Semarang (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Jateng mengatakan keterwakilan perempuan yang menjadi panitia pengawas pemilu tingkat kelurahan/desa di daerah ini pada Pemilu 2024 mencapai 31 persen.
“Dari 8.563 anggota panwaslu kelurahan/desa yang telah dilantik, sebanyak 2.691 orang atau 31 persen di antaranya perempuan,” kata Koordinator Divisi Sumber Daya Manusia dan Organisasi Bawaslu Jateng Gugus Risdaryanto di Semarang, Rabu.
Sementara jumlah panwaslu kelurahan/desa dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 5.872 orang atau 69 persen, katanya.
Kendati demikian, ujar dia, persentase anggota panwaslu kelurahan/desa berjenis kelamin laki-laki dan perempuan di kabupaten/kota di Jawa Tengah cukup bervariasi.
Ia mencontohkan anggota panwaslu kelurahan/desa di Kota Magelang perempuannya mencapai 47 persen, Kota Salatiga 43 persen, Kabupaten Purworejo 42 persen, Kabupaten Pati 38 persen, Kabupaten Sragen 38 persen, Kabupaten Blora 36 persen, Kabupaten Kebumen 35 persen, Kabupaten Pemalang 35 persen, dan Kabupaten Tegal 34 persen.
Bawaslu Jateng mengapresiasi atas banyaknya para perempuan yang menjadi anggota panwaslu kelurahan/desa di Jawa Tengah.
“Kami berkomitmen membuka ruang seluas-luasnya kepada para perempuan untuk menjadi penyelenggara pemilu. Dalam proses pendaftaran, jika belum ada perempuan yang mendaftar maka tahapan pendaftaran akan diperpanjang,” ujarnya.
Sebelumnya, jumlah pendaftar anggota panwaslu kelurahan/desa di Provinsi Jateng meningkat pesat karena hingga masa pendaftaran ditutup pada 19 Januari 2023, jumlah pendaftar di Jateng mencapai 24.629 orang.
Bawaslu Jateng berharap anggota panwaslu kelurahan/desa yang telah dilantik pada 5-6 Februari 2023 segera menyesuaikan diri untuk melaksanakan tugas pengawasan pemilu, apalagi saat ini tahapan terus berjalan.