Pemkab Batang pastikan dua perusahaan berinvestasi di KITB
Batang, JawaTengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, memastikan dua perusahaan jasa transportasi yaitu PT Pelindo dan PT Kereta Api Indonesia berinvestasi senilai lebih dari Rp9,4 triliun di Kawasan Industri Terpadu Batang.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Batang Wahyu Budi Santosa di Batang, Selasa, mengatakan bahwa PT Pelindo siap membangun pelabuhan niaga, termasuk dermaga (jetty) untuk bongkar dan muat peti kemas.
"Demikian pula PT KAI akan mengembangkan Stasiun Plabuan yang berada di dekat Kawasan Industri Terpadu Batang menjadi pembangunan tata kota yang terintegrasi dengan sistem transportasi (transit oriented development)," katanya.
Menurut dia, pemkab hanya sebatas menunjukkan lokasi untuk pembangunan sedang masalah perizinan dan lainnya menjadi kewenangan dari pemerintah pusat.
Proyek pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang, kata dia, merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) sehingga pemkab hanya membantu hal yang dibutuhkan oleh pemerintah pusat.
Ia mengatakan pelabuhan atau "Terminal Multipurpose Batang" ini direncanakan lebih besar dari yang ada di Kabupaten Kendal dan bakal berada langsung di bawah pengelolaan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
"Untuk PT Pelindo sudah menyiapkan anggaran Rp9,4 triliun dengan pembangunan dermaga pelabuhan senilai Rp700 miliar sedang PT KAI, kami belum mengetahui berapa nilai investasi yang akan digelontorkan," katanya.
Dikatakan Wahyu Budi Santosa, pembangunan pelabuhan ditargetkan rampung pada Mei 2024. Pelabuhan saat ini juga akan fokus melayani produk yang dibuat oleh perusahaan di KITB terlebih dahulu.
Adapun aktivitas bongkar dan muat, kata dia, dirancang untuk berbagai jenis komoditi mulai zona kering, zona cair, muatan mineral dan peti kemas.
"Yang jelas, dengan dibangunnya dua penunjang transportasi ini pada tahap awal difokuskan untuk angkutan barang agar mempermudah perjalanan ekspor maupun distribusi dalam negeri," katanya.
Staf Ahli Utama Direktorat Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha PT KAI Franseptariko Arviantoro menjelaskan rencana kereta komuter di KITB perlu pengkajian terkait dengan demografi pekerja dan wilayah sebaran tenaga kerja.
Perkembangan permintaan layanan angkutan kereta komuter, kata dia, berdasar estimasi jumlah total tenaga kerja dalam 1 sampai 3 tahun awal.
"Kami melihat bahwa KITB akan berkembang menjadi sebuah pusat komoditas yang besar. Pusat bisnis dan tentunya pergerakan orang dan barang yang akan signifikan meningkat dari waktu ke waktu," katanya.
Baca juga: Bea Cukai Jateng/DIY jamin kemudahan izin kawasan berikat di KITB
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Batang Wahyu Budi Santosa di Batang, Selasa, mengatakan bahwa PT Pelindo siap membangun pelabuhan niaga, termasuk dermaga (jetty) untuk bongkar dan muat peti kemas.
"Demikian pula PT KAI akan mengembangkan Stasiun Plabuan yang berada di dekat Kawasan Industri Terpadu Batang menjadi pembangunan tata kota yang terintegrasi dengan sistem transportasi (transit oriented development)," katanya.
Menurut dia, pemkab hanya sebatas menunjukkan lokasi untuk pembangunan sedang masalah perizinan dan lainnya menjadi kewenangan dari pemerintah pusat.
Proyek pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang, kata dia, merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) sehingga pemkab hanya membantu hal yang dibutuhkan oleh pemerintah pusat.
Ia mengatakan pelabuhan atau "Terminal Multipurpose Batang" ini direncanakan lebih besar dari yang ada di Kabupaten Kendal dan bakal berada langsung di bawah pengelolaan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
"Untuk PT Pelindo sudah menyiapkan anggaran Rp9,4 triliun dengan pembangunan dermaga pelabuhan senilai Rp700 miliar sedang PT KAI, kami belum mengetahui berapa nilai investasi yang akan digelontorkan," katanya.
Dikatakan Wahyu Budi Santosa, pembangunan pelabuhan ditargetkan rampung pada Mei 2024. Pelabuhan saat ini juga akan fokus melayani produk yang dibuat oleh perusahaan di KITB terlebih dahulu.
Adapun aktivitas bongkar dan muat, kata dia, dirancang untuk berbagai jenis komoditi mulai zona kering, zona cair, muatan mineral dan peti kemas.
"Yang jelas, dengan dibangunnya dua penunjang transportasi ini pada tahap awal difokuskan untuk angkutan barang agar mempermudah perjalanan ekspor maupun distribusi dalam negeri," katanya.
Staf Ahli Utama Direktorat Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha PT KAI Franseptariko Arviantoro menjelaskan rencana kereta komuter di KITB perlu pengkajian terkait dengan demografi pekerja dan wilayah sebaran tenaga kerja.
Perkembangan permintaan layanan angkutan kereta komuter, kata dia, berdasar estimasi jumlah total tenaga kerja dalam 1 sampai 3 tahun awal.
"Kami melihat bahwa KITB akan berkembang menjadi sebuah pusat komoditas yang besar. Pusat bisnis dan tentunya pergerakan orang dan barang yang akan signifikan meningkat dari waktu ke waktu," katanya.
Baca juga: Bea Cukai Jateng/DIY jamin kemudahan izin kawasan berikat di KITB