Solo (ANTARA) - Perusahaan swasta di Klaten Aqua mengajak masyarakat menyelamatkan sumber air di lereng Gunung Merapi untuk kebutuhan para petani.
Stakeholder Relation Manager Aqua Klaten Rama Zakaria di Klaten, Senin mengatakan di wilayah Sub Daerah Aliran Sungai Pusur bagian hulu, tepatnya di tenggara Gunung Merapi Aqua Klaten menggandeng masyarakat menjaga daerah resapan dengan menanam lebih dari 141.000 pohon yang tumbuh dan termonitor secara daring dengan sistem geotagging.
Selain itu, perusahaan tersebut juga membangun sebanyak 2.650 rorak, 70 sumur resapan, dan 1 embung Tirta Mulya seluas 10.000 m2 di Desa Kemalang.
"Bersama masyarakat kami juga mengembangkan sistem panen air hujan sebanyak 141 unit. Ini untuk memastikan masyarakat di hulu mendapatkan akses air bersih yang memadai," katanya.
Beberapa upaya penyelamatan sumber air tersebut dikemas dalam program Jogo Toya. Mengenai program revitalisasi Jogo Toya tersebut, dikatakannya, Aqua Klaten melibatkan tujuh desa untuk menjaga dan memelihara saluran irigasi. Menurut dia, aktivitas tersebut juga didukung oleh pemerintah, TNI, Polri, dan elemen masyarakat yang lain.
"Air adalah sumber kehidupan yang harus dikelola dan dimanfaatkan secara bijak. Kami mengajak semua pemangku kepentingan untuk bergerak bersama dalam upaya pengelolaan dan pemanfaatan air," katanya.
Hingga saat ini, dikatakannya, sistem kelola air dengan model Jogo Toya ini mampu mengairi 300 hektar sawah dari 569 ha persawahan yang sebelumnya tidak produktif karena tidak mendapatkan aliran irigasi.
Selain itu, program ini juga mampu normalisasi 3.581 meter dari total 12.500 meter saluran irigasi sekunder dan tersier yang disebabkan karena sedimentasi serta memfungsikan 22 pintu air dari total 102 pintu air yang rusak.
"Aktivitas ini telah menjangkau 686 petani yang tergabung dalam 14 kelompok tani," katanya.
Sementara itu, sebagai bentuk kepedulian lain pada Ramadhan kali ini perusahaan tersebut juga membagikan paket sembako kepada masyarakat sekitar. Selain itu, beberapa waktu lalu Aqua juga mengadakan kegiatan buka bersama melibatkan muspika dan perangkat dari 18 desa.
Pada kegiatan tersebut hadir 6 NGO pendamping program yang juga menerima manfaat mulai masyarakat konservasi di hulu, kelompok difabel dari Inclusive Center, kelompok tani, dan juga pendampingan UMKM yang ada di daerah tengah dan hilir.