Semarang (ANTARA) -
"Guru adalah pencetak peradaban," itulah yang diyakini Qiqi, panggilan akrab Dr.Tabah Subekti, S.Pd., M.Pd.
Menurut Qiqi semua orang dapat menjadi pengajar, namun tidak semua orang mampu menjadi guru, karena seorang guru tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga harus menjadi figur yang didambakan murid serta menjadi teladan bagi masyarakat.
Ia kemudian bertekad memajukan pendidikan di daerahnya setelah menuntaskan studi doktoral di Universitas Negeri Surakarta (UNS) menjadi guru SDN 2 Ciberung, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas yang juga merupakan kampung halamannya.
Kembangkan Potensi Murid
Qiqi terus berupaya mengembangkan potensi murid dan ia menilai konsep pembelajaran yang diusung Tanoto Foundation sangat cocok untuk diterapkan, karena dapat mengaktivasi dan mengakselerasi murid, sehingga timbul kemandirian dan resiliensi yang baik dalam mengembangkan potensi dirinya.
Ia pun menjadi fasilitator daerah Program PINTAR Tanoto Foundation Kabupaten Banyumas dan banyak melakukan berbagai inovasi pembelajaran yang berfokus pada murid. Sejalan dengan konsep tersebut, Qiqi melihat dengan Kurikulum Merdeka, murid akan mampu mengembangkan potensinya untuk tumbuh matang menjadi versi terbaiknya dan kelak menjadi pilar bangsa yang unggul, kokoh, dan andal.
Baca juga: Sabet prestasi nasional berkat praktik pembelajaran berdiferensiasi
Saat pertama aplikasi Platform Merdeka Mengajar (PMM) dipasang dan diakses, Qiqi merasa telah menemukan sesuatu yang selama ini ia cari. Ia merasa bahwa kebutuhan referensi praktik pembelajaran di sekolah telah terpenuhi pada PMM, seperti cara mengelola kelas efektif dan memberi materi pelajaran yang mudah dipahami murid.
Hampir di setiap waktu senggang ia membuka PMM untuk mencari jawaban atas persoalan yang dihadapi di kelas dan untuk melakukan inovasi pembelajaran yang diinginkan murid.
Salah satu contoh referensi dari PMM yang telah ia implementasikan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah adalah konsep pembelajaran berdiferensiasi. Ia berpendapat bahwa pembelajaran ini membantu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan jauh dari rasa bosan. Pembelajaran berdiferensiasi juga membantu murid menjadi lebih tertarik mengeksplorasi materi pelajaran.
Tidak hanya untuk pengembangan murid, bagi Qiqi, PMM juga dapat digunakan sebagai sarana mengembangkan kompetensi guru melalui menu pelatihan mandiri. Guru dapat mengikuti pelatihan secara mandiri dengan waktu yang fleksibel.
Di akhir pelatihan, guru mempraktikkan aksi nyata lalu mendokumentasikan dan mengunggah laporan untuk divalidasi. Ketika sudah lulus validasi, maka guru mendapatkan sertifikat yang dapat diunduh langsung.
"Para rekan guru sekarang sudah bisa mendapatkan sarana yang semakin mudah. Guru hanya perlu mendokumentasikan praktik baiknya lalu mengemas secara menarik dan mengunggah pada PMM dalam menu bukti karya. Pada menu tersebut, guru-guru di seluruh pelosok tanah air juga dapat saling berbagi dan menginspirasi satu sama lain,” katanya.
Peserta Teraktif
Qiqi rajin mempelajari topik demi topik yang ditemukan pada PMM dan tanpa sadar hampir semua topik telah dituntaskan. Seluruh usaha yang dilakukan Qiqi tersebut, mengantarkannya menjadi peserta teraktif PMM tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Baca juga: Pembelajaran berbasis proyek dan Youtube antarkan Zulfa raih juara 1
Ia tidak menyangka ketika mendapatkan undangan langsung ke Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah untuk mendapatkan penghargaan pada akhir tahun 2022. Selain dari BBGP Jawa Tengah, ia juga mendapat penghargaan yang sama dari Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas.
Apresiasi yang diberikan secara langsung oleh BBGP Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas menjadi pemantik bagi Qiqi untuk menjadi pendidik yang lebih baik dalam berkontribusi memajukan kualitas pendidikan.
Setelah pembelajaran usai, Qiqi selalu aktif berbagi praktik baik bersama teman sejawatnya, baik secara luring maupun daring. Ia juga berharap kepada guru-guru di seluruh tanah air agar tidak ragu mendokumentasikan dan membagikan praktik baik karena melalui kegiatan berbagi inilah para guru dapat saling melengkapi satu dengan lain.
Baca juga: Solve Education Beri Penghargaan Guru Bahasa Inggris berprestasi di Semarang
Baca juga: Sudah tidak zaman pembelajaran guru model ceramah