Semarang (ANTARA) - Dewan Kesenian Semarang mengatakan kegiatan Panggung Budaya Rumah Kita "Sambang Seni Semarang 2023" mendapatkan sambutan antusias dari masyarakat sehingga perlu untuk dilanjutkan tahun depan.
Ketua Dewan Kesenian Semarang Adhitia Armitrianto di Semarang, Rabu, menyebutkan "Sambang Seni Semarang 2023" telah digelar di enam wilayah sebagai gebrakan ruang kesenian dan kebudayaan bagi masyarakat.
Sebanyak enam wilayah itu, Taman Tirto Agung Banyumanik, Kampung Nelayan Tambaklorok, Kampung Seni Budaya Jurang Belimbing, Kampung Dongbiru, Kampung Seni Budaya Gedong Songo, dan Kampung Genuk Krajan.
"Kampung-kampung itu menjadi kekuatan pengembangan seni. Seni mempersatukan bangsa dan membangun kampung-kampung seni budaya," kata Adhit, sapaan akrabnya.
Menurut dia, literasi seni budaya bagi masyarakat penting, khususnya bagi masyarakat yang memiliki cerita sejarah untuk dikembangkan dan bisa untuk mengedukasi masyarakat lainnya.
"Banyak seni baru yang ditampilkan telah mengedukasi masyarakat, misalnya musik instrumental. Banyak masyarakat yang bertanya-tanya, tetapi kalau tidak ada yang menjelaskan, masyarakat bakal tidak tahu," katanya.
Demikian juga penampilan lainnya, seperti musikalisasi puisi, teatrikal, dan pertunjukan bercerita yang membawa pesan penting kepada masyarakat, terutama kalangan anak-anak.
Apalagi, kata dia, karya-karya yang disuguhkan pada pertunjukan "Sambang Seni Semarang 2023" mayoritas ramah terhadap anak.
"Ada juga musisi muda yang membawakan lagu bahasa Inggris, mereka itu mengedukasi anak-anak akan pentingnya mengenal bahasa universal," ujarnya.
Ia berharap, Pemkot Semarang kian meningkatkan perhatiannya terhadap dunia seni budaya, seperti pergelaran "Sambang Seni Semarang" yang merupakan kerja sama dengan Dewan Kesenian Semarang sehingga bisa semakin luas.
Sebagai lembaga yang mewadahi seniman-seniman, Dewan Kesenian Semarang akan mengawal dan memberikan pendampingan secara langsung, apalagi pemerintah juga bisa menyampaikan atau menyosialisasikan program-programnya lewat kesenian.
Dia mencontohkan dalam upaya pengentasan stunting ataupun program lain yang dapat menyentuh langsung ke masyarakat karena kesenian media yang tepat untuk sosialisasi program.
"Kami akan berusaha lanjutkan acara ini tahun depan. Bahkan, sampai tingkat kelurahan dan bisa menjadi agenda rutin. Kami juga ingin memberikan pendampingan kepada masyarakat akan pentingnya seni, 'Dekase Go To Village'," katanya.
Baca juga: Komunitas Brotosuro edukasi masyarakat terkait keris