479 dosen Universitas Muria Kudus jalani vaksinasi COVID-19
Kudus (ANTARA) - Sebanyak 479 dosen dan tenaga kependidikan Universitas Muria Kudus, Jawa Tengah, menjalani vaksinasi COVID-19 demi mempercepat program vaksinasi dan terbentuknya kekebalan kelompok.
Menurut Rektor UMK Darsono di Kudus, Senin, vaksinasi COVID-19 terhadap ratusan dosen dan tenaga kependidikan itu sebagai tindakan preventif untuk mencegah agar tidak mudah terpapar penyakit virus corona.
"Setidaknya, ada upaya melindungi civitas akademika," ujarnya.
Baca juga: 1,65 miliar lebih dosis vaksin COVID-19 disuntikkan di seluruh dunia
Karena vaksin tersebut sebagai salah satu upaya preventif, dia meminta, semua dosen dan tenaga kependidikan untuk tetap waspada terhadap penyebaran COVID-19.
Untuk itu, kata dia, protokol kesehatan tetap harus dipatuhi, termasuk prosedur kesehatan yang dicanangkan pemerintah sebagai upaya menekan kasus penyebaran COVID-19.
Pelaksanaan vaksinasinya digelar di auditorum UMK yang dijadwalkan hari ini (24/5) dan Selasa (25/5). Jumlah dosen dan tenaga kependidikan yang divaksin diperkirakan berkurang karena ada yang sudah menjalani vaksinasi di luar, sehingga data pastinya menunggu hasil vaksinasi terakhir.
Sementara itu, dokter pelaksana vaksinasi dari Klinik Srikandi Husada Arif Adi Saputra mengungkapkan ratusan dosen dan tenaga kependidikan yang hendak menjalani vaksinasi harus dicek kondisi kesehatannya.
Setelah menerima suntikan pertama, kata dia, 28 hari kemudian mereka akan menerima suntikan vaksin yang kedua.
Dengan adanya vaksinasi tersebut, diharapkan ketika ada perkuliahan tatap muka UMK sudah siap karena semua dosen dan tenaga kependidikannya sudah menjalani vaksinasi. Sedangkan vaksinasi mahasiswanya disesuaikan dengan kebijakan masing-masing daerah asal mahasiswa tersebut.
Baca juga: AS selidiki masalah jantung pada sejumlah penerima vaksin usia muda
Baca juga: Indonesia hentikan sementara 448.480 dosis vaksin AstraZeneca batch CTMAV547
Menurut Rektor UMK Darsono di Kudus, Senin, vaksinasi COVID-19 terhadap ratusan dosen dan tenaga kependidikan itu sebagai tindakan preventif untuk mencegah agar tidak mudah terpapar penyakit virus corona.
"Setidaknya, ada upaya melindungi civitas akademika," ujarnya.
Baca juga: 1,65 miliar lebih dosis vaksin COVID-19 disuntikkan di seluruh dunia
Karena vaksin tersebut sebagai salah satu upaya preventif, dia meminta, semua dosen dan tenaga kependidikan untuk tetap waspada terhadap penyebaran COVID-19.
Untuk itu, kata dia, protokol kesehatan tetap harus dipatuhi, termasuk prosedur kesehatan yang dicanangkan pemerintah sebagai upaya menekan kasus penyebaran COVID-19.
Pelaksanaan vaksinasinya digelar di auditorum UMK yang dijadwalkan hari ini (24/5) dan Selasa (25/5). Jumlah dosen dan tenaga kependidikan yang divaksin diperkirakan berkurang karena ada yang sudah menjalani vaksinasi di luar, sehingga data pastinya menunggu hasil vaksinasi terakhir.
Sementara itu, dokter pelaksana vaksinasi dari Klinik Srikandi Husada Arif Adi Saputra mengungkapkan ratusan dosen dan tenaga kependidikan yang hendak menjalani vaksinasi harus dicek kondisi kesehatannya.
Setelah menerima suntikan pertama, kata dia, 28 hari kemudian mereka akan menerima suntikan vaksin yang kedua.
Dengan adanya vaksinasi tersebut, diharapkan ketika ada perkuliahan tatap muka UMK sudah siap karena semua dosen dan tenaga kependidikannya sudah menjalani vaksinasi. Sedangkan vaksinasi mahasiswanya disesuaikan dengan kebijakan masing-masing daerah asal mahasiswa tersebut.
Baca juga: AS selidiki masalah jantung pada sejumlah penerima vaksin usia muda
Baca juga: Indonesia hentikan sementara 448.480 dosis vaksin AstraZeneca batch CTMAV547