Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengingatkan pemerintah daerah di 35 kabupaten/kota di provinsi itu agar selalu memperbarui data vaksinasi ke aplikasi Smile guna mencegah vaksin kedaluwarsa.
"Kemarin sudah dilaporkan ke kami ada yang telat memasukkan ke aplikasi Smile, jadi sebenarnya sudah habis, tapi memang ada yang belum habis. maka kami minta per hari ini semua diklarifikasi semua, ini sudah habis bener atau belum tercatat," kata dia di Semarang, Jumat.
Stok vaksin di daerah banyak yang kedaluwarsa, namun setelah diklarifikasi jumlahnya berkurang banyak karena sebenarnya sudah disuntikkan.
Stok vaksin yang masih dan kedaluwarsa, kata dia, sudah dikumpulkan.
Dia mengaku telah berkomunikasi dengan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) terkait dengan penanganan vaksin tersebut.
"Vaksin sudah dikumpulkan, kami minta ke BPOM apakah kalau tanggal kedaluwarsa pada tanggal itu betul-betul vaksin tidak bisa digunakan apakah masih ada jeda," ujarnya.
Menurut Ganjar, jika BPOM menyebut stok vaksin tersebut masih bisa digunakan, maka akan digunakan untuk vaksinasi penguat yang saat ini sudah dijalankan.
"Kalau masih ada jeda kita manfaatkan, toh sekarang ada kebijakan 'boosting' (menguatkan), kami bisa 'boosting' buat yang lain. 'Eman-eman' kalau tidak,” katanya.
Hingga 13 Januari 2022, tercatat sebanyak 4.350 dosis vaksin COVID-19 di delapan daerah yang kedaluwarsa dengan rincian di Kabupaten Brebes 120 dosis, Jepara 10 dosis, Klaten 20 dosis, Magelang 350 dosis, Pemalang 2.270 dosis, Purworejo 1.290, Tegal 40 dosis, dan Kota Salatiga 250 dosis.
Baca juga: Jateng dorong pembangunan rumah berbasis komunitas
Baca juga: Gubernur tunggu petunjuk pelaksanaan vaksinasi penguat di Jateng