Semarang (ANTARA) - Literasi digital menjadi salah satu unsur bagi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mencapai visi misi Profesional, Responsif, Integratif, Modern, dan Adaptif atau PRIMA. Materi literasi digital diharapkan dapat menambah pengetahuan dan kemampuan dalam berinteraksi di dunia digital.
“Saya berharap tidak ada prajurit TNI yang buta digital, menyebarkan hoax, terjerumus perjudian online, dan membocorkan rahasia negara serta menyebarkan konten yang bertentangan dengan sapta marga dan sumpah prajurit,” kata Asisten Komunikasi Elektronika (Askomlek) Panglima TNI Marsekal Muda TNI Kustono dalam acara Literasi Digital Pemerintahan kepada prajurit TNI batch 1.
Kustono mengatakan sebagai prajurit TNI, merupakan hal wajib untuk memerangi konten negatif yang saat ini kerap bermunculan di masyarakat sebagai wujud menjaga persatuan dan kesatuan.
“Kejahatan di ruang digital semakin meningkat. Hoax, judi online, prostitusi online, cyberbullying, dan lain-lain dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa,” katanya.
Selain memerangi konten negatif di tengah masyarakat, literasi digital juga diharapkan dapat membuat prajurit TNI memahami empat pilar literasi digital secara lebih mendalam, sehingga dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari dan dalam melaksanakan tupoksinya.
Direktur Pemberdayaan Informatika Slamet
Santoso dalam sambutannya menuturkan mengenai peran literasi digital untuk mendukung terwujudnya visi PRIMA. Pemahaman tentang literasi digital menjadi sangat penting, terutama bagi prajurit TNI.
"Literasi digital tidak hanya sekadar tentang penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak, tetapi juga meliputi pemahaman mendalam tentang bagaimana teknologi ini beroperasi, bagaimana melindungi informasi sensitif dari ancaman siber, dan bagaimana berpartisipasi secara aktif dan etis dalam dunia maya,” jelas Slamet.
TNI memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas dan keamanan negara. Lebih lanjut Slamet.mengemukakan mengenai tantangan dunia digital yang harus dihadapi banyak pihak, termasuk prajurit TNI. Wawasan yang mendalam dapat mengantisipasi berbagai tantangan di dunia digital, termasuk dapat mencapai visi PRIMA.
“Dengan literasi digital yang kuat, prajurit TNI akan mampu menghadapi tantangan digital dengan lebih efektif,” katanya
Kolonel Restu Putra menambahkan prajurit TNI wajib menguasai praktik keamanan digital seperti perangkat lunak, jaringan internet, dan komputer.
“Ini (keamanan digital) menjadi unsur yang wajib dikuasai sebagai pelindung dari serangan siber dan sistem informasi militer,” jelasnya
Menurut Kolonel Restu, untuk dapat mengimplementasikan Keamanan Digital dalam lingkup visi PRIMA, prajurit TNI harus menjadi sosok yang profesional, harus mengutamakan keahlian dalam berinteraksi dan berpendapat di ruang digital dengan prinsip-prinsip keamanan digital.
"Tidak hanya itu, prajurit TNI juga dituntut untuk mampu memanfaatkan platform digital dengan baik, serta mengoordinasikan integrasi keamanan digital. Terus ikuti tren dunia digital yang sedang bergulir dengan senantiasa mematuhi standar
keamanan digital,” katanya.