Solo (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) memperbanyak jumlah mahasiswa asing untuk menuju world class university (WCU) atau universitas kelas dunia.
Wakil Rektor V Bidang Kerja Sama dan Urusan Internasional UMS Supriyono di Solo, Jawa Tengah, Kamis mengatakan untuk menjadi world class university ada beberapa parameter. Ia mengatakan keberadaan mahasiswa internasional menjadi salah satu poin penting.
"Ini jadi indikator penting dalam world class university. Makanya UMS berusaha mendapatkan mahasiswa asing," katanya.
Ia mengatakan salah satu strategi yang dilakukan untuk mendapatkan mahasiswa asing adalah dengan memberikan beasiswa. Ada beberapa skema beasiswa yang diberikan, yakni dari sumber biaya internal UMS atau international priority scholarship (IPS), selain itu juga mengelola dana pemerintah, baik kemitraan negara berkembang maupun darmasiswa.
"Selain itu ada beasiswa dari PP Muhammadiyah, dan kami ada mahasiswa dari Palestina. Tahun ini cukup mengejutkan bagi kami, karena jumlah pelamar total ada sebanyak 8.456 orang dari luar negeri, baik under graduate atau S1 maupun pascasarjana," katanya.
Meski demikian, dikatakannya, dari total pendaftar tersebut, hanya 40 di antaranya yang terpilih untuk mengisi kuota beasiswa pada tahun ini.
"Di satu sisi itu berita menggembirakan, artinya UMS sudah dikenal di tingkat dunia, tetapi di sisi lain untuk memilih 40 dari 8.000 bukan pekerjaan mudah. Yang menggembirakan lagi ada lebih dari 100 aplikan yang bersedia bayar sendiri," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Biro Kerja Sama Urusan Internasional UMS Andi Dwi Bawono mengatakan ada lonjakan peminat pada tahun ini.
Ia mengatakan hasil tersebut tidak lepas karena pengembangan website yang dilakukan oleh pihak UMS.
"Kami kembangkan website yang menggunakan trilingual, yakni bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Arab. Ternyata ini bisa menarik pemburu beasiswa," katanya.
Ia mengatakan para mahasiswa asing ini berasal dari berbagai negara, di antaranya dari India, Pakistan, Bangladesh, Yaman, Suriyah, Madagaskar, Kazakstan, Laos, dan Thailand.
Baca juga: UMS ambil bagian pada pengembangan robot di Indonesia