Pekalongan (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pekalongan, Jawa Tengah membeberkan syarat sah hewan yang akan dijadikan kurban pada Hari Raya Idul Adha seiring dengan maraknya penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak.
"Hewan yang terkena penyakit mulut dan kuku dengan gejala klinis kategori ringan, seperti lepuh ringan pada celah kuku, kondisi lesu, tidak nafsu makan, dan keluar air liur lebih dari biasanya masih sah hukumnya dijadikan hewan kurban," kata Ketua MUI Kota Pekalongan Slamet Irfan di Pekalongan, Selasa.
Menurut dia, hewan ternak yang terkena penyakit mulut dan kuku dengan gejala klinis kategori berat, seperti lepuh pada kuku sampai terlepas, pincang, tidak bisa berjalan, dan menyebabkan tubuh hewan sangat kurus, hukumnya tidak sah dijadikan hewan kurban.
Baca juga: Persediaan hewan kurban di Temanggung cukup
Demikian pula hewan ternak yang terkena penyakit mulut dan kuku dengan gejala klinis kategori berat dan sembuh dalam rentang waktu yang dibolehkan untuk dijadikan kurban pada 10-13 Zulhijah, maka hewan ternak tersebut sah dijadikan hewan kurban.
Slamet menegaskan untuk hewan yang terjangkit penyakit mulut dan kuku dengan gejala klinis kategori berat, tetapi sembuh setelah lewat rentang waktu yang dibolehkan berkurban pada 10-13 Zulhijah, maka sembelihan hewan tersebut dianggap sedekah, bukan dijadikan hewan kurban.
Baca juga: Pemkot Pekalongan sosialisasi panduan penyembelihan hewan kurban
Untuk mencegah penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku, kata dia, umat Islam yang akan melakukan kurban dan pedagang wajib memastikan hewan yang akan dijadikan hewan kurban memenuhi syarat sah, khususnya dari sisi kesehatan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
""Pelaksanaan kurban tidak harus menyembelih sendiri. Panitia kurban dan serta tenaga kesehatan perlu mengawasi kondisi kesehatan hewan dan proses pemotongan, serta penanganan daging, jeroan, dan limbah," katanya.
Namun demikian, tambah dia, petani dan peternak sudah cerdas untuk menjaga stamina hewan ternak dengan memberikan jamu herbal agar ternak yang dijual atau dijadikan kurban dalam kondisi sehat.
Baca juga: Poktan Banyumas optimistis penjualan sapi tidak terdampak PMK
Berita Terkait
Tiga stasiun televisi dapat kritikan MUI
Rabu, 10 April 2024 3:35 Wib
MUI Jateng ajak lembaga menyegerakan penyaluran zakat
Sabtu, 30 Maret 2024 21:40 Wib
Masjid Sheikh Zayed edukasi pengunjung soal penggunaan air
Rabu, 27 Maret 2024 10:09 Wib
Isra Mikraj, MUI Kudus ajak berdoa demi kelancaran Pemilu 2024
Kamis, 8 Februari 2024 16:50 Wib
Ketua MUI Jateng : Pemilu 2024 sebagai pesta bukan petaka
Rabu, 27 Desember 2023 5:17 Wib
Ketua Umum MUI Jateng: Jangan golput
Selasa, 28 November 2023 12:27 Wib
LPPOM MUI Jateng: Masyarakat punya hak bertanya soal kehalalan produk
Minggu, 6 Agustus 2023 6:24 Wib
LPPOM MUI Jateng dorong pemerintah daerah penuhi sertifikasi halal RPH
Minggu, 6 Agustus 2023 6:23 Wib