508 jiwa