Semarang (ANTARA) - Para tokoh agama yang hadir dalam Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2024 mendorong kesadaran moral untuk mengatasi dan memperbaiki kerusakan lingkungan yang terjadi.
"Pembangunan pabrik semen, hotel-hotel makin banyak dan dampaknya merusak hutan, danau. Perlu langkah konkrit mengatasi isu ini," kata Direktur Institut Dialog Antar-Iman Indonesia (Interfidei) Elga Sarapung, di Semarang, Sabtu.
Hal tersebut disampaikannya pada Religious Leaders Summit atau pertemuan pemuka atau pemimpin agama yang menjadi rangkaian kegiatan AICIS 2024 di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.
Elga berharap, kegiatan tersebut tidak hanya sebatas menghasilkan konsep dan teori, tetapi juga harus membuahkan tindakan konkret karena permasalahan lingkungan menjadi perhatian bersama.
Pemerintah, akademisi, peneliti, tokoh agama, dan perguruan tinggi, kata dia, harus bersatu merumuskan definisi nilai keadilan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan nilai-nilai agama masing-masing.
"Komitmen dan integritas sangat penting jadi bukan hanya sekadar setiap agama ngomong tentang kebaikan keadilan dalam kehidupan sehari hari," ujarnya.
Senada, tokoh agama dari Thailand Phra Dr. Anilman Dhammasakiyo mengatakan saat ini dunia dihadapkan krisis lingkungan hidup dan ekologi sehingga diperlukan tindakan nyata.
"Dunia global sedang mengalami krisis dan semua orang berusaha mencari siapa penyebabnya. Padahal kita lah penyebabnya," ujar Anilman.
Karena itu, ia mengajak agar para pemimpin agama turut berperan aktif memperbaiki kerusakan lingkungan untuk masa depan generasi selanjutnya.
Religious Leaders Summit AICIS 2024 juga berhasil meramu sembilan poin rumusan Semarang Charter melalui berbagai perspektif agama yang menjunjung tinggi perdamaian dan kemanusiaan.
Adapun kisi-kisi Semarang Charter itu disebutkan akademisi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Dr Sahiron Syamsuddin, salah satunya terkait dengan peran komunitas agama dalam menjaga lingkungan dan alam.
Kemudian, bagaimana ajaran agama sebaiknya diinterpretasikan dan diimplementasikan sesuai konteks kekinian, serta mendorong pemuka agama dan institusi harus lebih aktif melakukan dialog antar umat beragama.
Ada pula, terkait dengan peran komunitas agama dalam mencegah perdagangan manusia hingga bagaimana pemanfaatan teknologi untuk sarana kebaikan, kemanusiaan, dan perdamaian.
Keseluruhan poin Semarang Charter itu akan dimatangkan dan hasilnya dibacakan secara resmi pada penutupan AICIS ke-23 Tahun 2024 pada Sabtu malam.