Menurut dia, salah satu strategi yang bisa dikembangkan untuk mendekatkan masyarakat kota dengan pangan lokal adalah membuat "direct market", misalnya penjualan langsung dari petani ke konsumen melalui saluran pemasaran "Pasar Petani" (farmer market), mengembangkan komunitas masyarakat kota yang mendukung pertanian lokal, dan mempromosikan pangan lokal secara lebih terarah dan tepat sasaran.
Prof. Sofa Marwah dalam orasi ilmiah berjudul "Politik Indonesia Dalam Dimensi Kultural: Membingkai Keterwakilan Politik Berbasis Keragaman Kelompok" mengatakan politik Indonesia hendaknya dipahami dalam spektrum yang luas, berlangsung dalam konteks politik yang beragam, baik dalam lingkup nasional, daerah maupun desa.
Menurut dia, kesadaran terhadap keragaman tersebut akan berkontribusi pada penguatan agenda demokrasi, untuk menipiskan isu kesenjangan antarkelompok.
Dia mengatakan era kebijakan desentralisasi menjadi ruang politik yang terbuka bagi para pengambil kebijakan untuk mendesain kebijakan relevan.
"Partai politik diharapkan dapat secara peka memahami hal tersebut dan mengawalnya, sesuai fitrah partai politik yang sesungguhnya. Model keterwakilan politik berbasis keragaman kelompok yang disajikan disini barangkali menjadi awalan untuk merajut setiap keragaman yang kita miliki di nusantara ini. Hal itu dapat menggambarkan politik Indonesia yang sesungguhnya," jelasnya.
Baca juga: Dua tim karya tulis ilmiah Fabio Unsoed raih medali di Bali
Baca juga: Influencer Felicia Putri Tjiasaka ramaikan Soedirman Investment Week (SIW) 2023
Baca juga: Pasangan suami-istri ini raih gelar Guru Besar Unsoed