Purbalingga (ANTARA) - Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto memanfaatkan drone atau pesawat tanpa awak untuk mengaplikasikan penggunaan pestisida hayati guna mencegah serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).
Saat pelaksanaan Gerakan Pencegahan Serangan OPT di Desa Karangsari Kecamatan Kalimanah, Purbalingga, Kamis, Kepala Bidang Perlindungan Pertanian Dinpertan Kabupaten Purbalingga Edy Setyanta mengatakan kegiatan tersebut dilakukan sebagai percontohan penggunaan drone pertanian bagi petani.
"Mudah-mudahan ke depan menjadi budaya modern bagi petani kita, karena kinerja dari drone ini lebih menghemat waktu, bisa menghemat tenaga, sehingga harapan kita pencegahan, penanggulangan dan pemupukan tanaman padi serta yang lain itu bisa lebih efektif," katanya.
Ia mengatakan Desa Karangsari dipilih sebagai lokasi percontohan penggunaan drone pertanian karena saat sekarang terjadi serangan hama wereng batang cokelat terhadap tanaman padi petani setempat.
Bahkan, kata dia, hama wereng batang cokelat tidak hanya menyerang tanaman padi di Kecamatan Kalimanah, tapi juga di Padamara.
"Jadi hari ini kita memberikan percontohan pencegahan hama tanaman menggunakan asap cair yang merupakan pestisida hayati yang sangat aman bagi kesehatan kita semua. Pestisida hayati ini diaplikasikan menggunakan drone pertanian," kata Edy.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto Rony Hartawan mengharapkan teknologi drone pertanian tersebut dapat mengatasi permasalahan jumlah sumber daya manusia, biaya produksi, serta meningkatkan efisiensi usaha tani.
Menurut dia, hal itu disebabkan penggunaan drone pertanian lebih hemat waktu, hemat biaya, dapat dilakukan secara serempak, dan merata dalam satu area di waktu yang bersamaan.
Dalam hal ini, kata dia, drone pertanian yang berkapasitas angkut 20 liter tersebut bisa menyemprotkan pestisida hayati pada lahan seluas 18 hektare selama 1 jam pengoperasian.
"Jadi fokusnya lebih kepada meningkatkan produksi karena dengan adanya ketersediaan produksi akan menjaga kestabilan harga. Dari situlah kenapa BI turun untuk menjaga inflasi dari sisi suplai produksi dari barang-barang pertanian," katanya.
Ia juga mengharapkan pemanfaatan drone pertanian dapat menarik minat generasi muda untuk menekuni usaha pertanian.
Saat sekarang, kata dia, jumlah petani muda relatif masih sedikit karena usaha pertanian dinilai kurang bergengsi dibandingkan dengan usaha lain.
"Ini menjadi penting karena dalam jangka panjang sekarang petani kita sudah banyak yang berumur, dan apakah pertanian menjadi sesuatu yang menarik buat generasi milenial dan generasi Z," katanya.
Dengan teknologi seperti drone pertanian tersebut, kata dia, akan memancing motivasi anak-anak muda untuk mulai bermain di pertanian karena pertanian penting bagi ketahanan pangan.
Pelaksana Tugas Asisten Ekonomi Pembangunan Sekretaris Daerah Purbalingga Mukodam mengatakan pengaplikasian drone pertanian bisa menjadi salah satu solusi bagi para petani untuk mengendalikan hama dengan teknologi kekinian.
Menurut dia, drone pertanian tersebut akan dikelola oleh Dinpertan Kabupaten Purbalingga dan dapat dimanfaatkan oleh petani yang membutuhkan.
"Ini fungsinya sangat banyak, untuk pengendalian hama, untuk pemupukan, untuk pemetaan. Jadi sekarang basis datanya adalah basis peta digital atau poligon," kata Mukodam yang juga Kepala Dinpertan Kabupaten Purbalingga.
Ia mengatakan drone juga dapat dimanfaatkan untuk pemetaan lahan dan jaringan irigasi di Purbalingga.
Dengan demikian, kata dia, Pemerintah Kabupaten Purbalingga khususnya Dinpertan mempunyai data yang akurat dan riil di lapangan.
"Teknologi akan terus berkembang sesuai kebutuhan, tinggal bagaimana kita bisa mengikuti dengan arif dan bijaksana," kata Mukodam.