Cilacap (ANTARA) - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati memastikan operasional kilang Pertamina Refinery Unit IV Cilacap, Jawa Tengah, tidak terganggu meskipun terjadi kebakaran di area kilang benzene dan paraxylene kompleks pertangkian T39.
"Tadi saya sudah melihat langsung situasi di sana (lokasi kebakaran, red.), terkendali. Satu titik api sudah selesai, ada satu lagi yang masih harus diselesaikan dan teman-teman masih berupaya keras untuk menyelesaikan," katanya saat konferensi pers di Head Office Pertamina RU IV Cilacap, Sabtu.
Kendati demikian, ia mengaku ada dua hal yang ingin disampaikan, yang pertama operasional kilang tidak terganggu karena kilang beroperasi normal baik untuk produk benzene dan paraxylene maupun produk lainnya seperti bahan bakar minyak (BBM), elpiji, serta lube base oil dan petrochemical.
Baca juga: Pertamina Cilacap berhasil atasi tangki yang terbakar
Baca juga: Kebakaran pada Tangki T39 berhasil dipadamkan
Dengan demikian, komitmen kepada masyarakat dalam hal penyediaan produk-produk tersebut juga tidak terganggu.
"Yang kedua, komitmen kami kepada customer khususnya pada benzene, semua sudah terpenuhi untuk industri," katanya.
Menurut dia, pihaknya juga punya cadangan benzene di PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) karena TPPI menghasilkan produk yang sama, sehingga suplai terhadap industri tidak terkendala.
Lebih lanjut, Nicke mengatakan fokus Pertamina saat ini adalah segera menyelesaikan titik kebakaran yang masih terjadi.
"Dan yang paling penting dari semalam saya tekankan, jangan sampai ada korban. Alhamdulillah semuanya safety standard sudah diterapkan, sehingga betul-betul aman areanya. Jadi, Insya Allah ini juga tidak ada risiko," katanya.
Kebakaran di kompleks pertangkian T39 Pertamina RU IV Cilacap terjadi pada hari Jumat (11/6), pukul 19.45 WIB, dan hingga saat ini masih dilakukan upaya pemadaman terhadap satu titik api di pipa outlet, sedangkan satu titik api lainnya sudah berhasil dipadamkan.
Baca juga: Kebakaran landa kilang minyak Balongan, Pertamina evakuasi warga