Pasangan suami-istri ini raih gelar Guru Besar Unsoed
Pengalaman yang pahit, manis, sehat, sakit, sedih, dan bahagia telah kami lalui bersama
Purwokerto (ANTARA) - Pasangan suami-istri yang kesehariannya menjadi dosen di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Prof. Amin Fatoni, S.Si., M.Si., Ph.D. dan Prof. Mekar Dwi Anggraeni, S.Kep.Ners., M.Kep., Ph.D. berhasil meraih gelar guru besar secara bersamaan.
Keduanya akan dikukuhkan sebagai guru besar dalam Sidang Senat Terbuka di Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman, Unsoed, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (24/10).
Rektor Unsoed Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc, Agr, IPU mengatakan guru besar atau nama lainnya disebut profesor merupakan sebuah jabatan fungsional tertinggi di bidang akademik.
Menurut dia, keberadaan guru besar pada suatu universitas tentunya akan menjadi salah satu faktor yang menentukan tingginya kualitas suatu kampus tersebut.
Sebagai pemegang otoritas tertinggi di bidang akademik, kata dia, peran guru besar dalam kemajuan sebuah perguruan tinggi sangatlah penting.
"Komitmen Unsoed dalam meningkatkan peran guru besar dan menjaga kualitas kampus ditunjukkan dengan support yang tinggi kepada para dosen sehingga jumlah profesor yang dikukuhkan bertambah secara signifikan sebesar 49 persen dibandingkan tahun lalu atau menjadi 92 profesor aktif," jelasnya.
Ia mengakui pencapaian seorang dosen hingga ke jenjang profesor, tidaklah mudah dan memerlukan perjalanan yang panjang serta komitmen yang kuat untuk mewujudkannya.
"Prof. Amin Fatoni, S.Si., M.Si., Ph.D. dan Prof. Mekar Dwi Anggraeni, S.Kep.Ners., M.Kep., Ph.D. merupakan pasangan suami-istri yang beruntung bisa dikukuhkan sebagai profesor dalam waktu yang bersamaan pada tanggal 24 Oktober 2023 nanti," ungkap Rektor.
Sementara itu, Prof. Amin Fatoni mengaku merasakan jatuh bangun bersama istri dalam usahanya meraih gelar profesor.
"Pengalaman yang pahit, manis, sehat, sakit, sedih, dan bahagia telah kami lalui bersama. Tahun 2023 juga bertepatan dengan 17 tahun pernikahan kami karena kami menikah di tahun 2006," katanya didampingi istri, Prof. Mekar Dwi Anggraeni.
Menurut dia, pertemuan pertama mereka terjadi saat diklat prajabatan pada bulan Mei 2005 dan akhirnya ditakdirkan untuk berjodoh.
Selanjutnya mereka pun bersama-sama menyelesaikan pendidikan magister atau pascasarjana (S2) pada tahun 2007-2009. Dalam hal ini, Prof. Mekar menyelesaikan pendidikan magister Keperawatan di Universitas Indonesia (UI) dan Prof. Amin menyelesaikan pendidikan magister di Institut Pertanian Bogor (IPBP).
Baca juga: Mahasiswa Unsoed temukan metode analisis jamin keaslian bawang merah Brebes
Dua tahun setelah menyelesaikan pendidikan magister kemudian Prof. Amin dan Prof. Mekar melanjutkan pendidikan doktoral di Prince of Songkla Thailand, di mana Prof. Amin mengambil bidang biosensor dan Prof. Mekar mengambil bidang keperawatan maternitas. Setelah selesai menyelesaikan pendidikan doktoralnya, pasangan suami-istri itu kembali mengabdi di Unsoed.
Prof. Amin dan Prof. Mekar juga sering melakukan penelitian serta memublikasikan hasil penelitian bersama dengan fokus pada pengembangan metode deteksi dini kadar glukosa dalam darah, anemia pada ibu hamil, dan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir.
Prof. Amin sengaja memilih bidang biosensor medis agar ilmunya bisa diaplikasikan dalam bidang kesehatan yang ditekuni oleh Prof Mekar. Selain itu, Prof. Mekar yang merupakan guru besar termuda di Unsoed saat ini.
Berkat kerja sama yang baik dan saling mendukung dalam karier maupun rumah tangga, Prof. Amin dan Prof. Mekar bisa mencapai jabatan akademik tertinggi di usia yang relatif muda.
Mereka berdua juga kompak menjadi ketua dewan redaksi jurnal yang terindeks Scopus. Prof Amin adalah ketua dewan redaksi Jurnal Molekul yang terindeks Scopus pada tahun 2020, sedangkan Prof Mekar menjadi ketua dewan redaksi Jurnal Keperawatan Soedirman yang terindeks Scopus sejak tahun 2021.
Pengalaman Prof. Amin dan Prof. Mekar diharapkan dapat menjadi motivasi dalam membina kerukunan hidup berumah tangga dan juga dalam menjaga kekompakan untuk saling mendukung karier suami-isteri.
