Petani tembakau di Temanggung ikuti pelatihan konten kreator
Perkembangan media sosial dengan segala kelebihan dan kekurangannya perlu disikapi dengan bijak
Temanggung (ANTARA) - Puluhan kaum muda petani tembakau di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mengikuti pelatihan konten kreator yang diselenggarakan Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) dan Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI).
Sekretaris Jenderal AMTI Hananto Wibisono di Temanggung, Senin, mengatakan saat ini teknologi digital berkembang sangat pesat, salah satu komponen pentingnya adalah media sosial yang digunakan setiap hari.
"Atas dasar inilah AMTI dan APTI menginisiasi pelatihan konten kreator dan menulis bagi para petani tembakau dan generasi muda Temanggung yang digelar di Balai Desa Danupayan, Kecamatan Bulu," katanya.
Sebanyak 30 peserta mengikuti pelatihan dan diisi dengan diskusi interaktif. Berbagai pertanyaan seputar bagaimana menggunakan media sosial secara bijak, mengetahui berita dan foto yang hoaks, membuat konten yang menarik di Instagram dan Twitter hingga merampungkan rilis yang layak terbit di media massa.
"Perkembangan media sosial dengan segala kelebihan dan kekurangannya perlu disikapi dengan bijak," katanya.
Ia menuturkan mulai dari kondisi alam dan geografi daerahnya hingga cerita keseharian mereka. Temanggung punya sisi yang berbeda, yang bisa ditampilkan dengan pendekatan yang berbeda pula dari masyarakat yang sehari-hari berprofesi sebagai petani tembakau.
Baca juga: Konten hingga kreator terpopuler di TikTok 2019
Jurnalis senior Yogyakarta Warjono yang menjadi salah satu narasumber dalam kelas pelatihan ini berbagi tips dan trik terkait menulis berita yang menarik.
Warjono menekankan bahwa setiap peserta bisa menjadi narasumber yang layak dikutip dalam sebuah pemberitaan terkait Temanggung.
"Bapak, ibu dan teman-teman yang hadir saat ini juga bisa menjadi penulis berita, opini dan rilis. Yang terpenting harus dapat menyampaikan fakta. Fakta yang dibungkus dalam tulisan yang menarik, dan minimal mencakup unsur 5W+1H (what, where, who, when, why dan how)," katanya.
Selain belajar menulis berita, peserta juga diberikan pelatihan mengenai menulis di media sosial yang disampaikan Momo Siregar dari Media Center AMTI terkait bagaimana cara membuat caption, membuat foto yang menarik dan tips menghindari hoaks ditujukan kepada narasumber
"Apa yang menjadi keseharian, hal-hal yang mungkin biasa bagi teman-teman di Temanggung, bisa menjadi hal luar biasa bagi orang lain. Foto masa tanam tembakau, mempersiapkan benih, atau sekadar pemandangan Gunung Sindoro, Sumbing adalah sesuatu yang tidak setiap hari bisa dinikmati pengguna sosial media di belahan bumi lainnya," katanya.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Temanggung Siyamin berharap melalui kelas pelatihan ini para petani tembakau dan generasi muda Temanggung dapat menyuarakan kondisi riil sektor pertembakauan.
"Kenyataannya apa yang dialami para petani tembakau akhir-akhir ini adalah situasi yang tidak mudah. Semoga lewat informasi yang dibagikan di media sosial dan media massa, para pemangku kebijakan sektor industri hasil tembakau (IHT) dapat melihat fakta yang ada dan mengambil keputusan atau kebijakan yang berpihak pada petani tembakau," katanya.
Baca juga: Samsung Note10 dan10+ permudah konten kreator bikin video
Baca juga: Melalui konten kreatif, santri bisa suarakan pesan kebaikan
Sekretaris Jenderal AMTI Hananto Wibisono di Temanggung, Senin, mengatakan saat ini teknologi digital berkembang sangat pesat, salah satu komponen pentingnya adalah media sosial yang digunakan setiap hari.
"Atas dasar inilah AMTI dan APTI menginisiasi pelatihan konten kreator dan menulis bagi para petani tembakau dan generasi muda Temanggung yang digelar di Balai Desa Danupayan, Kecamatan Bulu," katanya.
Sebanyak 30 peserta mengikuti pelatihan dan diisi dengan diskusi interaktif. Berbagai pertanyaan seputar bagaimana menggunakan media sosial secara bijak, mengetahui berita dan foto yang hoaks, membuat konten yang menarik di Instagram dan Twitter hingga merampungkan rilis yang layak terbit di media massa.
"Perkembangan media sosial dengan segala kelebihan dan kekurangannya perlu disikapi dengan bijak," katanya.
Ia menuturkan mulai dari kondisi alam dan geografi daerahnya hingga cerita keseharian mereka. Temanggung punya sisi yang berbeda, yang bisa ditampilkan dengan pendekatan yang berbeda pula dari masyarakat yang sehari-hari berprofesi sebagai petani tembakau.
Baca juga: Konten hingga kreator terpopuler di TikTok 2019
Jurnalis senior Yogyakarta Warjono yang menjadi salah satu narasumber dalam kelas pelatihan ini berbagi tips dan trik terkait menulis berita yang menarik.
Warjono menekankan bahwa setiap peserta bisa menjadi narasumber yang layak dikutip dalam sebuah pemberitaan terkait Temanggung.
"Bapak, ibu dan teman-teman yang hadir saat ini juga bisa menjadi penulis berita, opini dan rilis. Yang terpenting harus dapat menyampaikan fakta. Fakta yang dibungkus dalam tulisan yang menarik, dan minimal mencakup unsur 5W+1H (what, where, who, when, why dan how)," katanya.
Selain belajar menulis berita, peserta juga diberikan pelatihan mengenai menulis di media sosial yang disampaikan Momo Siregar dari Media Center AMTI terkait bagaimana cara membuat caption, membuat foto yang menarik dan tips menghindari hoaks ditujukan kepada narasumber
"Apa yang menjadi keseharian, hal-hal yang mungkin biasa bagi teman-teman di Temanggung, bisa menjadi hal luar biasa bagi orang lain. Foto masa tanam tembakau, mempersiapkan benih, atau sekadar pemandangan Gunung Sindoro, Sumbing adalah sesuatu yang tidak setiap hari bisa dinikmati pengguna sosial media di belahan bumi lainnya," katanya.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Temanggung Siyamin berharap melalui kelas pelatihan ini para petani tembakau dan generasi muda Temanggung dapat menyuarakan kondisi riil sektor pertembakauan.
"Kenyataannya apa yang dialami para petani tembakau akhir-akhir ini adalah situasi yang tidak mudah. Semoga lewat informasi yang dibagikan di media sosial dan media massa, para pemangku kebijakan sektor industri hasil tembakau (IHT) dapat melihat fakta yang ada dan mengambil keputusan atau kebijakan yang berpihak pada petani tembakau," katanya.
Baca juga: Samsung Note10 dan10+ permudah konten kreator bikin video
Baca juga: Melalui konten kreatif, santri bisa suarakan pesan kebaikan