PPMGI sosialisasikan pom minyak goreng curah kepada warga Banyumas
Banyumas (ANTARA) - Persatuan Pedagang Minyak Goreng Indonesia (PPMGI) Cabang Jawa Tengah menyosialisasikan tempat pengisian minyak goreng curah rakyat (MGCR) kepada warga Kabupaten Banyumas untuk menjamin ketersediaan di masyarakat.
Sosialisasi tersebut berbarengan dengan acara Peluncuran Pom MGCR oleh Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono di Wisata Pereng, Cilongok, Kabupaten Banyumas, Sabtu.
Ketua PPMGI Cabang Jawa Tengah Ahmad Sulthon Mudzoffar mengatakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bukan hanya negara maritim, juga negara "kelapa sawit" karena memiliki areal terbanyak di dunia.
"Dengan adanya kelangkaan (minyak goreng) tahun 2022 kemarin, itu menjadi persoalan aneh menurut kami, para pedagang goreng. Artinya, bahwa ini menjadi penting untuk menjadi satu wadah Persatuan Pedagang Minyak Goreng Indonesia," katanya.
Menurut dia, salah satu program yang dijalankan PPMGI adalah perdagangan minyak goreng curah dengan menggunakan pompa mini seperti yang digunakan oleh penjual bahan bakar minyak (BBM) eceran.
Terkait dengan alur pendistribusian minyak goreng curah, dia mengatakan nantinya di satu desa akan ada satu agen Pom MGCR, sehingga nantinya merata dan tidak ada penimbunan.
"Untuk harga minyak goreng dari kami kepada agen per hari ini (27/5) Rp12.500 per liter. Tentu saja agen dalam menjual minyak goreng curah ke konsumen tidak boleh melebihi HET (Harga Eceran Tertinggi) yang ditentukan Kementerian Perdagangan sebesar Rp14.000 per liter," jelasnya.
Ia mengatakan hingga saat ini di wilayah Jawa Tengah telah ada 10 titik Pom MGCR yang tersebar di Kabupaten Brebes, Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen.
Saat ditemui usai peluncuran, Wabup Banyumas Sadewo Tri Lastiono memberikan apresiasi atas kehadiran Pom MGCR di Kabupaten Banyumas.
"Pemerintah daerah pasti sangat mendukung. Tadi saya tanya, karena ini kaitannya dengan pemberdayaan UMKM, saya tanya ke PPGMI, modalnya berapa dan yang sudah jalan di mana," jelasnya.
Ia mengaku mendapat informasi terkait modal untuk membeli satu unit Pom MGCR berkapasitas 60 liter hingga terpasang sebesar Rp34 juta, sedangkan salah satu Pom MGCR yang sudah berjalan berada di Muara Tanjung, Cirebon, Jawa Barat.
Dalam hal ini, omzet harian yang diperoleh Pom MGCR Muara Tanjung rata-rata 100 liter dengan keuntungan kotor mencapai 20 persen.
"Saya hitung, asumsi saja ya, tenaga kerjanya 'kan orang warungnya sendiri atau UMKM, bergantian. Ambillah 5 persen untuk listrik dan ini (tenaga kerja, red.), sehingga ada keuntungan bersih 15 persen," katanya.
Ia mengatakan jika dalam satu bulan bisa meraih Rp100.000.000, berarti ada keuntungan bersih sebesar Rp15.000.000 sehingga dari modal Rp34.000.000, "break even point" (BEP) dapat tercapai dalam tiga bulan.
"Saya tadi menjanjikan kalau ini ada hitungannya dan pasti, 'cashflow'-nya dibikin, diajukan oleh komunitas UMKM ke bank, nanti saya bantu ke Bank Jateng, ke BRI, dengan kredit usaha rakyat (KUR) yang bunganya 6 persen. Saya yakin ini bisa menghidupkan seluruh UMKM di Banyumas, sehingga perlu didorong," tegasnya.
Wabup juga optimistis minyak goreng curah yang dijual dengan menggunakan Pom MGCR relatif lebih higienis jika dibandingkan penjualan secara konvensional seperti yang selama ini dilakukan pedagang.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan nota kepahaman terkait Pom MGCR antara Ketua PPMGI Cabang Jawa Tengah Ahmad Sulthon Mudzoffar, Ketua Paguyuban Pemuda Kreatif Kabupaten Banyumas Dani Dwidadi Nugroho, dan Pembina Paguyuban Pemuda Kreatif Kabupaten Cilacap Amelia Rizqi Priyantias.
Saat ditemui usai penandatangan nota kesepahaman, Pembina Paguyuban Pemuda Kreatif Kabupaten Cilacap Amelia Rizqi Priyantias mengatakan pihaknya akan menyosialisasikan Pom MGCR kepada masyarakat di Kabupaten Cilacap.
"Karena ini 'kan belum banyak diketahui oleh masyarakat, oleh pemuda juga. Jadi kami akan sosialisasikan supaya nanti berdampak baik ke masyarakat," tegas anggota DPRD Kabupaten Cilacap itu.
Sementara itu, Pembina Perhimpunan UMKM Kabupaten Banyumas Iwan Supriyanto mengatakan pihaknya sudah bertemu dengan perwakilan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas serta diminta untuk segera merapat ke Kantor Dinperindag setempat.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya diminta untuk menyosialisasikan secara masif keberadaan Pom MGCR kepada pengusaha-pengusaha kecil binaan Dinperindag Kabupaten Banyumas.
