Pekalongan gandeng Unsoed ciptakan alat pembersih limbah
Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menggandeng Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Jenderal Sudirman (Unsoed) Purwokerto dalam menciptakan alat pembersih limbah tekstil maupun batik dengan memanfaatkan sejumlah jenis jamur.
Wali Kota Pekalongan Saelany Machfudz di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa saat ini industri batik maupun tekstil yang dikelola masyarakat banyak menghasilkan air limbah yang mencemari sungai.
"Oleh karena, berbagai upaya pemkot dilakukan seperti membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk mengurangi pencemaran limbah industri di sungai yang belum sepenuhnya optimal dengan menggandeng LPPM Unsoed," katanya.
Menurut dia, sebenarnya pemkot juga telah membangun lima unit instalasi pengolah air limbah di beberapa titik dan bantuan IPAL komunal dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sebagai upaya mengantisipasi pencemaran limbah ke sungai.
Namun, kata dia, IPAL yang sudah dibangun belum semuanya berfungsi dam masih kurang optimal sehingga pemkot berupaya melaksanakan fasilitasi untuk kepentingan masyarakat dalam meningkatkan derajat kesejahteran masyarakat.
"Hanya saja, kami masih sulit mengendalikan bibit limbah yang mencemari sungai karena limbah yang bermuara di wilayah Kota Pekalongan juga berasal dari hulu sungai di wilayah Kabupaten Pekalongan," katanya.
Kepala Bappeda Kota Pekalongan Anita Heru Kusumorini mengatakan penanganan limbah menjadi problema yang harus segera dituntaskan karena pencemaran di sungai sudah cukup relatif parah.
Bahkan, kata dia, IPAL yg dibangun oleh dinas lingkungan hidup juga dinilai belum berfungsi optimal karena kondisi wilayah yang relatif datar sehingga ada limbah industri yang tidak bisa dialirkan ke IPAL.
Menurut dia, perlu adanya upaya agar limbah dari industri kecil dan rumah tangga bisa dioleh maksimal agar air dari proses limbah saat masuk ke sungai dalam kondisi bersih.
"Alhamdulillah, kami menyambut baik adanya penelitian dari Unsoed bekerja sama dengan PSDKP Cilacap untuk menanganai limbah perairan khususnya bidang perikanan dan kelautan," katanya.
Wali Kota Pekalongan Saelany Machfudz di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa saat ini industri batik maupun tekstil yang dikelola masyarakat banyak menghasilkan air limbah yang mencemari sungai.
"Oleh karena, berbagai upaya pemkot dilakukan seperti membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk mengurangi pencemaran limbah industri di sungai yang belum sepenuhnya optimal dengan menggandeng LPPM Unsoed," katanya.
Menurut dia, sebenarnya pemkot juga telah membangun lima unit instalasi pengolah air limbah di beberapa titik dan bantuan IPAL komunal dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sebagai upaya mengantisipasi pencemaran limbah ke sungai.
Namun, kata dia, IPAL yang sudah dibangun belum semuanya berfungsi dam masih kurang optimal sehingga pemkot berupaya melaksanakan fasilitasi untuk kepentingan masyarakat dalam meningkatkan derajat kesejahteran masyarakat.
"Hanya saja, kami masih sulit mengendalikan bibit limbah yang mencemari sungai karena limbah yang bermuara di wilayah Kota Pekalongan juga berasal dari hulu sungai di wilayah Kabupaten Pekalongan," katanya.
Kepala Bappeda Kota Pekalongan Anita Heru Kusumorini mengatakan penanganan limbah menjadi problema yang harus segera dituntaskan karena pencemaran di sungai sudah cukup relatif parah.
Bahkan, kata dia, IPAL yg dibangun oleh dinas lingkungan hidup juga dinilai belum berfungsi optimal karena kondisi wilayah yang relatif datar sehingga ada limbah industri yang tidak bisa dialirkan ke IPAL.
Menurut dia, perlu adanya upaya agar limbah dari industri kecil dan rumah tangga bisa dioleh maksimal agar air dari proses limbah saat masuk ke sungai dalam kondisi bersih.
"Alhamdulillah, kami menyambut baik adanya penelitian dari Unsoed bekerja sama dengan PSDKP Cilacap untuk menanganai limbah perairan khususnya bidang perikanan dan kelautan," katanya.