Semarang (ANTARA) -
"Kami sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa punya amanah yang besar untuk menggali kebudayaan, melestarikan kebudayaan, dan juga mengembangkannya," kata Kanjeng Gusti Bhre usai bertemu Ganjar di Rumah Gubernur Jateng, Semarang, Kamis.
Bhre menjelaskan bahwa pengembangan Pura Mangkunegaran tersebut tentu harus relevan dengan perkembangan zaman sekarang.
Meski demikian dalam pengembangannya akan selalu berdasarkan pada nilai-nilai dan akar dari Mangkunegaran yang sudah ada selama ini, baik dari segi kebudayaan, pariwisata, dan pengetahuan.
"Tapi yang paling penting adalah tidak melupakan fondasi atau akarnya sendiri yaitu paugerannya, adatnya, dan tradisinya. Nilai-nilai yang ada di Pura Mangkunegaran menjadi fondasi seterusnya dan selamanya, juga untuk pengembangan kami," ujarnya.
Bhre mengungkapkan dukungan dari Ganjar Pranowo dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam upaya pengembangan Pura Mangkunegaran sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa.
Baca juga: Mangkunegaran dukung Kota Surakarta kembangkan sektor pariwisata
Dirinya menyebut dukungan Ganjar sangat luar biasa untuk Pura Mangkunegaran dan diharapkan ke depan pihaknya dan Pemprov Jateng dapat bersinergi dalam berbagai kegiatan kebudayaan.
Dalam kesempatan itu, Bhre juga menyampaikan beberapa kegiatan terdekat yang diselenggarakan oleh Pura Mangkunegaran di antaranya adalah Kirab Pusaka Malam 1 Suro yang sempat terhenti selama pandemi COVID-19 dan hanya dilakukan secara terbatas.
Kemudian, ada misi kebudayaan yang dilakukan oleh para penari Mangkunegaran untuk road show ke tiga negara.
"'Event' (Kegiatan) terdekat kami ada upacara adat kirab pusaka, malam 1 Suro, nanti tanggal 29 Juli."
Beberapa bulan ke depan kami juga ada kegiatan road show misi kebudayaan internasional dari penari kami untuk tampil di tiga negara. Jadi bulan ini kami akan ke Malaysia, tampil di sana. Bulan depan tampil di Australia, dan berikutnya di Thailand. Mohon doanya semoga bisa berjalan dengan baik dan lancar," ujarnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan keinginan KGPPA Mangkunegaran X Bhre Cakarahutomo untuk merevitalisasi keraton atau Pura Mangkunegaran sesuai dengan apa yang ada dipikirannya.
Selain untuk melestarikan dan mengembangkan budaya, revitalisasi Pura Mangkunegaran juga dapat membuka ruang publik untuk belajar kebudayaan Jawa, khususnya budaya keraton.
"Ini waktu yang tertunda dan saya senang karena Gusti Bhre ingin melakukan semacam revitalisasi keraton dengan keseniannya, dengan kebudayaannya. Beliau akan memanage kondisi keraton yang ada hari ini untuk kemudian bisa dikembangkan," katanya.
Baca juga: Setelah absen karena pandemi, Pura Mangkunegaran kembali gelar Ruwahan
Terkait dengan pengembangan keraton, Ganjar mengungkapkan bahwa sudah ada seni tari karya Gusti Bhre yang telah ditampilkan, serta ide pengembangan batik sehingga memiliki lebih banyak corak, sedangkan dari sisi pariwisata ada ide memasukkan kegiatan Dinner with The King dengan menu masakan raja tempo dulu.
"Saya tadi juga ikut membantu, mendukung ide-ide kreatif dari sisi pariwisata, budaya, dan keseniannya. Dalam konteks pariwisatanya adalah pemanfaatan keraton. Tadi idenya Dinner with The King, ternyata sudah setuju bahkan kemarin sudah dilakukan meskipun belum rutin. Nah kalau ini bisa jadi paket wisata bagus," katanya.
Untuk mendukung itu semua, Ganjar mendorong agar ada pengaturan di zona keraton bagi wisatawan misalnya zona mana saja yang tidak boleh didatangi atau dimasuki para wisatawan dan zona mana yang boleh.
Ganjar bahkan mendorong agar para wisatawan bisa merasakan bagaimana menginap di keraton.
Baca juga: Presiden Jokowi menghadiri pengukuhan KGPAA Mangkunegara X
Baca juga: Paundra temui eks Wali Kota Surakarta usai penetapan Mangkunegara X