Semarang (ANTARA) - Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi Jawa Tengah Amir Machmud NS menyatakan pewarta dalam membuat karya jurnalistik tidak cukup dari hasil melihat, mendengar, atau merekam atas fakta-fakta, tapi harus menyajikannya dengan hati.
"Wartawan tidak cukup hanya dengan penguasaan teknis (jurnalistik) tapi harus punya hati, memiliki kepatuhan pada doktrin (etika) jurnalisme," katanya dalam Kelompok Diskusi Terarah (Focussed Group Discussion) bertajuk "Quo Vadis Pers dan Pembangunan" di Gedung DPD Jawa Tengah di Semarang, Senin.
Standar jurnalisme tersebut, kata penulis sejumlah buku jurnalisme tersebut, harus dilakukan.
Ketika Indonesia masuk era demokrasi partisipatif dan kehidupan pers tak tergantung penguasa, UU Pers memberi keleluasaan media untuk mengangkat fakta atau realitas yang diyakini kebenarannya.
"Dari realitas tersebut, media membutuhkan tangan-tangan wartawan yang punya rasa, bukan hanya keterampilan teknis. Nilai manfaat dan kebajikan apa bagi publik atas informasi yang disajikan tersebut," katanya.
Mengutip penulis buku Elemen Jurnalisme Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, Amir menegaskan bahwa tugas jurnalistik itu menyampaikan fakta-fakta dengan memberi sinar atau cahaya agar publik menemukan kebenaran itu sendiri.
Oleh karena itu, menurut dia, produk jurnalisme harus ditujukan kepada semua orang tanpa melihat latar belakang. "Jurnalisme itu untuk kita semua," katanya.
Selain Amir, FGD tersebut juga menghadirkan CEO SMN Kukrit Suryo Wicaksono dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah Abdul Kholik, dengan pemandu wartawan cum penyair Triyanto Triwikromo.
Kukrit menyatakan media harus menjadi bagian dari solusi (part of solution). Media juga harus menjadi penguat (booster) perekonomian daerah.
Kukrit, generasi ketiga Grup Suara Merdeka, menyatakan pertumbuhan ekonomi suatu daerah bagi media itu penting karena tanpa ada pertumbuhan maka media juga tidak akan tumbuh berkembang.
"Kalau ekonomi tumbuh, orang punya daya beli, bisa pasang iklan. Karena itu, media juga harus bisa berkolaborasi dengan pemerintah daerah," katanya.
Sementara itu, Anggota DPD Abdul Kholik menyatakan pandemi mengajarkan warga bahwa dengan mobilitas yang minim, pertumbuhan ekonomi harus tetap tinggi.
Pada kesempatan itu, Abdul Kholik menyerahkan Anugerah Senator Indonesia kepada Suara Merdeka yang selama 72 tahun ikut serta membangun Jawa Tengah.