Baca juga: Pengamat: Sosok Mahfud MD merupakan pilihan rasional PDI Perjuangan
Baca juga: Mahasiswa Unsoed manfaatkan umbi gembolo jadi yoghurt sinbiotik
Keduanya akan dikukuhkan sebagai guru besar dalam Sidang Senat Terbuka di Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman, Unsoed, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (24/10).
Rektor Unsoed Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc, Agr, IPU mengatakan guru besar atau nama lainnya disebut profesor merupakan sebuah jabatan fungsional tertinggi di bidang akademik.
Menurut dia, keberadaan guru besar pada suatu universitas tentunya akan menjadi salah satu faktor yang menentukan tingginya kualitas suatu kampus tersebut.
Sebagai pemegang otoritas tertinggi di bidang akademik, kata dia, peran guru besar dalam kemajuan sebuah perguruan tinggi sangatlah penting.
"Komitmen Unsoed dalam meningkatkan peran guru besar dan menjaga kualitas kampus ditunjukkan dengan support yang tinggi kepada para dosen sehingga jumlah profesor yang dikukuhkan bertambah secara signifikan sebesar 49 persen dibandingkan tahun lalu atau menjadi 92 profesor aktif," jelasnya.
Ia mengakui pencapaian seorang dosen hingga ke jenjang profesor, tidaklah mudah dan memerlukan perjalanan yang panjang serta komitmen yang kuat untuk mewujudkannya.
"Prof. Amin Fatoni, S.Si., M.Si., Ph.D. dan Prof. Mekar Dwi Anggraeni, S.Kep.Ners., M.Kep., Ph.D. merupakan pasangan suami-istri yang beruntung bisa dikukuhkan sebagai profesor dalam waktu yang bersamaan pada tanggal 24 Oktober 2023 nanti," ungkap Rektor.
Sementara itu, Prof. Amin Fatoni mengaku merasakan jatuh bangun bersama istri dalam usahanya meraih gelar profesor.
"Pengalaman yang pahit, manis, sehat, sakit, sedih, dan bahagia telah kami lalui bersama. Tahun 2023 juga bertepatan dengan 17 tahun pernikahan kami karena kami menikah di tahun 2006," katanya didampingi istri, Prof. Mekar Dwi Anggraeni.
Menurut dia, pertemuan pertama mereka terjadi saat diklat prajabatan pada bulan Mei 2005 dan akhirnya ditakdirkan untuk berjodoh.
Selanjutnya mereka pun bersama-sama menyelesaikan pendidikan magister atau pascasarjana (S2) pada tahun 2007-2009. Dalam hal ini, Prof. Mekar menyelesaikan pendidikan magister Keperawatan di Universitas Indonesia (UI) dan Prof. Amin menyelesaikan pendidikan magister di Institut Pertanian Bogor (IPBP).
Baca juga: Mahasiswa Unsoed temukan metode analisis jamin keaslian bawang merah Brebes
Dua tahun setelah menyelesaikan pendidikan magister kemudian Prof. Amin dan Prof. Mekar melanjutkan pendidikan doktoral di Prince of Songkla Thailand, di mana Prof. Amin mengambil bidang biosensor dan Prof. Mekar mengambil bidang keperawatan maternitas. Setelah selesai menyelesaikan pendidikan doktoralnya, pasangan suami-istri itu kembali mengabdi di Unsoed.
Prof. Amin dan Prof. Mekar juga sering melakukan penelitian serta memublikasikan hasil penelitian bersama dengan fokus pada pengembangan metode deteksi dini kadar glukosa dalam darah, anemia pada ibu hamil, dan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir.
Prof. Amin sengaja memilih bidang biosensor medis agar ilmunya bisa diaplikasikan dalam bidang kesehatan yang ditekuni oleh Prof Mekar. Selain itu, Prof. Mekar yang merupakan guru besar termuda di Unsoed saat ini.
Berkat kerja sama yang baik dan saling mendukung dalam karier maupun rumah tangga, Prof. Amin dan Prof. Mekar bisa mencapai jabatan akademik tertinggi di usia yang relatif muda.
Mereka berdua juga kompak menjadi ketua dewan redaksi jurnal yang terindeks Scopus. Prof Amin adalah ketua dewan redaksi Jurnal Molekul yang terindeks Scopus pada tahun 2020, sedangkan Prof Mekar menjadi ketua dewan redaksi Jurnal Keperawatan Soedirman yang terindeks Scopus sejak tahun 2021.
Pengalaman Prof. Amin dan Prof. Mekar diharapkan dapat menjadi motivasi dalam membina kerukunan hidup berumah tangga dan juga dalam menjaga kekompakan untuk saling mendukung karier suami-isteri.
Baca juga: Pengamat: Sosok Mahfud MD merupakan pilihan rasional PDI Perjuangan
Baca juga: Mahasiswa Unsoed manfaatkan umbi gembolo jadi yoghurt sinbiotik