Banjarnegara (ANTARA) - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, meluncurkan studio televisi (TV) daring atau "streaming" untuk mendukung penerapan kurikulum Merdeka Belajar di daerah itu.
Peluncuran studio TV "streaming" tersebut dilakukan oleh Penjabat Bupati Banjarnegara Tri Harso Widirahmanto didampingi Sekretaris Daerah Banjarnegara Indarto, Asisten Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat Tursiman, serta Pelaksana Tugas Kepala Dindikpora Agung Yusianto di Aula Dindikpora Kabupaten Banjarnegara, Selasa.
Penjabat Bupati Banjarnegara Tri Harso Widirahmanto menyambut baik hadirnya studio TV "streaming" yang dikelola Dindikpora Kabupaten Banjarnegara tersebut.
"Saya ucapkan selamat atas terobosan ini. TV ini adalah terobosan pendidikan di Banjarnegara, di mana semua bisa memanfaatkan media ini untuk melakukan sosialisasi program pendidikan, kreativitas, maupun ajang peningkatan kualitas pendidikan lainnya," katanya.
Baca juga: Hikmah di balik pandemi bagi pemangku kepentingan pendidikan
Dalam kesempatan itu, ia berkesempatan mencoba "podcast" dengan dipandu oleh Shinta Swara yang pernah menjadi "host" utama Radio Suara Banjarnegara (radio milik Pemerintah Kabupaten Banjarnegara).
Pelaksana Tugas Kepala Dindikpora Kabupaten Banjarnegara Agung Yusianto mengatakan studio TV "streaming" tersebut akan memberikan manfaat bagi tenaga pendidik maupun siswa dalam pembelajaran kurikulum Merdeka Belajar.
"Ini merupakan terobosan baru dalam dunia pendidikan di Banjarnegara, sebagai respons dari dinas kami untuk mendukung metode pembelajaran kurikulum Merdeka yang di dalamnya menyangkut kreativitas," katanya.
Terkait dengan metode dalam studio TV "streaming" tersebut, Sekretaris Dindikpora Kabupaten Banjarnegara Aziz Purwanto mengatakan hal itu bisa diberdayakan untuk pembelajaran melalui "podcast", gelar wicara, lokakarya, maupun pentas seni.
Dindikpora Kabupaten Banjarnegara memanfaatkan perkembangan teknologi dalam pendidikan, termasuk media sosial dalam pembelajaran.
"Jadi nanti media ini bisa sebagai ajang penyaluran ekspresi pendidikan, pembelajaran melalui studio, sehingga semua siswa bisa mengikuti. Ya, lewat kanal YouTube resmi kami," kata Aziz.
Baca juga: UMP gelar bimbingan teknis implementasi Merdeka Belajar-Kampus Merdeka
Baca juga: Kemendikbud sebut kebijakan Merdeka Belajar berikan banyak pilihan