"Kami akan secepatnya menyosialisasikan secara masif di Kabupaten Banyumas," kata dia yang juga anggota DPRD Kabupaten Banyumas.
Sosialisasi tersebut berbarengan dengan acara Peluncuran Pom MGCR oleh Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono di Wisata Pereng, Cilongok, Kabupaten Banyumas, Sabtu.
Ketua PPMGI Cabang Jawa Tengah Ahmad Sulthon Mudzoffar mengatakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bukan hanya negara maritim, juga negara "kelapa sawit" karena memiliki areal terbanyak di dunia.
"Dengan adanya kelangkaan (minyak goreng) tahun 2022 kemarin, itu menjadi persoalan aneh menurut kami, para pedagang goreng. Artinya, bahwa ini menjadi penting untuk menjadi satu wadah Persatuan Pedagang Minyak Goreng Indonesia," katanya.
Menurut dia, salah satu program yang dijalankan PPMGI adalah perdagangan minyak goreng curah dengan menggunakan pompa mini seperti yang digunakan oleh penjual bahan bakar minyak (BBM) eceran.
Terkait dengan alur pendistribusian minyak goreng curah, dia mengatakan nantinya di satu desa akan ada satu agen Pom MGCR, sehingga nantinya merata dan tidak ada penimbunan.
"Untuk harga minyak goreng dari kami kepada agen per hari ini (27/5) Rp12.500 per liter. Tentu saja agen dalam menjual minyak goreng curah ke konsumen tidak boleh melebihi HET (Harga Eceran Tertinggi) yang ditentukan Kementerian Perdagangan sebesar Rp14.000 per liter," jelasnya.
Ia mengatakan hingga saat ini di wilayah Jawa Tengah telah ada 10 titik Pom MGCR yang tersebar di Kabupaten Brebes, Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen.
Saat ditemui usai peluncuran, Wabup Banyumas Sadewo Tri Lastiono memberikan apresiasi atas kehadiran Pom MGCR di Kabupaten Banyumas.
"Pemerintah daerah pasti sangat mendukung. Tadi saya tanya, karena ini kaitannya dengan pemberdayaan UMKM, saya tanya ke PPGMI, modalnya berapa dan yang sudah jalan di mana," jelasnya.
Ia mengaku mendapat informasi terkait modal untuk membeli satu unit Pom MGCR berkapasitas 60 liter hingga terpasang sebesar Rp34 juta, sedangkan salah satu Pom MGCR yang sudah berjalan berada di Muara Tanjung, Cirebon, Jawa Barat.
Dalam hal ini, omzet harian yang diperoleh Pom MGCR Muara Tanjung rata-rata 100 liter dengan keuntungan kotor mencapai 20 persen.
"Saya hitung, asumsi saja ya, tenaga kerjanya 'kan orang warungnya sendiri atau UMKM, bergantian. Ambillah 5 persen untuk listrik dan ini (tenaga kerja, red.), sehingga ada keuntungan bersih 15 persen," katanya.
Ia mengatakan jika dalam satu bulan bisa meraih Rp100.000.000, berarti ada keuntungan bersih sebesar Rp15.000.000 sehingga dari modal Rp34.000.000, "break even point" (BEP) dapat tercapai dalam tiga bulan.
"Saya tadi menjanjikan kalau ini ada hitungannya dan pasti, 'cashflow'-nya dibikin, diajukan oleh komunitas UMKM ke bank, nanti saya bantu ke Bank Jateng, ke BRI, dengan kredit usaha rakyat (KUR) yang bunganya 6 persen. Saya yakin ini bisa menghidupkan seluruh UMKM di Banyumas, sehingga perlu didorong," tegasnya.
Wabup juga optimistis minyak goreng curah yang dijual dengan menggunakan Pom MGCR relatif lebih higienis jika dibandingkan penjualan secara konvensional seperti yang selama ini dilakukan pedagang.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan nota kepahaman terkait Pom MGCR antara Ketua PPMGI Cabang Jawa Tengah Ahmad Sulthon Mudzoffar, Ketua Paguyuban Pemuda Kreatif Kabupaten Banyumas Dani Dwidadi Nugroho, dan Pembina Paguyuban Pemuda Kreatif Kabupaten Cilacap Amelia Rizqi Priyantias.
Saat ditemui usai penandatangan nota kesepahaman, Pembina Paguyuban Pemuda Kreatif Kabupaten Cilacap Amelia Rizqi Priyantias mengatakan pihaknya akan menyosialisasikan Pom MGCR kepada masyarakat di Kabupaten Cilacap.
"Karena ini 'kan belum banyak diketahui oleh masyarakat, oleh pemuda juga. Jadi kami akan sosialisasikan supaya nanti berdampak baik ke masyarakat," tegas anggota DPRD Kabupaten Cilacap itu.
Sementara itu, Pembina Perhimpunan UMKM Kabupaten Banyumas Iwan Supriyanto mengatakan pihaknya sudah bertemu dengan perwakilan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas serta diminta untuk segera merapat ke Kantor Dinperindag setempat.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya diminta untuk menyosialisasikan secara masif keberadaan Pom MGCR kepada pengusaha-pengusaha kecil binaan Dinperindag Kabupaten Banyumas.
"Kami akan secepatnya menyosialisasikan secara masif di Kabupaten Banyumas," kata dia yang juga anggota DPRD Kabupaten Banyumas.